Rela Berkorban di Hari Raya Qurban
Oleh : Ust. Sumanto, M. Pd. I
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (×3)اللهُ اَكبَرْ (×3
اللهُ
اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً
وَأصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ
اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ
للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدُ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ ,
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ
اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ , اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ , اَمَّا بَعْدُ
: فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ
وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ , قال الله
تعاى في القرآن العظيم :
!$¯RÎ) š»oYø‹sÜôãr& trOöqs3ø9$# ÇÊÈ Èe@|Ásù y7În/tÏ9 öptùU$#ur ÇËÈ žcÎ) št¥ÏR$x© uqèd çŽtIö/F{$# ÇÌÈ
Allahu
Akbar. 3x walillahilhamd
Jama’ah
sholat idul adhah rahimakumullah
Puji
dan syukur, senantiasa kita haturkan kehadirat Allah SWT, yang selalu
melimpahkan ni’mat dan karunia-Nya kepada kita setiap saat, tidak ada satu
detikpun hidup yang kita jalani ini, kecuali pada saat itu ada ni’mat Allah
yang menyertai kita. Udara yang sedang kita hirup, darah yang masih mengalir di
tubuh, denyut jantung yang tak pernah berhenti, serta ni’mat lainnya yang
takkan pernah bisa kita hitung jumlahnya. Itu artinya, bahwa Allah SWT tidak
pernah melupakan hamba-Nya meskipun sesaat, Allah SWT tidak pernah minta ganti
rugi atas semua ni’mat yang telah diberikan, akan tetapi hamba-Nyalah, yang
sering melupakan Dia, bahkan sebagian dari hamba-hamba-Nya, justru menggunakan ni’mat
yang diberikan untuk berbuat maksiat kepada-Nya. Kita tidak bisa membayangkan
seandainya kita tidak diberikan mata, atau mungkin mata kita dibutakan oleh
Allah, tentu Kita tidak bisa melihat
anak-anak kita yang lucu, kita tidak bisa melihat duni ini. Lalu bagaimana
seandainya Allah tidak memberikan kita kaki dan tangan?apakah kita bisa
berjalan dan mengambil sesuatu?subhanallah, sungguh besar karuniaMu ya Allah,
Untuk itu saudara-saudaraku,mari kita syukuri dan kita renungkan,sudah
maksimalkah pengabdian kita kepada Allah, semoga kita tidak termasuk kedalam
golongan orang yang kufur, akan tetapi kita harus jadi hamba-Nya yang selalu bersyukur,
agar ni’mat itu selalu bertambah dan barokah bagi kita. Allah SWT berfirman:
øŒÎ)ur šc©Œr's? öNä3š/u‘ ûÈõs9 óOè?öx6x© öNä3¯Ry‰ƒÎ—V{ ( ûÈõs9ur ÷LänöxÿŸ2 ¨bÎ) ’Î1#x‹tã Ó‰ƒÏ‰t±s9 ÇÐÈ
Artinya:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Shalawat
dan salam, juga selalu kita perbanyak untuk Rasulullah SAW, yang telah berjuang
dan mengorbankan segala-galanya untuk kemaslahatan dan kebahagiaan umatnya,
baik didunia maupun diakhirat. Semoga saja, kecintaan kita kepada Beliau,
selalu bertambah dan takkan pernah pudar, dan kita berharap, semoga ungkapan
shalawat yang selalu membasahi lidah dan bibir kita, membuat kita menjadi orang
yang berhak mendapat syafa’atnya di yaumil mahsyar nanti. Amin.
Selanjutnya marilah selalu bertakwa kepada Allah, kapanpun dan dimanapun kita
berada.
Allahu
Akbar. 3x walillahilhamd
Kaum
muslimin dan muslimat rahimakumullah
Hari ini, kita kembali menjadi saksi
betapa luasnya kasih-sayang Allah Azza wa Jalla kepada kita
semua. Pagi hari ini, kita kembali merasakan betapa besarnya rahmat dan
ampunanNya untuk kita semua.
Dosa demi dosa kita kerjakan nyaris
sepanjang hari. Perintah demi perintahNya hampir kita abaikan setiap saat. Tapi
lihatlah, Allah Azza wa Jalla yang Maha Pengasih itu tidak
pernah bosan memberikan kesempatan demi kesempatan kepada kita untuk bertaubat
dan kembali padaNya. Allah Azza wa Jalla yang Maha Penyayang
itu tidak pernah menutup pintu ampunanNya yang luas.
Allahu
Akbar. 3x walillahilhamd
Ketika
fajar menyinsing, pada hari ini, kita mendengar bukan hanya gemuruh suara
takbir yang membesarkan Allah. Jauh dalam lubuk hati yang paling dalam, kita
mendengar gemuruh perasaan yang mengharukan, gemuruh suara kepedihan dan
kesedihan, serta kegembiraan, gemuruh tangis dan tawa. Kita menangis karena
belum tentu kita akan bertemu kembali dengan Idhul adhah yang akan datang, kita
bergembira dan tertawa karena kita masih dipertemukan oleh Allah dengan hari
Raya ‘Idhula Adhah 1436 H.
Kaum
muslimin dan muslimat rahimakumullah
Perlahan-lahan,
marilah kita kosongkan pikiran kita sejenak, marilah kita ingat orang-orang
yang kita cintai dan kita sayangi dalam hidup ini. Kenanglah ayah- ibu kita,
kakek-nenek kita, suami-istri, kakak-adik kita, kerabat-tetangga kita, atau
siapapun mereka, yang pada hari ini tidak dapat berbagi kebahagian
bersama-sama kita. Mungkin ada diantara
mereka, yang sekarang ini lagi diperantauan, mungkin lagi terbaring sakit tak
berdaya, atau mungkin ada yang sudah dipanggil oleh Allah untuk menghadap-Nya.
Kemanakah
ayah ibu, yang pada lebaran lalu memeluk dan menyambut uluran tangan kita
dengan kasih sayangnya?kemanakah kakek atau nenek, yang pada lebaran lalu masih
mencium kita? Kemanakah suami atau istri, yang pada lebaran lalu masih bersama-sama
dengan kita? Kemanakah kakak atau adik, yang pada lebaran lalu masih berbagi
kebahagiaan bersama kita? Kemanakah tetangga, sahabat, yang lebaran lalu masih
sempat menyalami dan mengirimkan kartu lebaran atau mengirim sms mengucapkan selamat
hari Raya kepada kita? Yaa Allah hari ini mereka tidak dapat berlebaran bersama
kami, tidak bisa kami ulurkan tangan untuk meminta maaf atas dosa-dosa kami,
kesalahan dan kekhilafan kepada mereka. Tidak bisa kami undang mereka untuk
berkumpul bersama kami. Oleh karena itu kami memohon kepada-Mu ya Allah,
masukanlah rasa bahagia kepada mereka. Harumkanlah kuburan mereka dengan wewangian do’a-do’a kami. Sampaikanlah
salam dan do’a kami yang tulus kepada mereka, ringankanlah beban dan azab yang
menimpa mereka di dalam kubur.
Allahu
Akbar. 3x walillahilhamd
Jama’ah sholat ‘Idul Adhah yang di muliakan Allah
Pada hari yang mulia
ini, seluruh umat Islam di seluruh dunia memperingati hari raya Idul Adha atau
hari raya qurban. Sehari sebelumnya, jutaan umat Islam yang ada didunia menunaikan
ibadah haji wukuf di padang Arafah, berkumpul di Arafah dengan memakai kain ihram
putih, sebagai lambang kesetaraan derajat manusia di sisi Allah, tidak ada
keistimewaan antar satu bangsa dengan bangsa yang lainnya, tidak ada yang
membedakan antara sikulit putih dengan sikulit hitam, sikaya dengan simiskin,
pejabat dengan rakyat biasa, semuanya sama dihadapan Allah, yang membedakannya
hanyalah ketakwaan kepada Allah SWT.” inna akromakum ‘indallahi atkokum”
Hadirin
Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah,
Takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh
muka bumi ini sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang datang menunaikan
panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang
kelima.
Mereka yang
menunaikan haji dengan penuh semangat dan kekhusyukan melantunkan pernyataan
tauhid yang berulang-ulang:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لا شَرِيكَ
لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لا شَرِيكَ لَكَ
Kami penuhi
panggilan-Mu ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu Ya Allah, kami penuhi
panggilan-Mu Ya Allah, tiada sekutu bagi-Mu, kami penuhi panggilan-Mu,
sesungguhnya segala pujian, nikmat dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada
sekutu bagimu…
Jama’ah sholat ‘Idul Adhah yang di muliakan Allah
Di
hari Raya Idhul Adhah atau juga yang disebut dengan hari raya Qurban ini, kita
kembali diingatkan dengan sebuah peristawa yang bersejarah sepanjang kehidupan
umat manusia, kisah tentang kasih sayang sorang bapak kepada anaknya, kisah
tentang patuh dan ta’atnya seorang anak kepada Allah dan bapaknya, kisah dua
orang hamba Allah yang selalu taat dan sabar dalam menjalankan perintah Allah
SWT, kisah seorang ayah yang diperintah oleh Allah untuk mengorbankan sibuah
hatinya sendiri, dan kisah seorang anak yang sholeh, yang rela mengorbankan
jiwa dan raganya demi menjalankan perintah Allah SWT, yaitu kisah Nabi Ibrahim
as (khalilullah), dan Nabi Isma’il as, yang diuji oleh Allah
kesabarannya, agar mengorbankan dan menyembelih anak yang sangat disayanginya,
dengan kebesaran Allah, sibuah hati yang akan disembelih tersebut, diganti oleh
Allah SWT, dengan seekor domba. Sebagaiman firman Allah dalam Al-Qur’an:
$¬Hs>sù x÷n=t/ çmyètB zÓ÷ë¡¡9$# tA$s% ¢Óo_ç6»tƒ þ’ÎoTÎ) 3“u‘r& ’Îû ÏQ$uZyJø9$# þ’ÎoTr& y7çtr2øŒr& öÝàR$$sù #sŒ$tB 2”ts? 4 tA$s% ÏMt/r'¯»tƒ ö@yèøù$# $tB ãtB÷sè? ( þ’ÎT߉ÉftFy™ bÎ) uä!$x© ª!$# z`ÏB tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÉËÈ
Artinya:”Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa
Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Hadirin jama’h solat
‘id
rahimakumullah
Dari runtutan kisah perjalanan
Nabiyullah Ibrahim as tadi, kiranya dihari idul adha ini, ada beberapa ‘ibrah, pelajaran
dan hikmah yang bisa kita ambil dan kita laksanakan.
Pertama, ibrahim berserta
keluarganya memberikan tauladan kepada kita, yaitu sebuah nilai kepatuhan dan
ketaatan tanpa batas yang didasari dengan keimanan dan ketakwaan yang kuat.
Dimasa sekarang ini tantangan
kehidupan yang kita hadapi semakin hari semakin berat, mencari kerja semakin
susah, fasilitas umum semakin mahal, harga-harga bahan pokok melambung tinggi,
kondisi ekonomi tiada menentu, nilai tukar rupiah semakin merosot, andaikan
saja iman kita tidak kokoh, mudah goyah, niscaya kita akan pesimis dan putus
asa dalam menghadapinya.
Begitupun kita mesti
senantiasa patuh dan taat atas perintah Allah tanpa basa basi, tak perlu takut
miskin karena berkurban dan bersedekah, tak perlu takut mati atau tersiksa
karena berhaji, selama itu perintah Allah dengan penuh keyakinan kita jalankan,
bahwa tiada mungkin Allah akan mendzalimi hamba-Nya. Setiap
harta yang kita keluarkan niscaya Allah akan menggantikannya. Allah SWt
berfirman:
ö@è% ¨bÎ) ’În1u‘ äÝÝ¡ö6tƒ s-ø—Îh9$# `yJÏ9 âä!$t±o„ ô`ÏB ¾ÍnÏŠ$t7Ïã â‘ωø)tƒur ¼çms9 4 !$tBur OçFø)xÿRr& `ÏiB &äóÓx« uqßgsù ¼çmàÿÎ=øƒä† ( uqèdur çŽöyz šúüÏ%Ηº§9$# ÇÌÒÈ
Artinya:Katakanlah:
"Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang
dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah
akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba’:39)
Kedua, Sabar, Sabar dalam
menjalankan ibadah, meskipun shalat subuh terasa berat dilaksanakan, walaupun
untuk membuka kelopak mata terasa berat, karena hanyut dalam mimpi yang
dikenadlikan oleh bujuk rayuan
syaitan, ditambah lagi dengan keadaan cuaca yang dingin, tak jarang diantara
kita rela meninggalkan waktu subuh, oleh karena itu, yuk kita berusaha dengan
sabar, terus berjuang mengerjakan perintah Allah, meskipun banyak rintangan dan
godaan, begitu juga shalat berjamaah di mesjid walau terasa lelah sepulang
kerja ? mari kita sabar dalam melaksanakannya. Kemudian
Sabar dalam menjauhi maksiat, tak jarang kita melihat dijalanan sana, para
gadis-gadis berparas cantik dan molek menggoda mata, dikarnakan busana yang
mereka pakai tidak sesuai lagi dengan tuntunan syari’at islam, dikantor
celah-celah korupsi dan kolusi begitu mudah mempengaruhi kita, oleh karena itu
mari selalu sabar dalam menghadapinya, dan terus berjuang untuk menjauhinya.
Sabar dalam menerima cobaan, ujian serta segala kepedihan yang kita dapatkan,
dengan penuh keimanan, kita yakini itu sebagai takdir Tuhan, dan dengan penuh
ke optimisan kita berikhtiar untuk merubah keadaan. إن الله مع الصابرين
Artinya : Seseungguhnya
Allah bersama orang-orang yang sabar”
Ketiga, keiklasan, Untuk
menguji kecintaannya, Ibrahim diuji untuk mengorbakan anak dan harta yang
paling dicintainya, begitupun kita, sudah relakah kita mengorbankan harta yang
paling kita cintai dan yang paling kita senangi untuk Allah ? sudahkah kita
menyisihkan sebagian harta kita untuk saling berbagi dihari yang berbahagia
ini? Memang berat mengorbankan sesuatu yang sangat kita cintai untuk
diberikan kepada orang lain, hanya orang yang beriman, ikhlas, dan bertakwa
yang bisa melakukannya. Allah SWT berfirman:
`s9 (#qä9$oYs? §ŽÉ9ø9$# 4Ó®Lym (#qà)ÏÿZè? $£JÏB šcq™6ÏtéB 4 $tBur (#qà)ÏÿZè? `ÏB &äóÓx« ¨bÎ*sù ©!$# ¾ÏmÎ/ ÒOŠÎ=tæ ÇÒËÈ
Artinya:Kamu
sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan
Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Al-imron: 92)
Jangalah bersedekah dengan barang yang buruk, makanan sisa,
tapi bersedekahlah dengan sesuatu yang baik yang akan membuat senang dan
bermanfaat bagi yang menerimanya.
Keempat, taqarub atau
mendekatkan diri kepada Allah. Salah
satu tujuan dari ibadah qurban adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt,
bukan untuk kesombongan, bukan untuk dipuji oleh orang lain, bukan untuk
dihormati dan disenangi oleh tetangga. Allah tidak menilai seberapa berat
daging, dan seberapa banyak hewan yang kita kurbankan, yang dinilai Allah,
hanyalah ketakwaan,keikhlasan dan kerelaan untuk mau berkurban. Sebagaimana
firman Allah SWT:
`s9 tA$uZtƒ ©!$# $ygãBqçté: Ÿwur $ydät!$tBÏŠ `Å3»s9ur ã&è!$uZtƒ 3“uqø)G9$# öNä3ZÏB 4 .
ÇÌÐÈ
Artinya:Daging-daging
dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi
ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. (QS.Al-haj:37)
Kelima, nilai sosial, Qurban
mengajarkan kepada kita untuk senantiasa memiliki rasa sosial yang tinggi,
menebar rasa kasih sayang kepada sesama manusia, baik yang seagama maupun yang
berbeda keyakinan…
Allahu
Akbar. 3x walillahilhamd
Kaum
muslimin dan muslimat rahimakumullah.
Pada
kesempatan ini juga, marilah kita berusaha menjauhi segala dosa yang menyebabkan
kita sengsara di dunia maupun di akhirat, serta dosa yang menyebabkan
diturunkannya bencana kepada kita. Kemarau yang panjang menjadi bukti bagi
kita. Dalam hal ini Rasulullah SAW sudah mengingatkan kepada kita semua.
Pertama, bahwa bila kemaksiatan dan kemungkaran terjadi pada suatu
kaum dengan terang-terangan, perjudian yang semakin merajalela, pelacuran,
prostitusi dan perzinaan serta kasus-kasus perkosaan yang hampir setiap hari
menghiasi halaman surat kabar, maka sungguh Allah akan menimpakan kepada
penduduk negeri tersebut bencana dengan wabah penyakit (tho’un) yang tidak akan
pernah ada obatnya dan tidak pernah dialami oleh umat-umat seblumnya. Penyakit
Aids yang ditemukan pada penghujung tahun 1980 adalah bukti siksa Allah atas
penyimpangan moral yang dilakukan manusia. Di dalam Konfrensi AIDS sedunia di
Amsterdam. Disebutkan bahwa Penyakit Aids dapat menularkan tiga penderita dalam
satu menit, dan pada dekade tahun 2000 kedepan diprediksikan penderita Aids
mencapai 110 juta jiwa, yang berarti satu di antara lima puluh penduduk dunia
dinyatakan positif mengidap menyakit tersebut, sedangkan 65% penderitanya
adalah anak-anak remaja (ABG). Adapun penu-larannya 90% adalah melalui hubungan
badan di luar nikah, pelacuran dan prostitusi, dan yang sejenisnya.
Selanjutnya yang kedua,
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan bahwa bila suatu kaum telah
mengurangi takaran dan timbangannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada kaum
tersebut dengan bencana berupa paceklik sepanjang tahun, serta berkuasanya
pemimpin-pemimpin yang bengis dan bejat moralnya (diktator), pemimpin-pemimpin
yang akan menindas bangsanya sendiri.
Selanjutnya yang ketiga:
Tidaklah suatu kaum yang enggan mengeluarkan zakat malnya, baik para petani,
pedagang, pengusaha dan orang-orang berkewajiban mengeluarkan zakatnya,
kemudian mereka tidak mengeluarkannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada
mereka siksa dan malapetaka dengan tidak diturunkannya hujan dari langit, dan
bila karena tidak ada binatang ternak, niscaya Allah tidak akan menurunkan
hujan selama-lamanya, maknanya bahwa Allah lebih mencintai binatang-binatang
ternak dibandingkan orang-orang berharta namun tidak mengeluarkan zakat
hartanya.
Yang keempat: Tidaklah suatu
kaum mengingkari janji antara dirinya dengan Allah dan RasulNya, melainkan
Allah akan mendatangkan kepada mereka musuh-musuh yang bukan dari golongan
mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada pada mereka.
Selanjutnya yang kelima:
Bahwa sungguh tidaklah suatu kaum, dimana pemimpin-pemimpin mereka, imam-imam
mereka sudah tidak tunduk dan berhukum dengan Kitabullah Al-Qur’an, maka Allah
akan mengadzab mereka dengan kesengsaraan dan perpecahan di antara mereka. Allahu Akbar.
3x walillahilhamd
Bila kita mencermati lebih dalam
sesungguhnya banyak ayat Al-Qur’an yang mengisahkan tentang dibinasakannya dan
ditimpa bencana umat-umat terdahulu sebagai ibroh (pelajaran) bagi umat yang
datang kemudian. Oleh karena itu marilah kita selalu mendekatkan diri kepada
Allah, supaya Allah memberikan keberkahan kepada kita, baik dari langit maupun
dari bumi, serta diturunkanya hujan, sehingga kemarau yang berkepanjangan dan
kabut asap yang kita alami saat ini segera berkhir. Amin ya
robbal ‘alamin.
Demikianlah
khutbah hari raya idul adhah 1436 H pada kesempatan ini, semoga bermanfaat dan
menjadi pencerahan bagi kita semua. Allahu Akbar. 3x walillahilhamd
بارك الله لي ولكم فى
القرأن العظيم, ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم, وتقبل مني ومنكم تلاوته,
إنه هو السميع العليم, أقول قول هذا وأستغفر الله لي ولكم, ولوالدينا ولوالديكم,
ولسائر المسلمين و المسلمات, والمؤمنين والمؤمنات, فاستغفروه من كل ذنب, إنه هو
الغفور الرحيم .........
KHUTBAH
KEDUA:
اللهُ
اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ
اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ
أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ
وَللهِ اْلحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ
اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى.
وَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ, وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ
بِقُدْسِهِ , وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ, وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ.
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ
وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ
اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ
عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَاللهِ
! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
tûïÏ%©!$#ur šcrèŒ÷sムšúüÏZÏB÷sßJø9$# ÏM»oYÏB÷sßJø9$#ur ÎŽötóÎ/ $tB (#qç6|¡oKò2$# ωs)sù (#qè=yJtFôm$# $YZ»tFôgç/ $VJøOÎ)ur $YYÎ6•B ÇÎÑÈ
58.
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat
tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka Telah memikul
kebohongan dan dosa yang nyata.
Èe@ä3Ï9ur >p¨Bé& ×@y_r& ( #sŒÎ*sù uä!%y` öNßgè=y_r& Ÿw tbrãÅzù'tGó¡o„ Zptã$y™ ( Ÿwur šcqãBωø)tGó¡o„ ÇÌÍÈ
34.
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu[537]; Maka apabila Telah datang
waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat
(pula) memajukannya.
[537] Maksudnya: tiap-tiap bangsa mempunyai batas
waktu kejayaan atau keruntuhan.
ô‰s% yxn=øùr& `tB $yg8©.y— ÇÒÈ ô‰s%ur z>%s{ `tB $yg9¢™yŠ ÇÊÉÈ
9.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.
þ’Îûur öNÎgÏ9ºuqøBr& A,ym È@ͬ!$¡¡=Ïj9 ÏQrãóspRùQ$#ur ÇÊÒÈ
19.
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bagian[1417].
[1417] Orang miskin yang tidak mendapat bagian
maksudnya ialah orang miskin yang tidak meminta-minta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar