5 Bencana Yang disebabkan oleh Perbuatan Manusia
(Oleh: Ust. Sumanto, M. Pd. I)
اَلْحَمْدُ
للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى
الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا
اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ , اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْن . أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ , إِتَّقُوااللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَقَالَ اللهُ تَعَالَى
فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ : (#qà)¨?$#ur ZpuZ÷FÏù žw ¨ûtù‹ÅÁè? tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß öNä3YÏB Zp¢¹!%s{ ( (#þqßJn=÷æ$#ur žcr& ©!$# ߉ƒÏ‰x© É>$s)Ïèø9$# ÇËÎÈ
Ma’asyiral muslimin, sidang Jum’at
yang berbahagia.
Selanjutnya pada kesempatan khotbah
Jum’at (siang hari ini), marilah kita bersama-sama sejenak bermu-hasabah untuk
meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah Ta’ala, taqwa dalam arti yang
sebenar-benarnya, yaitu dengan menumbuhkan rasa takut kepada siksa dan adzab
Allah, menjalan-kan semua perintahNya serta menjauhi semua laranganNya.
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah
Ada banyak hal yang patut kita
cermati dari berbagai ujian, bencana dan malapetaka yang menimpa umat Islam khususnya
bangsa Indonesia dewasa ini. Fenomena alam yang terjadi berupa kemarau panjang,
kekeringan, kerusakan, kebakaran hutan, kabut asap serta wabah penyakit,
seperti ISPA Diare, DBD, itu tidak lain disebabkan oleh perbuatan dan ulah
tangan manusia itu sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT:
tygsß ßŠ$|¡xÿø9$# ’Îû ÎhŽy9ø9$# Ìóst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. “ω÷ƒr& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ƒÉ‹ã‹Ï9 uÙ÷èt/ “Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_ötƒ ÇÍÊÈ
Artinya:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan
tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum:
41)
Dalam ayat yang lain juga dijelaskan
bahwa adzab dan siksa Allah tidak khusus hanya menimpa orang-orang zhalim di
antara kita. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
(#qà)¨?$#ur ZpuZ÷FÏù žw ¨ûtù‹ÅÁè? tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß öNä3YÏB Zp¢¹!%s{ ( (#þqßJn=÷æ$#ur žcr& ©!$# ߉ƒÏ‰x© É>$s)Ïèø9$# ÇËÎÈ
“Dan perihalah dirimu dari siksa yang tidak khusus menimpa
orang-orang zhalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksaNya” (QS. An-Anfal: 25).
Imam Ahmad bin Hambal juga
meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam bersabda:
إِذَا
ظَهَرَ الْمَعَاصِيْ فِيْ أُمَّتِيْ عَمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ،
فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَمَا فِيْهِمْ يَوْمَئِذٍ أُنَاسٌ صَالِحُوْنَ؟
قَالَ: بَلَى. قُلْتُ: فَكَيْفَ يَصْنَعُ بِأُلَـئِكَ؟ قَالَ: يُصِيْبُهُمْ مَا
أَصَابَ النَّاسُ ثُمَّ يَصِيْرُوْنَ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٍ.
Artinya: “Jika timbul maksiat
pada umatku, maka Allah akan menyebarkan adzab (siksa) kepada mereka. Aku
berkata: “Wahai Rasulullah, apakah tidak ada pada waktu itu orang-orang
shalih?” Beliau menjawab:”ada”. Aku bertanya lagi: “Apa yang akan Allah perbuat
kepada mereka?” Jawab beliau: “Allah akan menimpakan kepada mereka adzab
sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang melakukan maksiat, kemudian
mereka akan mendapat ampunan dan keridhoan dari Robbnya.” (HR. Imam Ahmad,
VI/304, Al-Haitsami mengatakan bahwa hadits ini perawinya terpercaya).
Ma’asyirol muslimin … sidang Jum’at
yang berbahagia.
Demikianlah bila suatu kaum sudah
bermaksiat dan menen-tang perintah-perintah Allah serta mengkufuri nikmat-nikmatNya,
maka sungguh Allah akan menurunkan kehinaan dan kebinasaan kepada mereka baik
kehinaan di dunia maupun kehinaan di akhirat. Lalu bagaimanakah dengan kita
yang hidup di negeri ini, negeri yang banyak di jumpai di dalamnya kemaksiatan,
kemungkaran dan penyelewengan-penyelewengan moral. Adakah kita sudah
meng-ingatkan kepada mereka akan siksa Allah yang maha pedih, Allah berfirman
di dalam Al-Qur’an:
z>uŽŸÑur ª!$# WxsWtB Zptƒös% ôMtR$Ÿ2 ZpoYÏB#uä Zp¨ZͳyJôÜ•B $yg‹Ï?ù'tƒ $ygè%ø—Í‘ #Y‰xîu‘ `ÏiB Èe@ä. 5b%s3tB ôNtxÿx6sù ÉOãè÷Rr'Î/ «!$# $ygs%ºsŒr'sù ª!$# }¨$t6Ï9 Æíqàfø9$# Å$öqy‚ø9$#ur $yJÎ/ (#qçR$Ÿ2 šcqãèuZóÁtƒ ÇÊÊËÈ
Yang artinya: ”Dan Allah telah
membuat suatu perumpa-maan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman dan
tentram, rizqinya datang kepadanya melimpah ruah dari segala tempat akan tetapi
penduduknya mengingkari akan nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada
mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang mereka perbuat”.
(QS. An-Nahl: 112).
Ayat di atas menggambarkan dengan
jelas betapa Allah akan membinasakan sebuah negeri yang penduduknya berbuat
zhalim dan mengingkari nikmat-nikmat Allah, sehingga Allah menimpakan kepada
mereka siksaNya berupa kelaparan dan ketakutan.
Bahkan dalam sebuah hadits shohih, Imam Ibnu Majah meriwayatkan bahwa akan ada lima bencana yang akan menimpa umat ini.
Bahkan dalam sebuah hadits shohih, Imam Ibnu Majah meriwayatkan bahwa akan ada lima bencana yang akan menimpa umat ini.
Pertama bahwa bila kemaksiatan dan kemungkaran terjadi pada suatu
kaum dengan terang-terangan, perjudian yang semakin merajalela, pelacuran,
prostitusi dan perzinaan serta kasus-kasus perkosaan, maka sungguh Allah akan
menimpakan kepada penduduk negeri tersebut bencana dengan wabah penyakit
(tho’un) yang tidak akan pernah ada obatnya dan tidak pernah dialami oleh
umat-umat seblumnya. Penyakit Aids yang ditemukan pada penghujung tahun 1980
adalah bukti siksa Allah atas penyimpangan moral yang dilakukan manusia. Di dalam
Konfrensi AIDS sedunia di Amsterdam, penyakit Aids dapat menularkan tiga
penderita dalam satu menit, dan pada dekade tahun 2000 kedepan diprediksikan
penderita Aids mencapai 110 juta jiwa, yang berarti satu di antara lima puluh
penduduk dunia dinyatakan positif mengidap menyakit tersebut, sedangkan 65%
penderitanya adalah anak-anak remaja (ABG). Adapun penu-larannya 90% adalah
melalui hubungan badan di luar nikah, pelacuran dan prostitusi, dan yang
sejenisnya.
Selanjutnya yang kedua,
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan bahwa bila suatu kaum telah
mengurangi takaran dan timbangannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada kaum
tersebut dengan bencana berupa paceklik sepanjang tahun, serta berkuasanya
pemimpin-pemimpin yang bengis dan bejat moralnya (diktator), pemimpin-pemimpin
yang akan menindas bangsanya sendiri.
Selanjutnya yang ketiga:
Tidaklah suatu kaum yang enggan mengeluarkan zakat malnya, baik para petani,
pedagang, pengusaha dan orang-orang berkewajiban mengeluarkan zakatnya, kemudian
mereka tidak mengeluarkannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada mereka siksa
dan malapetaka dengan tidak diturunkannya hujan dari langit, dan bila karena
tidak ada binatang ternak, niscaya Allah tidak akan menurunkan hujan
selama-lamanya, maknanya bahwa Allah lebih mencintai binatang-binatang ternak
dibandingkan orang-orang berharta namun tidak mengeluarkan zakat hartanya.
Yang keempat: Tidaklah suatu
kaum mengingkari janji antara dirinya dengan Allah dan RasulNya, melainkan
Allah akan mendatangkan kepada mereka musuh-musuh yang bukan dari golongan
mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada pada mereka.
Selanjutnya yang kelima: Bahwa
sungguh tidaklah suatu kaum, dimana pemimpin-pemimpin mereka, imam-imam mereka
sudah tidak tunduk dan berhukum dengan Kitabullah Al-Qur’an, maka Allah akan
mengadzab mereka dengan kesengsaraan dan perpecahan di antara mereka. Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
وَمَتَى
تَرَكَ الْعَالِمُ مَا عَلِمَهُ مِنْ كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ رُسُوْلِهِ
وَاتَّبَعَ حُكْمَ الْحَاكِمِ الْمُخَالِفِ لِحُكْمِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ كَانَ
مُرْتَدًّا كَافِرًا يَسْتَحِقُّ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ.
“Dan kapan saja seorang alim
meninggalkan apa yang dia ketahui dari Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah
Rasul-Nya lalu mengikuti hukum penguasa (pemerintah) yang bertentangan dengan
hukum Allah dan RasulNya, maka ia telah murtad dan kafir serta pantas baginya
mendapatkan siksa di dunia dan di akhirat.”
(Majmu’ Fatawa, 35/373).
Ma’asyiral Muslimin … Sidang Jum’at
yang berbahagia.
Bila kita mencermati lebih dalam
sesungguhnya banyak ayat Al-Qur’an yang mengisahkan tentang dibinasakannya
umat-umat terdahulu sebagai ibroh (pelajaran) bagi umat yang datang kemudian.
Oleh karena itu marilah kita selalu bertakwa kepada Allah serta takut akan azabNya,
semoga Allah memberikan keberkahan kepada kita dengan menurunkan hujan, agar
kabut asap yang tengah melanda dapat segera hilang sehingga kita dapat
menghirup udara dengan enak. Allah SWT berfirman:
öqs9ur ¨br& Ÿ@÷dr& #“tà)ø9$# (#qãZtB#uä (#öqs)¨?$#ur $uZóstGxÿs9 NÍköŽn=tã ;M»x.tt/ z`ÏiB Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur `Å3»s9ur (#qç/¤‹x. Mßg»tRõ‹s{r'sù $yJÎ/ (#qçR$Ÿ2 tbqç7Å¡õ3tƒ ÇÒÏÈ
Artinya:
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.(QS. Al-A’rof:96)
Demikianlah khutbah ini semoga
bermanfaat bagi kita semua, amin .
بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
أَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمِّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا
بَعْدُ؛فَيَا عِبَادَ اللهِ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ : إِنَّ اللهَ وَمَلآَئِكَتِهِ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي ياَأَيُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ , إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ , وَيَاقَاضِيَ
الْحَاجَاتِ, اَللَّهُمَّ
أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا
دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ
إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ،
وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ
قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ , إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ,
فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ , وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ , وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
أَقِيْمُوا الصَّلاَةَ
5
Bencana Yang Akan Menimpa Umat Islam
(Oleh:
Ust. Sumanto, M. Pd. I)
اَلْحَمْدُ
للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى
الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا
اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ , اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْن . أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ , إِتَّقُوااللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَقَالَ اللهُ تَعَالَى
فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ : (#qà)¨?$#ur ZpuZ÷FÏù žw ¨ûtù‹ÅÁè? tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß öNä3YÏB Zp¢¹!%s{ ( (#þqßJn=÷æ$#ur žcr& ©!$# ߉ƒÏ‰x© É>$s)Ïèø9$# ÇËÎÈ
Ma’asyiral muslimin, sidang Jum’at
yang berbahagia.
Selanjutnya pada kesempatan khotbah
Jum’at (siang hari ini), hendaknya kita bersama-sama sejenak bermu-hasabah
untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah Ta’ala, taqwa dalam arti
yang sebenar-benarnya, yaitu dengan menumbuhkan rasa takut kepada siksa dan
adzab Allah, menjalan-kan semua perintahNya serta menjauhi semua laranganNya.
Karena dengan keimanan dan ketaqwaan juga Allah akan menurunkan keberkahan baik
dari langit maupun dari bumui. Allah SWT berfirman:
öqs9ur ¨br& Ÿ@÷dr& #“tà)ø9$# (#qãZtB#uä (#öqs)¨?$#ur $uZóstGxÿs9 NÍköŽn=tã ;M»x.tt/ z`ÏiB Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur `Å3»s9ur (#qç/¤‹x. Mßg»tRõ‹s{r'sù $yJÎ/ (#qçR$Ÿ2 tbqç7Å¡õ3tƒ ÇÒÏÈ
Artinya:
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.(QS. Al-A’rof:96)
Ma’asyirol Muslimin …
arsyadakumullah
Ada banyak hal yang patut kita
cermati dari berbagai ujian, bencana dan malapetaka yang menimpa umat Islam khususnya
bangsa Indonesia dewasa ini. Fenomena alam yang terjadi berupa kemarau dan
kekeringan serta wabah penyakit menular disebabkan oleh perbuatan dan ulah
tangan manusia itu sendiri. Dalam Al-Qur’an, sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengingat-kan
kepada kita bahwa adzab dan siksa Allah tidak khusus hanya menimpa orang-orang
zhalim di antara kita. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
(#qà)¨?$#ur ZpuZ÷FÏù žw ¨ûtù‹ÅÁè? tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß öNä3YÏB Zp¢¹!%s{ ( (#þqßJn=÷æ$#ur žcr& ©!$# ߉ƒÏ‰x© É>$s)Ïèø9$# ÇËÎÈ
“Dan perihalah dirimu dari siksa yang tidak khusus menimpa
orang-orang zhalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksaNya” (QS. An-Anfal: 25).
Imam Ahmad bin Hambal juga
meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam bersabda:
إِذَا
ظَهَرَ الْمَعَاصِيْ فِيْ أُمَّتِيْ عَمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ،
فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَمَا فِيْهِمْ يَوْمَئِذٍ أُنَاسٌ صَالِحُوْنَ؟
قَالَ: بَلَى. قُلْتُ: فَكَيْفَ يَصْنَعُ بِأُلَـئِكَ؟ قَالَ: يُصِيْبُهُمْ مَا
أَصَابَ النَّاسُ ثُمَّ يَصِيْرُوْنَ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٍ.
Artinya: “Jika timbul maksiat
pada umatku, maka Allah akan menyebarkan adzab (siksa) kepada mereka. Aku
berkata: “Wahai Rasulullah, apakah tidak ada pada waktu itu orang-orang
shalih?” Beliau menjawab:”ada”. Aku bertanya lagi: “Apa yang akan Allah perbuat
kepada mereka?” Jawab beliau: “Allah akan menimpakan kepada mereka adzab
sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang melakukan maksiat, kemudian
mereka akan mendapat ampunan dan keridhoan dari Robbnya.” (HR. Imam Ahmad,
VI/304, Al-Haitsami mengatakan bahwa hadits ini perawinya terpercaya).
Ma’asyirol muslimin … sidang Jum’at
yang berbahagia.
Demikianlah bila suatu kaum sudah bermaksiat
dan menen-tang perintah-perintah Allah serta mengkufuri nikmat-nikmatNya, maka
sungguh Allah akan menurunkan kehinaan dan kebinasaan kepada mereka baik
kehinaan di dunia maupun kehinaan di akhirat. Lalu bagaimanakah dengan kita
yang hidup di negeri ini, negeri yang banyak di jumpai di dalamnya kemaksiatan,
kemungkaran dan penyelewengan-penyelewengan moral. Adakah kita sudah
meng-ingatkan kepada mereka akan siksa Allah yang maha pedih, Allah berfirman
di dalam Al-Qur’an.
z>uŽŸÑur ª!$# WxsWtB Zptƒös% ôMtR$Ÿ2 ZpoYÏB#uä Zp¨ZͳyJôÜ•B $yg‹Ï?ù'tƒ $ygè%ø—Í‘ #Y‰xîu‘ `ÏiB Èe@ä. 5b%s3tB ôNtxÿx6sù ÉOãè÷Rr'Î/ «!$# $ygs%ºsŒr'sù ª!$# }¨$t6Ï9 Æíqàfø9$# Å$öqy‚ø9$#ur $yJÎ/ (#qçR$Ÿ2 šcqãèuZóÁtƒ ÇÊÊËÈ
Yang artinya: ”Dan Allah telah
membuat suatu perumpa-maan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman dan
tentram, rizqinya datang kepadanya melimpah ruah dari segala tempat akan tetapi
penduduknya mengingkari akan nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada
mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang mereka perbuat”.
(QS. An-Nahl: 112).
Ayat di atas menggambarkan dengan
jelas betapa Allah akan membinasakan sebuah negeri yang penduduknya berbuat
zhalim dan mengingkari nikmat-nikmat Allah, sehingga Allah menimpakan kepada
mereka siksaNya berupa kelaparan dan ketakutan.
Bahkan dalam sebuah hadits shohih, Imam Ibnu Majah meriwayatkan bahwa akan ada lima bencana yang akan menimpa umat ini. Dari Abdullah bin Umar bin Khaththab ia berkata: “Aku adalah salah seorang dari sepuluh keluarga muhajirin yang berada di rumah kediaman Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , lalu beliau menghadapkan wajahnya kepada kami: ”Wahai kaum Muhajirin!! sesungguhnya ada lima perkara dan aku berlindung kepada Allah agar kalian tidak menemuinya, beliau bersabda:
Yang artinya:
Bahkan dalam sebuah hadits shohih, Imam Ibnu Majah meriwayatkan bahwa akan ada lima bencana yang akan menimpa umat ini. Dari Abdullah bin Umar bin Khaththab ia berkata: “Aku adalah salah seorang dari sepuluh keluarga muhajirin yang berada di rumah kediaman Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , lalu beliau menghadapkan wajahnya kepada kami: ”Wahai kaum Muhajirin!! sesungguhnya ada lima perkara dan aku berlindung kepada Allah agar kalian tidak menemuinya, beliau bersabda:
Yang artinya:
- Tidaklah muncul perbuatan keji (zina) pada suatu kaum
hingga mereka melakukannya secara terus terang kecuali Allah akan
menimpakan kepada mereka wabah dan berbagai penyakit (tho’un) yang belum
pernah menimpa kepada orang-orang sebelum mereka.
- Tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangannya
niscaya mereka akan ditimpa dengan tandusnya tanah, paceklik sepanjang
tahun serta berkuasanya penguasa-penguasa yang zhalim.
- Dan tidaklah suatu kaum enggan mengeluarkan zakat
hartanya kecuali Allah akan menimpakan kepada mereka bencana dengan tidak
diturunkannya hujan dari atas langit kepada mereka dan kalaulah bukan
karena binatang ternak niscaya Allah akan menahan turunnya hujan
selama-lamanya.
- Dan tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara mereka
dengan Allah dan RasulNya melainkan Allah akan mendatangkan musuh-musuh
yang bukan dari golongan mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada di
tangan mereka.
- Dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak berhukum
dengan kitabullah dan tidak memilih yang terbaik dari apa yang Allah
turunkan kecuali Allah turunkan kepada mereka kesengsaraan (perpe-cahan)
di antara mereka.” (HR. Imam Ibnu Majah, 4019, dan dihasankan oleh Syaikh
Al-Albani).
Ma’ashiral muslimin sidang
Jum’at yang berbahagia.
Demikianlah dengan tegas Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan di hadapan kaum muhajirin tentang lima
bencana yang akan menimpa umat ini, yang pertama bahwa bila kemaksiatan
dan kemungkaran terjadi pada suatu kaum dengan terang-terangan, perjudian yang
semakin merajalela, pelacuran, prostitusi dan perzinaan serta kasus-kasus
perkosaan yang hampir setiap hari menghiasi halaman surat kabar, maka sungguh Allah
akan menimpakan kepada penduduk negeri tersebut bencana dengan wabah penyakit
(tho’un) yang tidak akan pernah ada obatnya dan tidak pernah dialami oleh
umat-umat seblumnya. Penyakit Aids yang ditemukan pada penghujung tahun 1980
adalah bukti siksa Allah atas penyimpangan moral yang dilakukan manusia. Di
dalam Konfrensi AIDS sedunia di Amsterdam, Prof. Dr. J. Man mengatakan bahwa
penyakit Aids dapat menularkan tiga penderita dalam satu menit, dan pada dekade
tahun 2000 kedepan diprediksikan penderita Aids mencapai 110 juta jiwa, yang
berarti satu di antara lima puluh penduduk dunia dinyatakan positif mengidap
menyakit tersebut, sedangkan 65% penderitanya adalah anak-anak remaja (ABG).
Adapun penu-larannya 90% adalah melalui hubungan badan di luar nikah, pelacuran
dan prostitusi, dan yang sejenisnya.
Selanjutnya yang kedua,
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan bahwa bila suatu kaum telah
mengurangi takaran dan timbangannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada kaum
tersebut dengan bencana berupa paceklik sepanjang tahun, serta berkuasanya
pemimpin-pemimpin yang bengis dan bejat moralnya (diktator), pemimpin-pemimpin
yang akan menindas bangsanya sendiri.
Selanjutnya yang ketiga:
Tidaklah suatu kaum yang enggan mengeluarkan zakat malnya, baik para petani,
pedagang, pengusaha dan orang-orang berkewajiban mengeluarkan zakatnya,
kemudian mereka tidak mengeluarkannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada
mereka siksa dan malapetaka dengan tidak diturunkannya hujan dari langit, dan
bila karena tidak ada binatang ternak, niscaya Allah tidak akan menurunkan
hujan selama-lamanya, maknanya bahwa Allah lebih mencintai binatang-binatang
ternak dibandingkan orang-orang berharta namun tidak mengeluarkan zakat
hartanya.
Yang keempat: Tidaklah suatu
kaum mengingkari janji antara dirinya dengan Allah dan RasulNya, melainkan
Allah akan mendatangkan kepada mereka musuh-musuh yang bukan dari golongan
mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada pada mereka.
Selanjutnya yang kelima: Bahwa
sungguh tidaklah suatu kaum, dimana pemimpin-pemimpin mereka, imam-imam mereka
sudah tidak tunduk dan berhukum dengan Kitabullah Al-Qur’an, maka Allah akan
mengadzab mereka dengan kesengsaraan dan perpecahan di antara mereka. Dalam
kaitannya berhukum dengan selain hukum Allah (Kitabullah), setelah iqomatul
hujjah sampai kepada mereka.
Sahabat Ibnu Abbas berkata:
مَنْ
جَحَدَ مَا أَنْزَلَ اللهُ فَقَدْ كَفَرَ
“Siapa yang menolak apa yang
diturunkan oleh Allah, maka telah kafir”.
(Lihat Tafsir Al-Thobari, VI/149).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
berkata:
وَمَتَى
تَرَكَ الْعَالِمُ مَا عَلِمَهُ مِنْ كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ رُسُوْلِهِ
وَاتَّبَعَ حُكْمَ الْحَاكِمِ الْمُخَالِفِ لِحُكْمِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ كَانَ
مُرْتَدًّا كَافِرًا يَسْتَحِقُّ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ.
“Dan kapan saja seorang alim
meninggalkan apa yang dia ketahui dari Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah
Rasul-Nya lalu mengikuti hukum penguasa (pemerintah) yang bertentangan dengan
hukum Allah dan RasulNya, maka ia telah murtad dan kafir serta pantas baginya
mendapatkan siksa di dunia dan di akhirat.”
(Majmu’ Fatawa, 35/373).
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata:
إِنِ اعْتَقَدَ أَنَّ الْحُكْمَ بِمَا
أَنْزَلَ اللهُ غَيْرَ وَاجِبٍ وَأَنَّهُ مُخَيَّرٌ فِيْهِ مَعَ تَيَقُّنِهِ
أَنَّهُ حُكْمُ اللهِ، هَذَا كُفْرٌ أَكْبَرُ.
Yang artinya: “Jika seseorang
berkeyakinan bahwa berhukum dengan hukum Allah adalah tidak wajib, dan meyakini
bahwa boleh memilih (antara berhukum dengan hukum Allah ataupun tidak) serta
berkeyakinan bahwa yang demikian itu adalah hukum Allah juga, ini adalah kufur
akbar.” (Madarijus Salikin, I/337).
Ma’asyiral Muslimin … Sidang Jum’at
yang berbahagia.
Bila kita mencermati lebih dalam
sesungguhnya banyak ayat Al-Qur’an yang mengisahkan tentang dibinasakannya
umat-umat terdahulu sebagai ibroh (pelajaran) bagi umat yang datang kemudian.
بَارَكَ
اللهُ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعِنْي وَإِيَّاكُمْ بِالآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ هُوَ الَّسِمْيُع اْلعَلِيْمُ، فَاسْتَغْفِرُوا
اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمِّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ
وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ
أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ
لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً
لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ
وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ
رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ
, إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ , فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ , وَاللهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُوْنَ , وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
أَقِيْمُوا الصَّلاَةَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar