Hikmah
Mengingat Kematian
Oleh:
Sumanto, M.Pd.I
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ:
فَيَاعِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Diakhir
surat Luqman disebutkan ada lima hal ghaib yang tidak diketahui oleh manusia,
salah satu diantaranya yaitu seseorang tidak tau dimana dia akan menghembuskan
napasnya terakhir, jadi merupakan rahasia Allah swt, tapi yang jelas bahwa maut
akan datang, firman Allah swt dalam surat ali-Imran ayat 185 :
كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati
Andaikan
ada orang yang mempunyai istana yang megah, dan juga mempunyai jaagoan, jawarah
atau para pengawal, atau pendekar yang sakti mandraguna, dan mungkin dia juga
mempunyai benteng yang kokoh, lebih kokoh mungkin dari tembok raksasa yang ada
dicina, tapi semua itu tidak akan mampu menghadang malaikat maut apabila telah
datang menjemput, firman Allah swt dalam surat an-Nisa’ ayat 78
أَيْنَمَا
تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Di
mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh
Di
antara hikmah mengingat kematian yaitu:
Pertama:
Hidup penuh dengan semangat dan gairah
Mungkin
ada yang bertanya, bukankah orang yang mengingat kematian maka dia akan merasa
lesu, lemah, mudah menyerah dan putus asa, memang ungkapan ini mungkin ada
benarnya dari satu sisi, namun bagi seorang mukmin yang meyakini adanya alam
akhirat, adanya hari pembalasan dan akan datangnya hari dimana nyawa akan
berpisah dari badan, hal ini menjadikannya untuk memiliki semangat yang membara,
semangat yang menggelora supaya dapat menghadapi hari-hari tersebut, dia
berusaha mempersiapkan bekal yang sebaik-sebaiknya untuk menjadi bekal setelah
maut datang menjemput,dia menabung untuk akhiratnya dengan melakukan amal-amal
ketaatan, dia berusaha mempersiapkan sebaik-baik bekal, dan bekal terbaik adalah takwa, firman Alllah swt dalam
surat al-Baqarah ayat 197:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي
الْأَلْبَابِ
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa
dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
Kedua:
Adanya ketenangan
Seorang
mukmin meyakini bahwa kematian pasti datang, dimanapun kalau sudah datang
waktunya maka tidak ada yang bisa menundanya atau memajukannya walaupun
sedetik, walaupun orang itu berada diatas kasur yang empuk, Rasulullah saw
bersabda:
من سأل الله الشهادة بصدق بلغه الله منازل الشهداء وإن مات على فراشه
(الدارمى ، وأحمد ، وأبو داود ، والترمذى ، والنسائى ، وابن ماجه ، وابن حبان عن
سهل بن أبى أمامة عن سهل بن حنيف عن أبيه عن جده)
Barangsiapa yang mencari mati syahid dengan niat yang benar,
maka Allah swt akan memberikannya derajat syahid walaupun dia mati diatas
tempat tidurnya.
Tapi
bagi orang yang tidak ingat kepada hari pembalasan, tidak memahami akan hakikat
kematian, terkadang dihantui oleh berbagai rasa takut, takut ini dan takut itu,
takut mati dan sebagainya. Terkadang ada orang yang mau makan, tapi merasa
takut, takut kalau makanan itu ada racunnya, kalau berjalan, naik mobil atau
naik peswaaat dia merasa takut, takut kalau ada bom yang mengincarnya, akhirnya
ia selalu dihantui oleh rasa takut.
Berbeda
dengan seorang mukmin, hidupnya selalu pasrah kepada Allah swt, dia selalu
sabar dan tenang dalam menjalani kehidupannya, dia yakin bahwa tidak ada yang
menimpanya kecuali sesuatu yang telah digariskan oleh Allah swt. Dalam
surat at-Taubah ayat 51 Allah swt menegaskan:
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا
وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami,
dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal."
Ketiga:
Mendapat kemenangan
Pada
masa, khalifah umar ra. Umat Islam mampu menyebarkan Islam kesegenap pelosok
dunia, dua kekuatan raksasa ketika itu yang mencoba tersebarnya dakwah Islam
bisa dipukul mundur, imperium Romawi dan Persia bisa ditumbangkan, bayangkan
bangsa Arab yang selama ini terkebelakang, tidak dikenal dunia kala itu bisa menguasai
dunia, bayangkan orang-orang arab kampung yang selama ini kerjanya sebagai
pengembala onta dan kambing, yang selama ini dianggap sebagai bangsa yang mati
terkubur, dianggap tidak bisa maju dan tampil kedepan, ternyata bisa menguasai
dunia,
Mengapa
mereka bisa menjadi bangsa yang hidup? Hal ini dikarnakan kehidupan mereka
bersandar kepada Al-Quran dan As-sunnah, inilah rahasia mengapa mereka menjadi
bangsa yang kembali hidup dan memainkan peran dalam kancah dunia, rahasianya
adalah mereka istiqamah terhadap ajaran Al-Qur’an, firman Allah swt dalam surat
al-Anam ayat 122 :
أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي
بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا
كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan
dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat
berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang
keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari
padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang
telah mereka kerjakan.
Al-Quran
mengajarkan bahwa kehidupan akhirat lebih baik dari kehidupan dunia, kehidupan
dunia hanya sementara, oleh karena itu mereka selalu siap untuk
menyongsong kehidupan setelah alam dunia ini, mereka korbankan harta benda,
jiwa raga, dan mereka kuras tenaga dan pikiran mereka untuk berjuang menegakkan
agama Allah ini, mereka bersunggu-sungguh, mereka berjuang sepenuh jiwa, mati
merupakan hal biasa, yang luar biasa adalah kalau mati tidak dengan membawa
iman, tanpa membawa bekal yang cukup, tentunya orang yang berjuang dengan
sungguh-sungguh maka dia akan menggapai cita-citanya, dan mudah untuk mendapat
kemenangan, firman Allah swt dalam surat al-Ankabut ayat 69 :
وَالَّذِينَ
جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ
الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)
Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
Kita
semua mesti memahami bahwa agaaama yang disisi Allah swt hanya agama Islam,
orang yang mencari agama selain Islam maka dia akan menjadi orang yang merugi
kelak pada hari kiamat, orang yahuda mengklaim bahwa nabi Ibrahim adalah
seorang yahudi, demikian juga orang nasrani mengklaim bahwa nabi Ibrahim as
adalah seorang nasrani, namun Allah swt menolak dan membatalkan sangkaan mereka
tersebut, dan menegaskadalam al-Quran surat ali-Imran ayat 67:
مَا كَانَ
إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا
وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Ibrahim
bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah
seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah)
dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.
Bahkan
nabi Ibrahim berpesan kepada putr-putranya agar mati sebagai seorang muslim,
firman Allah swt dalam surat al-Baqarah ayat 132:
وَوَصَّى
بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى
لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada
anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku!
Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati
kecuali dalam memeluk agama Islam".
Oleh
karena itu jangan pernah meragukan kebenaran agama kita ini, jangan pernah
merasa bimbang dengan kebenaran risaalah yang dibawa oleh baginda Rasulullah
saw, firman Allah swt dalam surat al-Baqarah ayat 147 :
الْحَقُّ
مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan
sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
Kita
semua berasal dari tanah dan akan kembali kepada tanah, dan kelak masing-masing
kita akan dibangkitkan dari kubur kita masing-masing, oleh Karena itu kita
mesti berusaha supaya diri kita dan keluarga kita dan semua kaum muslimin hidup
sebagai muslim, dan mati juga sebagai seorang muslim, firman Allah swt dalam
surat ali-Imran ayat 102:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.
Dekian
khutbah jumat ini,semoga kita semua mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan,
baik didunia yang fana ini,lebih-lebih dialam akhirat yang kekal abadi nanti.
Amin ya Robbal ‘alamin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ , وَنَفْعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ , وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرٌ
رَحِيْمِ.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ
بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُشْرِكُوْنَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ
, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ , اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن . أَمَّا بَعْدُ
: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ , إِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ , وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ
: إِنَّ اللهَ وَمَلآَئِكَتِهِ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي ياَأَيُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا . أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ , كَمَاصَلَّيْتَ وَسَلَّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ , وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ , كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ , فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ , اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ , إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ , وَيَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ , رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوْبَنَا
بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا , وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
, رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ .
عِبَادَاللهِ , إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ , فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
, وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ , أَقِمِ الصَّلاَةَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar