ANALISIS STRATEGIS DAN KUNCI
KEBERHASILAN PENDIDIKAN
Diajukan Pada Mata Kuliah
Manajemen Strategi dalam Pendidikan
Tugas Akhir Semester
Dosen Pengampu
Prof.
Dr. H. Amir Faisol, M. Pd
Prof.
Dr. Hj. Emosda, M. Pd. Kons

Disusun Oleh:
SUMANTO
NIM:DMP.15.135
PASCASARJANA
MAJEMEN PENDIDIKAN
ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai pelaksana program pendidikan, lembaga
pendidikan adalah pemeran utama untuk melaksanakan program tersebut. Dalam pelaksanaan program-program serta tujuan yang telah
disepakati oleh lembaga pendidikan tersebut tentunya tidak bisa terlepas dengan
problematika maupun persoalan-persoalan lain yang harus diselesaikan oleh
sebuah lembaga pendidikan.
Setiap pimpinan lembaga atau perusahaan tidak
menginginkan perusahaannya jatuh bangkrut begitupun dengan lembaga pendidikan
tidak ada yang menginginkan jatuh terprosok hanya karena persoalan salah
manajemen atau pengelolaan. Dalam perspektif Islam dijelaskan bawah setiap
urusan, organisasi, lembaga harus di kelola oleh orang yang benar-benar ahli
dibidangnya. Sebagimana Sabda Rasulullah SWA dalam sebuah hadisnya:
إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ ( البخاري)
Artinya: Apabila
perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah masa
kehancuranya. (HR. Al-Bukhari dari Abi Hurairah).[1]
Masalah pendidikan bukan
merupakan masalah baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Berdasarkan masalah
pendidikan, tidak lepas dari problematika yang dihadapi oleh lembaga pendidikan.
Perhatian tersebut tidak lepas dari akar sejarah lembaga pendidikan yang
memunculkan madrasah dan sekolah. Selaras dengan tuntutan zaman, lembaga
pendidikan pun berkembang. Persoalan-persoalan yang timbul baik berupa faktor
intern maupun ekstern. Faktor intern misalnya terkait dengan kurikulum, tenaga
pendidik, perserta didik dan lain-lain, sedangkan faktor eksternnya adalah
faktor-faktor sosial (masyarakat), pemerintahan maupun pihak-pihak yang terkait.
Sebuah lembaga pendidikan tentunya harus mengetahui problematika lembaganya,
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman sehingga bisa melahirkan
solusi-solusi cemerlang dan bisa mengantarkan lembaga pendidikan pada kedudukan
yang sangat berpengaruh dalam pergulatan keilmuan bangsa maupun dunia.
Sehubungan dengan hal tersebut E. Mulyasa menyatakan
bahwa perkembangan yang terjadi dewasa ini cenderung menimbulkan permasalahan
dan tantangan baru berdampak luas terhadap tugas-tugas pengelolaan pendidikan.[2] Perbaikan
mutu secara terus menerus berorientasi pada masukan, proses, luaran, dll. Inti
sumber perbaikan bukanlah pada fisiknya, melainkan pada peningkatan
profesionalitas manusia pengelola atau pelaksana lembaga pendidikan. Untuk
mengukur tingkat keberhasilan, kekuatan dan kelemahan dalam manajemen strategi
maka analisis SWOT merupakan salah
satu alternativ yang digunakan dalam menganalisis manajemen pendidikan, khusunya
lembaga pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari analisis strategi?
2. Bagaimana model
analisis strategi?
3. Apa saja Faktor
Kunci Keberhasilan?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1. Untuk
mengetahui pengertian dari analisis strategi dalam pendidikan.
2. Untuk
mengetahui bagaimana langkah - langkah strategi pendidikan.
3. Untuk
mengetahui bagaimana upaya dalam mencapai keberhasilan pendidikan.
D. Batasan Masalah
Agar pembahasan makalah ini tidak melebar, maka
penulis memberikan batasan pada masalah yang akan dikaji pada makalah ini.
Adapun masalah yang akan dikaji pada makalah ini adalah Bagaimana Analisis
Srategi dan Kunci Keberhasilan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Strategi
Analisis secara bahasa dapat diartikan penguraian
suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan.[3] Secara
istilah analisis dapat diartikan sebagai suatu tindakan dalam mengevaluasi
tujuan–tujuan yang diinginkan dalam mencapai suatu tujuan bersama yang
diharapakan. Sedangkan strategi diartikan rencana yg cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.[4]
Pencapain tujuan organisasi diperlukan alat yang
berperan sebagai ekselerator dan dinamisator sehingga tujuan dapat tercapai
secara efektif dan efesien. Demikan halnya dalam lembaga pendidikan yang
merupakan sekumpulan manusia yang mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan
berbangsa dan bernegara, sejalan dengan hal tersebut diyakini sebagai salah
satu alat untuk mencapai tesebut adalah menggunakan konsep manajemen strategik,
sehingga apa yang menjadi tujuan Pendidikan Nasional tercapai dengan baik
sesusia dengan harapan, maka perlu poengelolaan yang cukup profesional dan
komitmen yang tinggi.
B. Analisis Strategi di Lembaga
Pendidikan
1. Analisis Lingkungan Internal
Analisi lingkungan Internal (ALI) berupa pencermatan
dan identifikas terhadap kondisi intenal organisasi, menyangkut organisasi,
biaya oprasional, efektifitas organisasi, sumber daya manusia, srana dan
prasarana maupu dana yang tersedia. Pencermatan dilakukan dengan mengelompokkan
atas hal-hal yang merupakan kekuatan(strength) atau kelemahan (weakness) organisasi
dalan rangka mewujudkan tujuan dan sasaran.[5]
Lingkungan internal merupakan roh dalam sebuah lembaga
untuk menjamin keberlangsungan proses pendidikan yang sedang belangsung oleh
karena itu dibutuhkan manjemen pengelolaan yang baik.
a. Analisis Siswa atau Peserta Didik
Pesrta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran yang tersedia pada jalu.
Jenjang dan jenis pendidikan tertentu.[6] Oemar
Hamalik di kutip dari Ari Hidayat dan Imam Machali mendefinisikan peserta didik
sebagi suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan yang selanjutnya diproses
dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia berkualitas.
Adapun tahapan tahapan pengelolan peserta didik
menuurut Ari Hidayat dan Imam Machali sebagai berikut:
a) Analisis
kebutuhan peserta didik.
b) Rekruitmen
peserta didik.
c) Seleksi
peserta didik.
d) Orientasi.
e) Penempatan
pesrta didik.
f) Pembinaan
dan pengembangan peserta didik.
g) Pencatatan
dan pelaporan.
h) Kelulusan
dan Alumni.
Oleh karena itu manajemen kesiswaan pendidikan bila
dilihat dari segi tahapan dalam masa studi di sekolah/madrasah dapat dibagi
menjadi tiga tahapan, yaitu, penerimaan siswa baru, preoses pembelajaran dan persiapan
studi lanjut atau bekerja. Dengan istilah lain, tiga tahapan tersebut dapat
disebut denga tahapa penjaringan, pemprosesan dan pendistribusian. Semua
tahapan tersebut membutuhkan pengelolaan secara maksimal agar mendapatkan hasil
yang maksimal pula.
b. Analisis Tenaga Kependidikan
USPN No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sedangkan tenaga kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Peranan guru yang sangat penting tersebut bisa menjadi
potensi besar dalam memajukan atau meningkatkan mutu pendidikan, atau
sebaliknya bisa juga menghancurkannya. Ketika guru benar-benar berlaku
profesional dan dapat mengelola pendidikan dengan baik, tentunya
mereka semakin bersemangat dalam menjalankan tugasnya bahkan rela melakukan
inovasi pembelajaran untuk kesuksesan pembelajaran peserta didik.[7]
c. Analisis Sarana Fisik Sekolah
Sarana pendidikan adalah segala
sesuatu yang meliputi peralatan dan perlengkapan yang langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah seperti gedung, ruangan, meja,
kursi, alat peraga, buku pelajaran dan lain-lain. Sedangkan prasarana semua
kompenen yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pembelajaran di
lembaga pendidikan tersebut seperti jalan menju sekolah, halaman sekolah, tata
tertib sekolah dan lain-lain.
Sarana dan prasarana pendidikan dalam lembaga
pendidikan sebaiknya dikelola dengan sebaik mungkin sesuai dengan
ketentuan-ketentuan berikut;
a) Lengkap siap
dipakai setiap saat, kuat, dan Awet.
b) Rapi indah
bersih, anggun, dan asri sehingga menyejukkan pandangan dan perassan siapun
yang memasuki kompleks lembaga pendidikan.
c) Kreatif,
inovatif, responsif dan variatif sehingga dapat merangsang timbulnya imajinaasi
peserta didik.
d) Memiliki
jangkauan waktu penggunaan yang panjang melalui perencanaan yang matang untuk
menghidari kecenderungan bongkar pasang bagunan.
e) Memiliki
tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan sosio-religius
seperti mushallah atau masjid.
d. Analisis Kurikulum, Materi Pendidikan
dan Proses Belajar Mengajar
Selama ini kurikulum di anggap sebagai penentu
keberhasilan pendidikan.[8] Karena
itu, perhatian para guru, dosen, kepala sekolah/madrasah, ketua rektor, maupun
praktisi pendidikan terkonsentrasi pada kurikulum. Padahal kurikulum bukanlah
penentu utama. Dalam kasus pendidikan di Indonesia misalnya. Problem yang
paling besar di hadapi bangsa ini sesungguhnya bukan problem kurikulum,
meskipun bukan berarti kurikulum tidak menimbulkan problem, namun masalah
kesadaran merupakan masalah yang besar. Yaitu lemahnya kesadaran untuk
berprestasi, kesadaran untuk sukses, kesadaran untuk meningkatkan SDM,
kesadaran untuk menghilangkan kebodohan, maupun kesadaran untuk berbuat yang
terbaik.
e. Analisis Administrasi dan Keuangan
Sekolah
Selama ini ada kesan bahwa keuangan adalah segalanya
dalam memajukan suatu lembaga pendidikan. Tampa dukungan finasial yang cukup,
manajer lembaga pendidikan seakan tidak bisa berbuat banyak dalam upaya
memajukan lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Sebab mereka berpikir semua
uapaya memajukan senantiasa harus dimodali dengan uang.
Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan timbulnya
perhatian yang besar pada keungan yaitu, Pertama, keungan temasuk
kunci penentu kelangsungan dan kemajuan lembaga pendidikan. Kenyataan ini
mengandung konsekuensi bahwa program-program pembaruan atau pengembangan
pendidikan bisa gagal dan berantakan manakala tidak didukung oleh dana yang
memadai. Kedua, lazimnya uang dalam jumlah besar sulit sekali
didapatkan khususnya lembaga pendidikan swasta yang baru
berdiri.
Sumber keungan atau pembiayaan pada suatu sekolah
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga sumber.
a) Pemerintah,
baik pemerintah pusat, daerah maupun keduanya, bersifat umum dan khusus serta
di peruntukkan bagi pendidikan.
b) Orangtua
atau peserta didik.
c) Masyarakat,
baik mengikat maupun tidak mengikat.[9]
2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) berupa pencermatan
dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan di luar organisasi yang dapat
terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, sosial, budaya, politik, ekologi
dan keamanan pencermatan ini akan menghasilkan indikasi menganai peluang (opportunities) dan
tantangan (threas) organisasi dalam mewujudkan tujuan dan
sasaran organisasi.[10]
a. Analisis lingkungan sosial
masyarakat
Lembaga pendidikan perlu menangani masyarakat atau hubungan
lembaga pendidikan dengan masyarakat. Kita harus menyadari bahwa masyarakat
memiliki peranan yang sangat penting terhadap keberadaan, keberlangsungan
bahkan kemajuan lembaga pendidikan. Setidaknya salah satu parameter penentu
nasib lembaga pendidikan adalah masyarakat. Bila ada lembaga
pendidikan maju, hampir bisa dipastikan salah satu faktor keberhasilan adalah
keterlibatan masyarakat yang maksimal. Begitu pula sebaliknya, bila ada lembaga
pendidikan yang memperihatinkan, salah satu penyebabnya bisa jadi masyarakat
enggan mendukung. Sikap masyarakat ini bisa jadi akibat dari hal lain dalam
kaitannya dengan lembaga pendidikan, baik yang bersifat internal maupun
eksternal.
Masyarakat memiliki posisi ganda dalam lembaga
pendidikan, yaitu sebagai objek dan sebagi subjek yang keduanya memiliki makna
fungsional bagi pengadaan lembaga pendidikan. Ketika lembaga pendidikan sedang
melakukan promosi penerimaan sisw/santri dan mahasiswa baru maka masyarakat
menjadi objek mutlak dibutuhkan. Sementara itu respon terhadap promosi itu menempatkan
mereka sebagai subjek yang memiliki kewenangan penuh untuk menerima atau
menolaknya.
Selain itu hubungan sekolah dengan masyarakat
bertujuan antara lain sebagai berikut:
a) Memajukan
kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak.
b) Memperkokoh
tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat.
c) Menggairahkan
masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.[11]
b. Analisis Peranan Pemerintah dan Yayasan
Dalam menghadapi kebijakan pemerintah yang dinilai
kurang berpihak pada pengembangan lembaga pendidikan, pengelola harus mampu
memiliki jiwa untuk berbesar dan menanggung apa yang terjadi di kemudian hari
terhadap terhadap kebijakan tersebut.[12]
Umumnya ketidaksesuaian kebijakan dengan apa yang ada
di atas kertas dengan apa yang ada di lapangan dikarenakan tidak adanya
kebijakan pendukung. Misalnya seperti penerapan kebijakan dalam menjalankan
standar nasional pendidikan dalam bidang proses pembelajaran seperti yang
tertuang dalam permendiknas No. 22, 23 dan 24 tahun 2006, yang mengamanatkan
agar sekolah atau madrasah melaksanakan proses pembelajaran yang terencana
dibuktikan dengan adanya para guru yang membuat silabus dan RPP. Kebijakan ini
sebenarnya adalah langkah maju yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya
pembelajaran yang efektif. Namun awalnya kebijakan ini juga berjalan
tersendat-sendat dikarenakan ketika menerima kebijakan tersebut para pengelola
madrasah merasa kelebihan karena kebijakan tersebut tidak ditkuti dengan
kebijakan pendukung seperti pengadaan pelatihan pembuatan silabus dan RPP yang
merata diseluruh Indonesia, bantuan dana serta teknologi informasi dan
komunikasi yang berkaitan dengan hal tersebut.[13]
C. Model Analisis Lingkungan Strategi
1. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Analisa SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi organisasi. Analisa ini
didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities)
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).[14]
Analisa SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats
yang dihadapi organisasi pendidikan. Analisa ini membandingkan antara faktor
eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan
sehingga dari analisis ini dapat diambil suatu keputusan strategi organisasi.
Tahapan dalam analisa SWOT berupa:
a. Pengambilan
data yaitu evaluasi faktor eksternal dan internal
b. Analisis yaitu
pembuatan matriks internal dan eksternal dan matriks SWOT
c. Pengambilan
keputusan.
Pengambilan data dapat dilakukan melalui wawancara ataupun analisis
kuantitatif dan cara-cara lain. Tahap berikutnya adalah membuat matriks SWOT
hingga terbentuk empat alternatif kemungkinan strategi seperti terlihat dalam
gambar berikut:
Gambar 1. Matriks SWOT
STRENGTHS (S)
|
WEAKNESSES (W)
|
|
OPPORTUNITIES (O)
|
Strategi SO
Menciptakan strategi
yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
|
Startegi WO
Menciptakan strategi
yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
|
THREATS (T)
|
Strategi ST
Menciptakan strategi
yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
|
Strategi WT
Menciptakan strategi
yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
|
Setelah membuat matriks SWOT dan menentukan
empat alternatif strategi, manajemen kemudian harus mengambil keputusan dengan
merujuk pada strategi yang diperoleh dalam matriks SWOT.
2. Analisis TOWS
(Threat, Opportunity, Weakness, Strength)
Seiring dengan perkembangan kebutuhan
manusia dan pertumbuhan teknologi dari konvensional ke digital metode analisa
SWOT Matrix mulai ditinggalkan. Sebab kekuatan (internal) belum tentu dapat
memenuhi peluang pasar dengan baik dan mampu menghadapi tekanan atau tantangan.
Saat ini berkembang analisa TOWS yang mengedepankan faktor eksternal
dibandingkan faktor internal. Mereka terlebih dulu mempelajari dan
menginvestigasi peluang faktor-faktor eksternal, karena dianggap bersifat lebih
dinamis dan bersaing Sesudah mendapatkan informasi eksternal, barulah dilakukan
beberapa penyesuaian sampai perbaikan potensi internal untuk menciptakan
peluang menguntungkan.
Berdasarkan analisa TOWS Matrix tersebut
kemudian dilakukan 4 langkah berikutnya, yaitu;
a. Memaksimalkan potensi atau kekuatan
b. Memastikan
kelemahan tidak membebani usaha atau kemajuan.
c. Memaksimalkan
peluang yang tersedia
d. Mengantisipasi
segala bentuk tantangan dan menyediakan beberapa solusi.
Harold Koontz dan Heinz Weihrich menggambarkan matriks TOWS sebagai
berikut:[15]
Gambar 2. Matriks TOWS
|
Internal strengths (S)
|
Internal weaknesses (S)
|
External Opportunities (O)
|
SO strategy : Maxi-Maxi
strategi yang
berpotensi paling sukses, memanfaatkan kekuatan organisasi untuk memanfaatkan
peluang
|
WO strategy : Mini-Maxi
misalnya strategi, develpmental untuk
mengatasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang
|
External threats (T)
|
ST strategy: Maxi-Mini
misalnya, penggunaan
kekuatan untuk mengatasi ancaman atau untuk menghindari ancaman
|
WT strategy: Mini-Mini
misalnya, penghematan, likuidasi atau
usaha patungan untuk meminimalkan baik kelemahan dan ancaman
|
Berdasarkan analisa TOWS Matrix itu juga
dihasilkan 4 strategi pencapaian target, yaitu:
a. SO (Aggressive Strategy):
Menggunakan kekuatan internal untuk mengambil kesempatan yang ada di luar.
b. ST (Diversification strategy):
Menggunakan kekuatan internal untuk menghindari ancaman yang ada di luar.
c. WO (Turn Around): Menggunakan
kesempatan eksternal yang ada untuk mengurangi kelemahan internal.
d. WT (Defensive strategy):
Meminimalkan kelemahan dan ancaman yang mungkin ada.
Analisa TOWS Matrix lebih memastikan kita dapat memperhitungkan dan
memanfaatkan dengan baik setiap peluang di luar untuk peningkatan bisnis. Di
saat bersamaan kita juga dapat mengetahui dan memanfaatkan potensi internal.
Dengan menganalisa eksternal tersebut (TOWS Matrix) kita juga mampu
mengantisipasi tantangan dari setiap perubahan eksternal, bahkan mengubahnya
(tantangan) menjadi peluang baru.
3. Analisis SWOT Lembaga Pendidikan
SWOT adalah singkatan dari strength, weakneses,
Opportunities and Threats (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman).
Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan
strategis pendidikan, namun ia tetap merupakan alat yang efektif
dalam menempatkan potensi institusi. SWOT dapat dibagi kedalam dua elemen –
analisa internal yang berkonsentrasi pada prestasi institusi itu sendiri, dan
analisa lingkungan.[16]
Uji kekuatan dan kelemahan pada dasarnya merupakan
audit internal tentang seberapa efektif performa institusi pada konteks
eksternal atau lingkungan setempat sebuah institusi beroprasi. Analisis SWOT
bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari hal-hal tersebut,
kekutan, kelemahan, peluang dan ancaman. Tujuan pengujian ini adalah
untuk memaksimalkan kekuatan, meminalkan kelemahan, mereduksi ancaman dan
membangun peluang.
Strengths-kekuatan merupakan kondisi internal positif yang
memberikan keuntungan. Kekuatan dalam lembaga sekolah/madrasah dapat berupa
kemampuan-kemampuan khusus/spesifik, SDM yang menandai, image organisasi,
kepemimpinan yang cakap dan lain-lain.[17]
Weaknes-kelemahan merupakan kondisi internal negativ
yang dapat merendahkan penilaian terhadap sekolah/madrasa kelemahan dapat
berupa rendahnya SDM yang dimiliki, produk yang tidak berkualitas, image yang
tidak kuat, kepemimpinan yang buruk dan lain-lain.[18]
Opportunity-peluang adalah kondisi
sekarang atau masa depan yang menguntungkan sekolah/madrasah. Opportunity
merupakan kondisi eksternal yang dapat memberikan peluang-peluang untuk
kemajuan lembaga seperti adanya perubahan hukum, menurunnya pesaing menigkatnya
jumlah siswa baru.
Threats-tantangan adalah kondisi eksternal
sekolah/madrasah, sekarang dan yang akan datang yang tidak menguntungkan.
Tantangan ini dapa berupa munculnya pesaing-pesaing baru, penurunan jumlah
siswa dan lain-lain.
Analisi SWOT itu sendiri dapat didefinisikan dengan
suatu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), akan tetapi
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(weakness) dan ancaman( threats).[19]
Ada beberapa tahapan dan langkah yang mesti ditempuh
dalam melakukan analisis SWOT, antara lain: Langkah pertama,
identifikasi kelemahan (internal) dan ancaman (eksternal, globalisasi) yang
paling urgen untuk diatasi secara umum pada semua komponen pendidikan. Langkah
kedua, identifikasi kekuatan (internal) dan peluang (eksternal) yang
diperkirakan cocok untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah
diidentifikasi pada langkah pertama. Langkah ketiga, lakukan
analisis SWOT lanjutan setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dalam konteks sistem manajemen pendidikan. Langkah keempat,
rumuskan strategi-strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan
ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Langkah
kelima, tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan
disusun suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.
D. Faktor Kunci Keberhasilan
Faktor kunci keberhasilan/KSF (Key Succes Factors)
merupakan faktor-faktor internal perusahaan/organisasi, meliputi sumber daya
dan kompetensi yang paling kritis atau paling penting yang mungkin digunakan
oleh suatu organisasi dalam suatu industri/lembaga sebagai alat utama untuk
menangkap peluang dan mengatasi ancaman agar dapat bertahan dan memenangkan
persaingan serta meningkatkan posisi kompetitif perusahaan/organisasi.
1. Identifikasi
KFS dapat dilakukan dengan melihat faktor-faktor internal kunci yang berpotensi
menjadi KSF meliputi produk dan pemasaran, penelitian dan pengembangan,
produksi dan operasi, SDM di organisasi, keuangan, manajemen mutu, serta sistem
informasi yang digunakan.
2. Mempelajari
informasi tentang sejarah pertumbuhan perusahaan/organisasi dengan menganalisis
faktor apa saja yang penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
perusahaan/organisasi. Namun kondisi masa lalu tersebut hanya sebagai pelajaran
dalam menyusun strategi untuk menghadapi masa depan.
3. Mengidentifikasi
KSF dengan menggunakan balanced scorecard sebagai alat bantu
yang memiliki empat perspektif, yaitu proses bisnis internal, pembelajaran dan
pertumbuhsn, kuangan, serta pelanggan.
4. Menganalisis
rantai nilai dengan cara memandang sistematis serangkaian kegiatan yang
dilakukan perusahaan/organisasi untuk memuaskan pelanggan yang dilayaninya.[20]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpiluan
Dalam pelaksanaan roda organisasi baik itu organisasi
publik maupun lain maka dibutuhkan pengelolaan yang profesional agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka perlu analisa dan memperhitungkan
kemungkinan yang akan dihadapi dalam organisasi Manajemen strategik adalah
proses formulasi dan implementasi rencana dan kegiatan yang berhubungan dengan
hal vital dan berkesinambungan bagi suatu organisasi. Konsep manajemen
strategik digunakan di dunia pendidikan untuk lebih mengefektifkan pengalokasian
sumber daya yang ada dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Salah satu
caranya adalah model analisa SWOT, TOWS ataupun Ballance Scored Card.
Model analisa SWOT adalah suatu cara untuk
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan
strategi organisasi. Analisa ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
Model
Analisa TOWS adalah pengembangan dari model SWOT analisa dengan mengedepankan
faktor eksternal dibandingkan faktor internal.
B. Saran
1. Pendidikan
harus dikelola dengan manajemen yang baik
2. Manajemen
pendidikan harus menganalisa lingkungan strategisnya dalam upaya mencapai
tujuan
3. Manajemen
pendidikan dapat menggunakan model analisa lingkungan strategis TOWS matrix
sebagai alternatif analisa lingkungannya.
Daftar Pustaka
Akdon, 2007. Stategic Management for Education
Management (Manajemen Strategik Untuk Manajemen Pendidikan), Bandung;
Alfabeta.
David, Fred R. 2006. Manajemen Strtegis
Konsep, terj. Ichan Setiyo Budi, Jakarta: Salemba Empat
Depertemen pendidikan Nasional, 2008, Kamus
Besar Indonesia, Jakarta:Pusat Bahasa,
Engkoswara dan Aan Komariah, 2010. Administrasi
Pendidikan, Bandung; Alfabeta.
Hidayat, Ara dan Imam Machali, 2012, Pemgelolaan
Pendidikan, Konsep, Prinsip Dan Aplikasi Dalam Mengelolah Sekolah Dan Madrasah,
Yogyakarta; Kaukaba.
Mulyasa, E. 2003. Menjadi Kepala Sekolah
Profesional, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.
--------------,2002.Manajemen Berbasis Sekolah,
Konsep strategi dan Implementasi, Bandung; Remaja Rosda Karya.
Padil, Moh. dan Angga Teguh Prasetyo, 2011,
Strategi Pengelolaan SD/MI Visioner, Malang: UIN Maliki Press.
Qomar, Mujamil, 2007. Manajemn Pendidikan
Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, Bandung:
Erlangga.
Rangkuti, Freddy, 2008, Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Sagala, Syaiful, 2010, Manajemen
Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung; Alfabeta.
Sam M, Chan, dkk. 2007, Anilisis SWOT
Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah, Jakarta; Grafindo Persada.
Sallis, Edward, 2012. Total Quality Management
in Edukation (Manajemen Mutu Pendidikan), Yogyakarta; IRCiSoD.
Wahyudi, 1996. Manajemen Stratgik
Organisasi Non Profit, Jakarta: Bina Rupa Aksara.
[1] Imam
Al-‘Asqolaani, Fathul Baari syarah Shahih Al- Bukhari, (Kairo: Dar al-Hadis, 2004),
Juz 11 hal. 377
[2] E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung; PT.
Remaja Rosdakarya, 2003) , hal. 217
[7] Mujamil Qomar, Manajemn Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan
Lembaga Pendidikan Islam, (Bandung: Erlangga, 2007), hal. 129
[8] Mujamil Qomar, Manajemn Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan
Lembaga Pendidikan Islam, ibid, hal. 149
[9] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep strategi dan
Implementasi, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 2002), hal. 49
[12] Moh. Padil dan Angga Teguh Prasetyo,
Strategi Pengelolaan SD/MI Visioner, (Malang: UIN Maliki Press, 2011),
hal. 4
[14] Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1998), hal. 19.
[15] Heinz. W. dan Haroold Koontz, Essentials
of Management seventh edition (Tata McGraw-Hill, 2008), hal. 117.
[16] Edward Sallis, Total Quality
Management in Edukation (Manajemen Mutu Pendidikan), (Yogyakarta;
IRCiSoD, 2012), hal. 221
[17] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pemgelolaan
Pendidikan, Konsep, Prinsip Dan Aplikasi Dalam Mengelolah Sekolah Dan Madrasah,
(Yogyakarta; Kaukaba, 2012), hal. 166
[18] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pemgelolaan
Pendidikan, Konsep, Prinsip Dan Aplikasi Dalam Mengelolah Sekolah Dan Madrasah,
ibid, hal. 166
[19] Freddy Rangkuti, Analisis
SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.,
2008), hal. 19.
Terimakasih
BalasHapus