Kata kerja atau Kalimah F’il terbagi tiga:
1. Fi’il Madhi – Kata
kerja Bentuk Lampau:
Kata kerja menunjukkan kejadian bentuk lampau, yang telah
terjadi sebelum masa berbicara. Seperti :
قَرَأَ
“Telah membaca”.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Ta’ Fa’il dan Ta’ Ta’nits
Sakinah. Seperti :
قَرَأْتُ
QORO’TU = “Aku telah membaca” dan
قَرَاَتْ
QORO’AT = “Dia (seorang perempuan)
telah membaca”.
2. Fi’il Mudhori’ – Kata kerja bentuk sedang atau akan:
Kata kerja menunjukkan kejadian sesuatu pada saat berbicara atau
setelahnya, pantas digunakan untuk kejadian saat berlangsung atau akan
berlangsung.
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi saat berlangsung dengan
dimasukkannya Lam Taukid dan Ma Nafi. Seperti:
قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ
Berkata Ya’qub:
“Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amatmenyedihkanku…
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ
غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ
تَمُوتُ
…Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati…
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi akan berlangsung dengan
dimasukkannya :
س, سوف, لن, أن, ان.
SYIN, SAUFA, LAN, AN dan IN
Seperti:
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى
dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَن تَرَانِي
berkatalah Musa: “Ya
Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada
Engkau.” Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku
وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan berpuasa lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui.
وَإِن يَتَفَرَّقَا يُغْنِ اللَّهُ كُلاًّ
مِّن سَعَتِهِ
Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari
limpahan karunia-Nya.
Tanda-tanda Fi’il Mudhori’ adalah: bisa dimasuki لَمْ seperti contoh:
لَمْ يَقْرَأْ
artinya: tidak membaca.
Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf
Mudhoro’ah yang empat yaitu أ – ن – ي – ت
disingkat menjadi أنيت.
Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim/pembicara/orang
pertama tunggal/Aku. contoh
أضرب
ADHRIBU = aku akan memukul
Huruf Mudhara’ah Nun dipakai untuk Mutakallim Ma’al
Ghair/pembicara/orang pertama jamak/Kami. contoh
نــضرب
NADHRIBU = kami akan
memukul
Huruf Mudhara’ah Ya’ dipakai untuk Ghaib Mudzakkar/orang
ketiga male, tunggal, dual atau jamak/dia atau mereka. contoh
يــضرب
YADHRIBU = dia (pr) akan memukul
يــضربان
YADHRIBAANI = dia berdua (lk-pr)
akan memukul
يــضربون
YADHRIBUUNA = mereka (lk)
akan memukul
يــضربن
YADHRIBNA = mereka (pr) akan
memukul
Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang
kedua male atau female, juga dipakai untuk orang ketiga female tunggal dan
dual. contoh
تــضرب
TADHRIBU = kamu (lk)/dia
(pr) akan memukul
تــضربا
TADHRIBAA = kamu berdua
(lk-pr)/dia berdua (pr) akan memukul
تــضربون
TADHRIBUUNA = kamu sekalian
(lk) akan memukul
تــضربين
TADHRIBIINA = kamu (pr) akan
memukul
تــضربن
TADHRIBNA = kamu sekalian
(pr) akan memukul
3. Fi’il Amar – Kata kerja bentuk perintah :
Kata kerja untuk memerintah atau mengharap sesuatu yang
dihasilkan setelah masa berbicara. contoh:
اقْرأْ
IQRO’ = bacalah.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta
menunjukkan perintah. contoh
اقْرَأَنَّ
IQRO’ANNA = sungguh bacalah.
Pelajaran terkait
·
Tam dan
Naqis
·
Lazim
dan Muta’addi
·
Mabni
Ma’lum dan Mabni Majhul
·
Pembahasan
Taukid dan Hubungannya
·
Mu’rob
dan Mabni
·
Fi’il
Nashab dan letaknya
·
Fi’il
Jazm dan letaknya
·
Fi’il
Rofa’ dan letaknya
·
I’rob
Takdir Kalimah Fiil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar