Kamis, 29 September 2016

ANALISIS STRATEGIS DAN KUNCI KEBERHASILAN PENDIDIKAN

ANALISIS STRATEGIS DAN KUNCI KEBERHASILAN PENDIDIKAN

Diajukan Pada Mata Kuliah
Manajemen Strategi dalam Pendidikan
Tugas Akhir Semester

Dosen Pengampu
Prof. Dr. H. Amir Faisol, M. Pd
Prof. Dr. Hj. Emosda, M. Pd. Kons









Disusun Oleh:
SUMANTO
NIM:DMP.15.135



PASCASARJANA
MAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Sebagai pelaksana program pendidikan, lembaga pendidikan adalah pemeran utama untuk melaksanakan program tersebut. Dalam pelaksanaan program-program serta tujuan yang telah disepakati oleh lembaga pendidikan tersebut tentunya tidak bisa terlepas dengan problematika maupun persoalan-persoalan lain yang harus diselesaikan oleh sebuah lembaga pendidikan.
Setiap pimpinan lembaga atau perusahaan tidak menginginkan perusahaannya jatuh bangkrut begitupun dengan lembaga pendidikan tidak ada yang menginginkan jatuh terprosok hanya karena persoalan salah manajemen atau pengelolaan. Dalam perspektif Islam dijelaskan bawah setiap urusan, organisasi, lembaga harus di kelola oleh orang yang benar-benar ahli dibidangnya. Sebagimana Sabda Rasulullah SWA dalam sebuah hadisnya:
إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ ( البخاري)
Artinya: Apabila perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah masa kehancuranya. (HR. Al-Bukhari dari Abi Hurairah).[1]
 Masalah pendidikan bukan merupakan masalah baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Berdasarkan masalah pendidikan, tidak lepas dari problematika yang dihadapi oleh lembaga pendidikan. Perhatian tersebut tidak lepas dari akar sejarah lembaga pendidikan yang memunculkan madrasah dan sekolah. Selaras dengan tuntutan zaman, lembaga pendidikan pun berkembang. Persoalan-persoalan yang timbul baik berupa faktor intern maupun ekstern. Faktor intern misalnya terkait dengan kurikulum, tenaga pendidik, perserta didik dan lain-lain, sedangkan faktor eksternnya adalah faktor-faktor sosial (masyarakat), pemerintahan maupun pihak-pihak yang terkait. Sebuah lembaga pendidikan tentunya harus mengetahui problematika lembaganya, mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman sehingga bisa melahirkan solusi-solusi cemerlang dan bisa mengantarkan lembaga pendidikan pada kedudukan yang sangat berpengaruh dalam pergulatan keilmuan bangsa maupun dunia.
Sehubungan dengan hal tersebut E. Mulyasa menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi dewasa ini cenderung menimbulkan permasalahan dan tantangan baru berdampak luas terhadap tugas-tugas pengelolaan pendidikan.[2] Perbaikan mutu secara terus menerus berorientasi pada masukan, proses, luaran, dll. Inti sumber perbaikan bukanlah pada fisiknya, melainkan pada peningkatan profesionalitas manusia pengelola atau pelaksana lembaga pendidikan. Untuk mengukur tingkat keberhasilan, kekuatan dan kelemahan dalam manajemen strategi maka analisis SWOT merupakan salah satu alternativ yang digunakan dalam menganalisis manajemen pendidikan, khusunya lembaga pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1.  Apa pengertian dari analisis strategi?
2.  Bagaimana model analisis strategi?
3.  Apa saja Faktor Kunci Keberhasilan?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1.  Untuk mengetahui pengertian dari analisis strategi dalam pendidikan.
2.  Untuk mengetahui bagaimana langkah - langkah strategi pendidikan.
3.  Untuk mengetahui bagaimana upaya dalam mencapai keberhasilan pendidikan.
D.  Batasan Masalah
Agar pembahasan makalah ini tidak melebar, maka penulis memberikan batasan pada masalah yang akan dikaji pada makalah ini. Adapun masalah yang akan dikaji pada makalah ini adalah Bagaimana Analisis Srategi dan Kunci Keberhasilan.
























BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Analisis Strategi
Analisis secara bahasa dapat diartikan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.[3] Secara istilah analisis dapat diartikan sebagai suatu tindakan dalam mengevaluasi tujuan–tujuan yang diinginkan dalam mencapai suatu tujuan bersama yang diharapakan. Sedangkan strategi diartikan rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.[4]
Pencapain tujuan organisasi diperlukan alat yang berperan sebagai ekselerator dan dinamisator sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efesien. Demikan halnya dalam lembaga pendidikan yang merupakan sekumpulan manusia yang mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, sejalan dengan hal tersebut diyakini sebagai salah satu alat untuk mencapai tesebut adalah menggunakan konsep manajemen strategik, sehingga apa yang menjadi tujuan Pendidikan Nasional tercapai dengan baik sesusia dengan harapan, maka perlu poengelolaan yang cukup profesional dan komitmen yang tinggi.

B.   Analisis Strategi di Lembaga Pendidikan
1.   Analisis Lingkungan Internal
Analisi lingkungan Internal (ALI) berupa pencermatan dan identifikas terhadap kondisi intenal organisasi, menyangkut organisasi, biaya oprasional, efektifitas organisasi, sumber daya manusia, srana dan prasarana maupu dana yang tersedia. Pencermatan dilakukan dengan mengelompokkan atas hal-hal yang merupakan kekuatan(strength) atau kelemahan (weakness) organisasi dalan rangka mewujudkan tujuan dan sasaran.[5]
Lingkungan internal merupakan roh dalam sebuah lembaga untuk menjamin keberlangsungan proses pendidikan yang sedang belangsung oleh karena itu dibutuhkan manjemen pengelolaan yang baik.
a.   Analisis Siswa atau Peserta Didik
Pesrta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran yang tersedia pada jalu. Jenjang dan jenis pendidikan tertentu.[6] Oemar Hamalik di kutip dari Ari Hidayat dan Imam Machali mendefinisikan peserta didik sebagi suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia berkualitas.
Adapun tahapan tahapan pengelolan peserta didik menuurut Ari Hidayat dan Imam Machali sebagai berikut:
a)    Analisis kebutuhan peserta didik.
b)    Rekruitmen peserta didik.
c)    Seleksi peserta didik.
d)    Orientasi.
e)    Penempatan pesrta didik.
f)     Pembinaan dan pengembangan peserta didik.
g)    Pencatatan dan pelaporan.
h)   Kelulusan dan Alumni.
Oleh karena itu manajemen kesiswaan pendidikan bila dilihat dari segi tahapan dalam masa studi di sekolah/madrasah dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu, penerimaan siswa baru, preoses pembelajaran dan persiapan studi lanjut atau bekerja. Dengan istilah lain, tiga tahapan tersebut dapat disebut denga tahapa penjaringan, pemprosesan dan pendistribusian. Semua tahapan tersebut membutuhkan pengelolaan secara maksimal agar mendapatkan hasil yang maksimal pula.
b.   Analisis Tenaga Kependidikan
USPN No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidik adalah tenaga kependidikan  yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sedangkan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri  dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Peranan guru yang sangat penting tersebut bisa menjadi potensi besar dalam memajukan atau meningkatkan mutu pendidikan, atau sebaliknya bisa juga menghancurkannya. Ketika guru benar-benar berlaku profesional  dan dapat mengelola pendidikan dengan baik, tentunya mereka semakin bersemangat dalam menjalankan tugasnya bahkan rela melakukan inovasi pembelajaran  untuk kesuksesan pembelajaran peserta didik.[7]
c.   Analisis Sarana Fisik Sekolah
Sarana pendidikan adalah segala sesuatu  yang meliputi  peralatan dan perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah seperti gedung, ruangan, meja, kursi, alat peraga, buku pelajaran dan lain-lain. Sedangkan prasarana semua kompenen yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pembelajaran di lembaga pendidikan tersebut seperti jalan menju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah dan lain-lain.
Sarana dan prasarana pendidikan dalam lembaga pendidikan sebaiknya dikelola dengan sebaik mungkin sesuai dengan ketentuan-ketentuan berikut;
a)    Lengkap siap dipakai setiap saat, kuat, dan Awet.
b)    Rapi indah bersih, anggun, dan asri sehingga menyejukkan pandangan dan perassan siapun yang memasuki kompleks lembaga pendidikan.
c)    Kreatif, inovatif, responsif dan variatif sehingga dapat merangsang timbulnya imajinaasi peserta didik.
d)    Memiliki jangkauan waktu penggunaan yang panjang melalui perencanaan yang matang untuk menghidari kecenderungan bongkar pasang bagunan.
e)    Memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan sosio-religius seperti mushallah atau masjid.
d.  Analisis Kurikulum, Materi Pendidikan dan Proses Belajar Mengajar
Selama ini kurikulum di anggap sebagai  penentu keberhasilan pendidikan.[8] Karena itu, perhatian para guru, dosen, kepala sekolah/madrasah, ketua rektor, maupun praktisi pendidikan terkonsentrasi pada kurikulum. Padahal kurikulum bukanlah penentu utama. Dalam kasus pendidikan di Indonesia misalnya. Problem yang paling besar di hadapi bangsa ini sesungguhnya bukan problem kurikulum, meskipun bukan berarti kurikulum tidak menimbulkan problem, namun masalah kesadaran merupakan masalah yang besar. Yaitu lemahnya kesadaran untuk berprestasi, kesadaran untuk sukses, kesadaran untuk meningkatkan SDM, kesadaran untuk menghilangkan kebodohan, maupun kesadaran untuk berbuat yang terbaik.
e.   Analisis Administrasi dan Keuangan Sekolah
Selama ini ada kesan bahwa keuangan adalah segalanya dalam memajukan suatu lembaga pendidikan. Tampa dukungan finasial yang cukup, manajer lembaga pendidikan seakan tidak bisa berbuat banyak dalam upaya memajukan lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Sebab mereka berpikir semua uapaya memajukan senantiasa harus dimodali dengan uang.
Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan timbulnya perhatian yang besar pada keungan yaitu, Pertama, keungan temasuk kunci penentu kelangsungan dan kemajuan lembaga pendidikan. Kenyataan ini mengandung konsekuensi bahwa program-program pembaruan atau pengembangan pendidikan bisa gagal dan berantakan manakala tidak didukung oleh dana yang memadai. Kedua, lazimnya uang dalam jumlah besar sulit sekali didapatkan  khususnya lembaga pendidikan swasta yang baru berdiri. 
Sumber keungan atau pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga sumber.
a)    Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun keduanya, bersifat umum dan khusus serta di peruntukkan bagi pendidikan.
b)    Orangtua atau peserta didik.
c)    Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.[9]
2.   Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) berupa pencermatan dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan di luar organisasi yang dapat terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, sosial, budaya, politik, ekologi dan keamanan pencermatan ini akan menghasilkan  indikasi menganai peluang (opportunities) dan tantangan (threas) organisasi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi.[10]
a.   Analisis lingkungan sosial masyarakat
Lembaga pendidikan perlu menangani masyarakat atau hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat. Kita harus menyadari bahwa masyarakat memiliki peranan yang sangat penting terhadap keberadaan, keberlangsungan bahkan kemajuan lembaga pendidikan. Setidaknya salah satu parameter penentu nasib lembaga  pendidikan adalah masyarakat. Bila ada lembaga pendidikan maju, hampir bisa dipastikan salah satu faktor keberhasilan adalah keterlibatan masyarakat yang maksimal. Begitu pula sebaliknya, bila ada lembaga pendidikan yang memperihatinkan, salah satu penyebabnya bisa jadi masyarakat enggan mendukung. Sikap masyarakat ini bisa jadi akibat dari hal lain dalam kaitannya dengan lembaga pendidikan, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Masyarakat memiliki posisi ganda dalam lembaga pendidikan, yaitu sebagai objek dan sebagi subjek yang keduanya memiliki makna fungsional bagi pengadaan lembaga pendidikan. Ketika lembaga pendidikan sedang melakukan promosi penerimaan sisw/santri dan mahasiswa baru maka masyarakat menjadi objek mutlak dibutuhkan. Sementara itu respon terhadap promosi itu menempatkan mereka sebagai subjek yang memiliki kewenangan penuh untuk menerima atau menolaknya.
Selain itu hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain sebagai berikut:
a)    Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak.
b)    Memperkokoh tujuan serta  meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat.
c)    Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.[11]
b. Analisis Peranan Pemerintah dan Yayasan
Dalam menghadapi kebijakan pemerintah yang dinilai kurang berpihak pada pengembangan lembaga pendidikan, pengelola harus mampu memiliki jiwa untuk berbesar dan menanggung apa yang terjadi di kemudian hari terhadap terhadap kebijakan tersebut.[12]
Umumnya ketidaksesuaian kebijakan dengan apa yang ada di atas kertas dengan apa yang ada di lapangan dikarenakan tidak adanya kebijakan pendukung. Misalnya seperti penerapan kebijakan dalam menjalankan standar nasional pendidikan dalam bidang proses pembelajaran seperti yang tertuang dalam permendiknas No. 22, 23 dan 24 tahun 2006, yang mengamanatkan agar sekolah atau madrasah melaksanakan proses pembelajaran yang terencana dibuktikan dengan adanya para guru yang membuat silabus dan RPP. Kebijakan ini sebenarnya adalah langkah maju yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya pembelajaran yang efektif. Namun awalnya kebijakan ini juga berjalan tersendat-sendat dikarenakan ketika menerima kebijakan tersebut para pengelola madrasah merasa kelebihan karena kebijakan tersebut tidak ditkuti dengan kebijakan pendukung seperti pengadaan pelatihan pembuatan silabus dan RPP yang merata diseluruh Indonesia, bantuan dana serta teknologi informasi dan komunikasi yang berkaitan dengan hal tersebut.[13]
C. Model Analisis Lingkungan Strategi
1. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Analisa SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi organisasi. Analisa ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).[14]
Analisa SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi organisasi pendidikan. Analisa ini membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis ini dapat diambil suatu keputusan strategi organisasi.
Tahapan dalam analisa SWOT berupa:
a. Pengambilan data yaitu evaluasi faktor eksternal dan internal
b. Analisis yaitu pembuatan matriks internal dan eksternal dan matriks SWOT
c.  Pengambilan keputusan.
Pengambilan data dapat dilakukan melalui wawancara ataupun analisis kuantitatif dan cara-cara lain. Tahap berikutnya adalah membuat matriks SWOT hingga terbentuk empat alternatif kemungkinan strategi seperti terlihat dalam gambar berikut:
Gambar 1. Matriks SWOT
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
OPPORTUNITIES (O)
Strategi SO
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Startegi WO
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
THREATS (T)
Strategi ST
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Setelah membuat matriks SWOT dan menentukan empat alternatif strategi, manajemen kemudian harus mengambil keputusan dengan merujuk pada strategi yang diperoleh dalam matriks SWOT.
2.  Analisis TOWS (Threat, Opportunity, Weakness, Strength)
Seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia dan pertumbuhan teknologi dari konvensional ke digital metode analisa SWOT Matrix mulai ditinggalkan. Sebab kekuatan (internal) belum tentu dapat memenuhi peluang pasar dengan baik dan mampu menghadapi tekanan atau tantangan. Saat ini berkembang analisa TOWS yang mengedepankan faktor eksternal dibandingkan faktor internal. Mereka terlebih dulu mempelajari dan menginvestigasi peluang faktor-faktor eksternal, karena dianggap bersifat lebih dinamis dan bersaing Sesudah mendapatkan informasi eksternal, barulah dilakukan beberapa penyesuaian sampai perbaikan potensi internal untuk menciptakan peluang menguntungkan.
Berdasarkan analisa TOWS Matrix tersebut kemudian dilakukan 4 langkah berikutnya, yaitu;
a.  Memaksimalkan potensi atau kekuatan
b.  Memastikan kelemahan tidak membebani usaha atau kemajuan.
c.  Memaksimalkan peluang yang tersedia
d. Mengantisipasi segala bentuk tantangan dan menyediakan beberapa solusi.

Harold Koontz dan Heinz Weihrich menggambarkan matriks TOWS sebagai berikut:[15]
Gambar 2. Matriks TOWS

Internal strengths (S)
Internal weaknesses (S)
External Opportunities (O)
SO strategy : Maxi-Maxi
strategi yang berpotensi paling sukses, memanfaatkan kekuatan organisasi untuk memanfaatkan peluang
WO strategy : Mini-Maxi
misalnya strategi, develpmental untuk mengatasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang

External threats (T)
ST strategy: Maxi-Mini
misalnya, penggunaan kekuatan untuk mengatasi ancaman atau untuk menghindari ancaman
WT  strategy: Mini-Mini
misalnya, penghematan, likuidasi atau usaha patungan untuk meminimalkan baik kelemahan dan ancaman

Berdasarkan analisa TOWS Matrix itu juga dihasilkan 4 strategi pencapaian target, yaitu:
a. SO (Aggressive Strategy): Menggunakan kekuatan internal untuk mengambil kesempatan yang ada di luar.
b. ST (Diversification strategy): Menggunakan kekuatan internal untuk menghindari ancaman yang ada di luar.
c. WO (Turn Around): Menggunakan kesempatan eksternal yang ada untuk mengurangi kelemahan internal.
d.  WT (Defensive strategy): Meminimalkan kelemahan dan ancaman yang mungkin ada.
Analisa TOWS Matrix lebih memastikan kita dapat memperhitungkan dan memanfaatkan dengan baik setiap peluang di luar untuk peningkatan bisnis. Di saat bersamaan kita juga dapat mengetahui dan memanfaatkan potensi internal. Dengan menganalisa eksternal tersebut (TOWS Matrix) kita juga mampu mengantisipasi tantangan dari setiap perubahan eksternal, bahkan mengubahnya (tantangan) menjadi peluang baru.

3.   Analisis SWOT Lembaga Pendidikan
SWOT adalah singkatan dari strength, weakneses, Opportunities and Threats (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman). Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategis pendidikan, namun ia tetap merupakan alat  yang efektif dalam menempatkan potensi institusi. SWOT dapat dibagi kedalam dua elemen – analisa internal yang berkonsentrasi pada prestasi institusi itu sendiri, dan analisa lingkungan.[16]
Uji kekuatan dan kelemahan pada dasarnya merupakan audit internal tentang seberapa efektif performa institusi pada konteks eksternal atau lingkungan setempat sebuah institusi beroprasi. Analisis SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari hal-hal tersebut, kekutan,  kelemahan, peluang dan ancaman. Tujuan pengujian ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan, meminalkan kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun peluang.
Strengths-kekuatan merupakan kondisi internal positif yang memberikan keuntungan. Kekuatan dalam lembaga sekolah/madrasah dapat berupa kemampuan-kemampuan khusus/spesifik, SDM yang menandai, image organisasi, kepemimpinan yang cakap dan lain-lain.[17]
Weaknes-kelemahan merupakan kondisi internal negativ yang dapat merendahkan penilaian terhadap sekolah/madrasa kelemahan dapat berupa rendahnya SDM yang dimiliki, produk yang tidak berkualitas, image yang tidak kuat, kepemimpinan yang buruk dan lain-lain.[18]
Opportunity-peluang adalah kondisi sekarang atau masa depan yang menguntungkan sekolah/madrasah. Opportunity merupakan kondisi eksternal yang dapat memberikan peluang-peluang untuk kemajuan lembaga seperti adanya perubahan hukum, menurunnya pesaing menigkatnya jumlah siswa baru.
Threats-tantangan adalah kondisi eksternal sekolah/madrasah, sekarang dan yang akan datang yang tidak menguntungkan. Tantangan ini dapa berupa munculnya pesaing-pesaing baru, penurunan jumlah siswa dan lain-lain.
Analisi SWOT itu sendiri dapat didefinisikan dengan suatu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), akan tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(weakness) dan ancaman( threats).[19]
Ada beberapa tahapan dan langkah yang mesti ditempuh dalam melakukan analisis SWOT, antara lain: Langkah pertama, identifikasi kelemahan (internal) dan ancaman (eksternal, globalisasi) yang paling urgen untuk diatasi secara umum pada semua komponen pendidikan. Langkah kedua, identifikasi kekuatan (internal) dan peluang (eksternal) yang diperkirakan cocok untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi pada langkah pertama. Langkah ketiga, lakukan analisis SWOT lanjutan setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam konteks sistem manajemen pendidikan. Langkah keempat, rumuskan strategi-strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Langkah kelima, tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan disusun suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.

D. Faktor Kunci Keberhasilan
Faktor kunci keberhasilan/KSF (Key Succes Factors) merupakan faktor-faktor internal perusahaan/organisasi, meliputi sumber daya dan kompetensi yang paling kritis atau paling penting yang mungkin digunakan oleh suatu organisasi dalam suatu industri/lembaga sebagai alat utama untuk menangkap peluang dan mengatasi ancaman agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan serta meningkatkan posisi kompetitif perusahaan/organisasi.
1.    Identifikasi KFS dapat dilakukan dengan melihat faktor-faktor internal kunci yang berpotensi menjadi KSF meliputi produk dan pemasaran, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, SDM di organisasi, keuangan, manajemen mutu, serta sistem informasi yang digunakan.
2.    Mempelajari informasi tentang sejarah pertumbuhan perusahaan/organisasi dengan menganalisis faktor apa saja yang penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan/organisasi. Namun kondisi masa lalu tersebut hanya sebagai pelajaran dalam menyusun strategi untuk menghadapi masa depan.
3.    Mengidentifikasi KSF dengan menggunakan balanced scorecard sebagai alat bantu yang memiliki empat perspektif, yaitu proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhsn, kuangan, serta pelanggan.
4.    Menganalisis rantai nilai dengan cara memandang sistematis serangkaian kegiatan yang dilakukan perusahaan/organisasi untuk memuaskan pelanggan yang dilayaninya.[20]























BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpiluan
Dalam pelaksanaan roda organisasi baik itu organisasi publik maupun lain maka dibutuhkan pengelolaan yang profesional agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka perlu analisa dan memperhitungkan kemungkinan yang akan dihadapi dalam organisasi Manajemen strategik adalah proses formulasi dan implementasi rencana dan kegiatan yang berhubungan dengan hal vital dan berkesinambungan bagi suatu organisasi. Konsep manajemen strategik digunakan di dunia pendidikan untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Salah satu caranya adalah model analisa SWOT, TOWS ataupun Ballance Scored Card.
Model analisa SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi organisasi. Analisa ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
Model Analisa TOWS adalah pengembangan dari model SWOT analisa dengan mengedepankan faktor eksternal dibandingkan faktor internal.
          
B. Saran
1.   Pendidikan harus dikelola dengan manajemen yang baik
2.   Manajemen pendidikan harus menganalisa lingkungan strategisnya dalam upaya mencapai tujuan
3.   Manajemen pendidikan dapat menggunakan model analisa lingkungan strategis TOWS matrix sebagai alternatif analisa lingkungannya.
Daftar Pustaka

Akdon, 2007. Stategic Management for Education Management (Manajemen Strategik Untuk Manajemen Pendidikan), Bandung; Alfabeta.
David, Fred R. 2006.  Manajemen Strtegis Konsep, terj. Ichan Setiyo Budi,  Jakarta: Salemba Empat
Depertemen pendidikan Nasional, 2008, Kamus Besar Indonesia, Jakarta:Pusat Bahasa,
Engkoswara dan Aan Komariah, 2010. Administrasi Pendidikan, Bandung; Alfabeta.
Hidayat, Ara dan Imam Machali, 2012, Pemgelolaan Pendidikan, Konsep, Prinsip Dan Aplikasi Dalam Mengelolah Sekolah Dan Madrasah, Yogyakarta; Kaukaba.
Mulyasa, E. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.
--------------,2002.Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep strategi dan Implementasi, Bandung; Remaja Rosda Karya.
Padil, Moh. dan Angga Teguh Prasetyo, 2011, Strategi Pengelolaan SD/MI Visioner, Malang: UIN Maliki Press.
Qomar, Mujamil, 2007. Manajemn Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, Bandung: Erlangga.
Rangkuti, Freddy, 2008, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Sagala, Syaiful, 2010,  Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung; Alfabeta.
Sam M, Chan, dkk. 2007, Anilisis SWOT Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah, Jakarta; Grafindo Persada.
Sallis, Edward, 2012. Total Quality Management in Edukation (Manajemen Mutu Pendidikan), Yogyakarta; IRCiSoD.

Wahyudi, 1996.  Manajemen Stratgik Organisasi Non Profit, Jakarta: Bina Rupa Aksara.









[1]     Imam  Al-‘Asqolaani, Fathul Baari syarah Shahih  Al- Bukhari, (Kairo: Dar al-Hadis, 2004), Juz 11 hal. 377
[2] E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2003) , hal. 217
[3] Depertemen pendidikan Nasional,  Kamus Besar Indonesia, (Jakarta:Pusat Bahasa, 2008), hal. 59
[4] Depertemen pendidikan Nasional,  Kamus Besar Indonesia,... Ibid, hal. 1515
[5] Engkoswara dan Aan Komariah,  Administrasi Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2010), hal. 138.
[6] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pemgelolaan Pendidikan..., hlm., 150
[7] Mujamil Qomar, Manajemn Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, (Bandung: Erlangga, 2007), hal. 129
[8] Mujamil Qomar, Manajemn Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, ibid, hal. 149
[9] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep strategi dan Implementasi, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 2002), hal. 49
[10] Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi... hal. 139
[11] E. Mulyasa, Manajemen..... hal.. 50
[12] Moh. Padil dan Angga Teguh Prasetyo, Strategi Pengelolaan SD/MI Visioner, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), hal.  4
[13] Moh. Padil dan Angga Teguh Prasetyo, Strategi Pengelolaan SD/MI Visioner...hal. 5
[14] Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1998), hal. 19.

[15] Heinz. W. dan Haroold Koontz, Essentials of Management seventh edition (Tata McGraw-Hill, 2008), hal. 117.

[16] Edward Sallis, Total Quality Management in Edukation (Manajemen Mutu Pendidikan), (Yogyakarta; IRCiSoD, 2012), hal. 221
[17] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pemgelolaan Pendidikan, Konsep, Prinsip Dan Aplikasi Dalam Mengelolah Sekolah Dan Madrasah, (Yogyakarta; Kaukaba, 2012), hal. 166
[18] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pemgelolaan Pendidikan, Konsep, Prinsip Dan Aplikasi Dalam Mengelolah Sekolah Dan Madrasah, ibid, hal. 166
[19] Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama., 2008), hal. 19.

[20] M. Husni Mubarok, Manajemen Strategi, (Kudus: STAIN Kudus, 2009), hal. 32-33

1 komentar: