Kamis, 29 Oktober 2015

Khutbah Idul Adhah

Rela Berkorban di Hari Raya Qurban
Oleh : Ust. Sumanto, M. Pd. I
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (×3)اللهُ اَكبَرْ (×3
اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدُ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ , اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ , اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ , اَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ     مُسْلِمُوْنَ , قال الله تعاى في القرآن العظيم :
!$¯RÎ) š»oYøsÜôãr& trOöqs3ø9$# ÇÊÈ Èe@|Ásù y7În/tÏ9 öptùU$#ur ÇËÈ žcÎ) št¥ÏR$x© uqèd çŽtIö/F{$# ÇÌÈ
Allahu Akbar. 3x walillahilhamd
Jama’ah sholat idul adhah rahimakumullah
Puji dan syukur, senantiasa kita haturkan kehadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan ni’mat dan karunia-Nya kepada kita setiap saat, tidak ada satu detikpun hidup yang kita jalani ini, kecuali pada saat itu ada ni’mat Allah yang menyertai kita. Udara yang sedang kita hirup, darah yang masih mengalir di tubuh, denyut jantung yang tak pernah berhenti, serta ni’mat lainnya yang takkan pernah bisa kita hitung jumlahnya. Itu artinya, bahwa Allah SWT tidak pernah melupakan hamba-Nya meskipun sesaat, Allah SWT tidak pernah minta ganti rugi atas semua ni’mat yang telah diberikan, akan tetapi hamba-Nyalah, yang sering melupakan Dia, bahkan sebagian dari hamba-hamba-Nya, justru menggunakan ni’mat yang diberikan untuk berbuat maksiat kepada-Nya. Kita tidak bisa membayangkan seandainya kita tidak diberikan mata, atau mungkin mata kita dibutakan oleh Allah, tentu  Kita tidak bisa melihat anak-anak kita yang lucu, kita tidak bisa melihat duni ini. Lalu bagaimana seandainya Allah tidak memberikan kita kaki dan tangan?apakah kita bisa berjalan dan mengambil sesuatu?subhanallah, sungguh besar karuniaMu ya Allah, Untuk itu saudara-saudaraku,mari kita syukuri dan kita renungkan,sudah maksimalkah pengabdian kita kepada Allah, semoga kita tidak termasuk kedalam golongan orang yang kufur, akan tetapi kita harus jadi hamba-Nya yang selalu bersyukur, agar ni’mat itu selalu bertambah dan barokah bagi kita. Allah SWT berfirman:
øŒÎ)ur šc©Œr's? öNä3š/u ûÈõs9 óOè?öx6x© öNä3¯RyƒÎV{ ( ûÈõs9ur ÷LänöxÿŸ2 ¨bÎ) Î1#xtã ÓƒÏt±s9 ÇÐÈ
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Shalawat dan salam, juga selalu kita perbanyak untuk Rasulullah SAW, yang telah berjuang dan mengorbankan segala-galanya untuk kemaslahatan dan kebahagiaan umatnya, baik didunia maupun diakhirat. Semoga saja, kecintaan kita kepada Beliau, selalu bertambah dan takkan pernah pudar, dan kita berharap, semoga ungkapan shalawat yang selalu membasahi lidah dan bibir kita, membuat kita menjadi orang yang berhak mendapat syafa’atnya di yaumil mahsyar nanti. Amin. Selanjutnya marilah selalu bertakwa kepada Allah, kapanpun dan dimanapun kita berada.
Allahu Akbar. 3x walillahilhamd
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah
Hari ini, kita kembali menjadi saksi betapa luasnya kasih-sayang Allah Azza wa Jalla kepada kita semua. Pagi hari ini, kita kembali merasakan betapa besarnya rahmat dan ampunanNya untuk kita semua.
Dosa demi dosa kita kerjakan nyaris sepanjang hari. Perintah demi perintahNya hampir kita abaikan setiap saat. Tapi lihatlah, Allah Azza wa Jalla yang Maha Pengasih itu tidak pernah bosan memberikan kesempatan demi kesempatan kepada kita untuk bertaubat dan kembali padaNya. Allah Azza wa Jalla yang Maha Penyayang itu tidak pernah menutup pintu ampunanNya yang luas.
Allahu Akbar. 3x walillahilhamd
Ketika fajar menyinsing, pada hari ini, kita mendengar bukan hanya gemuruh suara takbir yang membesarkan Allah. Jauh dalam lubuk hati yang paling dalam, kita mendengar gemuruh perasaan yang mengharukan, gemuruh suara kepedihan dan kesedihan, serta kegembiraan, gemuruh tangis dan tawa. Kita menangis karena belum tentu kita akan bertemu kembali dengan Idhul adhah yang akan datang, kita bergembira dan tertawa karena kita masih dipertemukan oleh Allah dengan hari Raya ‘Idhula Adhah 1436 H.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah
Perlahan-lahan, marilah kita kosongkan pikiran kita sejenak, marilah kita ingat orang-orang yang kita cintai dan kita sayangi dalam hidup ini. Kenanglah ayah- ibu kita, kakek-nenek kita, suami-istri, kakak-adik kita, kerabat-tetangga kita, atau siapapun mereka, yang pada hari ini tidak dapat berbagi kebahagian bersama-sama  kita. Mungkin ada diantara mereka, yang sekarang ini lagi diperantauan, mungkin lagi terbaring sakit tak berdaya, atau mungkin ada yang sudah dipanggil oleh Allah untuk menghadap-Nya.
Kemanakah ayah ibu, yang pada lebaran lalu memeluk dan menyambut uluran tangan kita dengan kasih sayangnya?kemanakah kakek atau nenek, yang pada lebaran lalu masih mencium kita? Kemanakah suami atau istri, yang pada lebaran lalu masih bersama-sama dengan kita? Kemanakah kakak atau adik, yang pada lebaran lalu masih berbagi kebahagiaan bersama kita? Kemanakah tetangga, sahabat, yang lebaran lalu masih sempat menyalami dan mengirimkan kartu lebaran atau mengirim sms mengucapkan selamat hari Raya kepada kita? Yaa Allah hari ini mereka tidak dapat berlebaran bersama kami, tidak bisa kami ulurkan tangan untuk meminta maaf atas dosa-dosa kami, kesalahan dan kekhilafan kepada mereka. Tidak bisa kami undang mereka untuk berkumpul bersama kami. Oleh karena itu kami memohon kepada-Mu ya Allah, masukanlah rasa bahagia kepada mereka. Harumkanlah kuburan mereka  dengan wewangian do’a-do’a kami. Sampaikanlah salam dan do’a kami yang tulus kepada mereka, ringankanlah beban dan azab yang menimpa mereka di dalam kubur.
Allahu Akbar. 3x walillahilhamd
Jama’ah sholat ‘Idul Adhah yang di muliakan Allah
Pada hari yang mulia ini, seluruh umat Islam di seluruh dunia memperingati hari raya Idul Adha atau hari raya qurban. Sehari sebelumnya, jutaan umat Islam yang ada didunia menunaikan ibadah haji wukuf di padang Arafah, berkumpul di Arafah dengan memakai kain ihram putih, sebagai lambang kesetaraan derajat manusia di sisi Allah, tidak ada keistimewaan  antar satu bangsa dengan bangsa yang lainnya, tidak ada yang membedakan antara sikulit putih dengan sikulit hitam, sikaya dengan simiskin, pejabat dengan rakyat biasa, semuanya sama dihadapan Allah, yang membedakannya hanyalah ketakwaan kepada Allah SWT.” inna akromakum ‘indallahi atkokum
Hadirin Jama’ah Idul Adha  Rahimakumullah,
Takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh muka bumi ini sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang datang menunaikan panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang kelima.
Mereka yang menunaikan haji dengan penuh semangat dan kekhusyukan melantunkan pernyataan tauhid yang berulang-ulang:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لا شَرِيكَ لَكَ
Kami penuhi panggilan-Mu ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu Ya Allah, tiada sekutu bagi-Mu, kami penuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala pujian,  nikmat dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagimu…
Jama’ah sholat ‘Idul Adhah yang di muliakan Allah
Di hari Raya Idhul Adhah atau juga yang disebut dengan hari raya Qurban ini, kita kembali diingatkan dengan sebuah peristawa yang bersejarah sepanjang kehidupan umat manusia, kisah tentang kasih sayang sorang bapak kepada anaknya, kisah tentang patuh dan ta’atnya seorang anak kepada Allah dan bapaknya, kisah dua orang hamba Allah yang selalu taat dan sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT, kisah seorang ayah yang diperintah oleh Allah untuk mengorbankan sibuah hatinya sendiri, dan kisah seorang anak yang sholeh, yang rela mengorbankan jiwa dan raganya demi menjalankan perintah Allah SWT, yaitu kisah Nabi Ibrahim as (khalilullah), dan Nabi Isma’il as, yang diuji oleh Allah kesabarannya, agar mengorbankan dan menyembelih anak yang sangat disayanginya, dengan kebesaran Allah, sibuah hati yang akan disembelih tersebut, diganti oleh Allah SWT, dengan seekor domba. Sebagaiman firman Allah dalam Al-Qur’an:
$¬Hs>sù x÷n=t/ çmyètB zÓ÷ë¡¡9$# tA$s% ¢Óo_ç6»tƒ þÎoTÎ) 3ur& Îû ÏQ$uZyJø9$# þÎoTr& y7çtr2øŒr& öÝàR$$sù #sŒ$tB 2ts? 4 tA$s% ÏMt/r'¯»tƒ ö@yèøù$# $tB ãtB÷sè? ( þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$# z`ÏB tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÉËÈ
Artinya:”Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Hadirin jama’h solat ‘id rahimakumullah
Dari runtutan kisah perjalanan Nabiyullah Ibrahim as tadi, kiranya dihari idul adha ini, ada beberapa ‘ibrah, pelajaran dan hikmah yang bisa kita ambil dan kita laksanakan.
Pertama, ibrahim berserta keluarganya memberikan tauladan kepada kita, yaitu sebuah nilai kepatuhan dan ketaatan tanpa batas yang didasari dengan keimanan dan ketakwaan yang kuat.
Dimasa sekarang ini tantangan kehidupan yang kita hadapi semakin hari semakin berat, mencari kerja semakin susah, fasilitas umum semakin mahal, harga-harga bahan pokok melambung tinggi, kondisi ekonomi tiada menentu, nilai tukar rupiah semakin merosot, andaikan saja iman kita tidak kokoh, mudah goyah, niscaya kita akan pesimis dan putus asa dalam menghadapinya.
Begitupun kita mesti senantiasa patuh dan taat atas perintah Allah tanpa basa basi, tak perlu takut miskin karena berkurban dan bersedekah, tak perlu takut mati atau tersiksa karena berhaji, selama itu perintah Allah dengan penuh keyakinan kita jalankan, bahwa tiada mungkin Allah akan mendzalimi hamba-Nya. Setiap harta yang kita keluarkan niscaya Allah akan menggantikannya. Allah SWt berfirman:
ö@è% ¨bÎ) În1u äÝÝ¡ö6tƒ s-øÎh9$# `yJÏ9 âä!$t±o ô`ÏB ¾ÍnÏŠ$t7Ïã âÏø)tƒur ¼çms9 4 !$tBur OçFø)xÿRr& `ÏiB &äóÓx« uqßgsù ¼çmàÿÎ=øƒä ( uqèdur çŽöyz šúüÏ%꧍9$# ÇÌÒÈ
Artinya:Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba’:39)
Kedua, Sabar, Sabar dalam menjalankan ibadah, meskipun shalat subuh terasa berat dilaksanakan, walaupun untuk membuka kelopak mata terasa berat, karena hanyut dalam mimpi yang dikenadlikan oleh bujuk rayuan syaitan, ditambah lagi dengan keadaan cuaca yang dingin, tak jarang diantara kita rela meninggalkan waktu subuh, oleh karena itu, yuk kita berusaha dengan sabar, terus berjuang mengerjakan perintah Allah, meskipun banyak rintangan dan godaan, begitu juga shalat berjamaah di mesjid walau terasa lelah sepulang kerja ? mari  kita sabar dalam melaksanakannya. Kemudian Sabar dalam menjauhi maksiat, tak jarang kita melihat dijalanan sana, para gadis-gadis berparas cantik dan molek menggoda mata, dikarnakan busana yang mereka pakai tidak sesuai lagi dengan tuntunan syari’at islam, dikantor celah-celah korupsi dan kolusi begitu mudah mempengaruhi kita, oleh karena itu mari selalu sabar dalam menghadapinya, dan terus berjuang untuk menjauhinya. Sabar dalam menerima cobaan, ujian serta segala kepedihan yang kita dapatkan, dengan penuh keimanan, kita yakini itu sebagai takdir Tuhan, dan dengan penuh ke optimisan kita berikhtiar untuk merubah keadaan. إن الله مع الصابرين
Artinya : Seseungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”
Ketiga, keiklasan, Untuk menguji kecintaannya, Ibrahim diuji untuk mengorbakan anak dan harta yang paling dicintainya, begitupun kita, sudah relakah kita mengorbankan harta yang paling kita cintai dan yang paling kita senangi untuk Allah ? sudahkah kita menyisihkan sebagian harta kita untuk saling berbagi dihari yang berbahagia ini? Memang berat mengorbankan sesuatu yang sangat kita cintai untuk diberikan kepada orang lain, hanya orang yang beriman, ikhlas, dan bertakwa yang bisa melakukannya. Allah SWT berfirman:
`s9 (#qä9$oYs? §ŽÉ9ø9$# 4Ó®Lym (#qà)ÏÿZè? $£JÏB šcq6ÏtéB 4 $tBur (#qà)ÏÿZè? `ÏB &äóÓx« ¨bÎ*sù ©!$# ¾ÏmÎ/ ÒOŠÎ=tæ ÇÒËÈ
Artinya:Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Al-imron: 92)
Jangalah bersedekah dengan barang yang buruk, makanan sisa, tapi bersedekahlah dengan sesuatu yang baik yang akan membuat senang dan bermanfaat bagi yang menerimanya.
Keempat, taqarub atau mendekatkan diri kepada Allah. Salah satu tujuan dari ibadah qurban adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, bukan untuk kesombongan, bukan untuk dipuji oleh orang lain, bukan untuk dihormati dan disenangi oleh tetangga. Allah tidak menilai seberapa berat daging, dan seberapa banyak hewan yang kita kurbankan, yang dinilai Allah, hanyalah ketakwaan,keikhlasan dan kerelaan untuk mau berkurban. Sebagaimana firman Allah SWT:
`s9 tA$uZtƒ ©!$# $ygãBqçté: Ÿwur $ydät!$tBÏŠ `Å3»s9ur ã&è!$uZtƒ 3uqø)­G9$# öNä3ZÏB 4 . ÇÌÐÈ
Artinya:Daging-daging dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. (QS.Al-haj:37)
Kelima, nilai sosial, Qurban mengajarkan kepada kita untuk senantiasa memiliki rasa sosial yang tinggi, menebar rasa kasih sayang kepada sesama manusia, baik yang seagama maupun yang berbeda keyakinan…
Allahu Akbar. 3x walillahilhamd
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah.
Pada kesempatan ini juga, marilah kita berusaha menjauhi segala dosa yang menyebabkan kita sengsara di dunia maupun di akhirat, serta dosa yang menyebabkan diturunkannya bencana kepada kita. Kemarau yang panjang menjadi bukti bagi kita. Dalam hal ini Rasulullah SAW sudah mengingatkan kepada kita semua.  
Pertama, bahwa bila kemaksiatan dan kemungkaran terjadi pada suatu kaum dengan terang-terangan, perjudian yang semakin merajalela, pelacuran, prostitusi dan perzinaan serta kasus-kasus perkosaan yang hampir setiap hari menghiasi halaman surat kabar, maka sungguh Allah akan menimpakan kepada penduduk negeri tersebut bencana dengan wabah penyakit (tho’un) yang tidak akan pernah ada obatnya dan tidak pernah dialami oleh umat-umat seblumnya. Penyakit Aids yang ditemukan pada penghujung tahun 1980 adalah bukti siksa Allah atas penyimpangan moral yang dilakukan manusia. Di dalam Konfrensi AIDS sedunia di Amsterdam. Disebutkan bahwa Penyakit Aids dapat menularkan tiga penderita dalam satu menit, dan pada dekade tahun 2000 kedepan diprediksikan penderita Aids mencapai 110 juta jiwa, yang berarti satu di antara lima puluh penduduk dunia dinyatakan positif mengidap menyakit tersebut, sedangkan 65% penderitanya adalah anak-anak remaja (ABG). Adapun penu-larannya 90% adalah melalui hubungan badan di luar nikah, pelacuran dan prostitusi, dan yang sejenisnya.
Selanjutnya yang kedua, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan bahwa bila suatu kaum telah mengurangi takaran dan timbangannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada kaum tersebut dengan bencana berupa paceklik sepanjang tahun, serta berkuasanya pemimpin-pemimpin yang bengis dan bejat moralnya (diktator), pemimpin-pemimpin yang akan menindas bangsanya sendiri.
Selanjutnya yang ketiga: Tidaklah suatu kaum yang enggan mengeluarkan zakat malnya, baik para petani, pedagang, pengusaha dan orang-orang berkewajiban mengeluarkan zakatnya, kemudian mereka tidak mengeluarkannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada mereka siksa dan malapetaka dengan tidak diturunkannya hujan dari langit, dan bila karena tidak ada binatang ternak, niscaya Allah tidak akan menurunkan hujan selama-lamanya, maknanya bahwa Allah lebih mencintai binatang-binatang ternak dibandingkan orang-orang berharta namun tidak mengeluarkan zakat hartanya.
Yang keempat: Tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara dirinya dengan Allah dan RasulNya, melainkan Allah akan mendatangkan kepada mereka musuh-musuh yang bukan dari golongan mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada pada mereka.
Selanjutnya yang kelima: Bahwa sungguh tidaklah suatu kaum, dimana pemimpin-pemimpin mereka, imam-imam mereka sudah tidak tunduk dan berhukum dengan Kitabullah Al-Qur’an, maka Allah akan mengadzab mereka dengan kesengsaraan dan perpecahan di antara mereka. Allahu Akbar. 3x walillahilhamd
Bila kita mencermati lebih dalam sesungguhnya banyak ayat Al-Qur’an yang mengisahkan tentang dibinasakannya dan ditimpa bencana umat-umat terdahulu sebagai ibroh (pelajaran) bagi umat yang datang kemudian. Oleh karena itu marilah kita selalu mendekatkan diri kepada Allah, supaya Allah memberikan keberkahan kepada kita, baik dari langit maupun dari bumi, serta diturunkanya hujan, sehingga kemarau yang berkepanjangan dan kabut asap yang kita alami saat ini segera berkhir. Amin ya robbal ‘alamin.
Demikianlah khutbah hari raya idul adhah 1436 H pada kesempatan ini, semoga bermanfaat dan menjadi pencerahan bagi kita semua. Allahu Akbar. 3x walillahilhamd
بارك الله لي ولكم فى القرأن العظيم, ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم, وتقبل مني ومنكم تلاوته, إنه هو السميع العليم, أقول قول هذا وأستغفر الله لي ولكم, ولوالدينا ولوالديكم, ولسائر المسلمين و المسلمات, والمؤمنين والمؤمنات, فاستغفروه من كل ذنب, إنه هو الغفور الرحيم .........
KHUTBAH KEDUA:

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ, وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ , وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ, وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ                              
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ                                                               
                                                                            

















tûïÏ%©!$#ur šcrèŒ÷sムšúüÏZÏB÷sßJø9$# ÏM»oYÏB÷sßJø9$#ur ÎŽötóÎ/ $tB (#qç6|¡oKò2$# Ïs)sù (#qè=yJtFôm$# $YZ»tFôgç/ $VJøOÎ)ur $YYÎ6B ÇÎÑÈ
58.  Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka Telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.

Èe@ä3Ï9ur >p¨Bé& ×@y_r& ( #sŒÎ*sù uä!%y` öNßgè=y_r& Ÿw tbrãÅzù'tGó¡o Zptã$y ( Ÿwur šcqãBÏø)tGó¡o ÇÌÍÈ
34.  Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu[537]; Maka apabila Telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.

[537]  Maksudnya: tiap-tiap bangsa mempunyai batas waktu kejayaan atau keruntuhan.

ôs% yxn=øùr& `tB $yg8©.y ÇÒÈ ôs%ur z>%s{ `tB $yg9¢yŠ ÇÊÉÈ
9.  Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10.  Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

þÎûur öNÎgÏ9ºuqøBr& A,ym È@ͬ!$¡¡=Ïj9 ÏQrãóspRùQ$#ur ÇÊÒÈ
19.  Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian[1417].

[1417]  Orang miskin yang tidak mendapat bagian maksudnya ialah orang miskin yang tidak meminta-minta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar