Assalamua’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Hadirin sekalian
yang kami muliakan!
Sebelumnya marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah
Subhanahu wa Ta’ala, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pada
hari ini kita semua masih diberi kesempatan untuk dapat hadir di tempat ini
dalam keadaan sehat walafiat.
Solawat dan salam tak bosan-bosannya kita kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang menjadi rahmat bagi sekalian alam, Allahumma Solli ‘Ala
Sayyidina Muhammad Wa’ala Alisayyidina Muhammad.
Hadirin Yang Kami
Muliakan.
Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah negara kepulaan yang
sangat luas. Terbentang dari Sabang sampai Merauke, terdiri dari beribu-ribu
pulau yang kaya akan suku dan budaya. Keragaman suku bangsa dan budaya merupakan
kekayaan yang tak ternilai harganya. Dilihat dari aspek sosial budaya Indonesia
terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat,
bahasa, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga mengandung potensi
konflik yang besar. Walaupun berbeda-beda kita harus tetap menjaga rasa
persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak terjadi konflik. Seperti yang tertulis
dalam semboyan negara kita yaitu Bhennika Tunggal Ika berbeda-beda tapi tetap
satu jua. Di dialam Al-Qur’an Allah SWT juga sudah menjelaskan bahwa kita
diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Mari kita simak Firmana Allah SWT,
Surah Al-Hujurat Ayat 13, sebagai berikut:

Artinya:
Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.(QS. Al-Hujurat:
13)
Ayat di
atas menjelaskan bahwa kita diciptakan Allah secara berpasang-pasangan, ada laki-laki
dan ada perempuan, Allah menjadikan kita berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, ada
yang kulit hitam dan ada yang kulit putih, tujuannya adalah agar kita saling
kenal-mengenal, saling hormat menghormati dan bersatu.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Berbicara tentang keragaman, tentu kita
berbicara tentang bagaimana etnis yang berbeda, agama dan ide-ide bersatu
menjadi identitas yang solid. Identitas yang kuat, bersinar bangsa di mata
dunia. Hal ini juga tentang bagaimana keragaman ini bisa menjadi media untuk
meningkatkan kualitas dan kredibilitas bangsa.
Jika kita kenang perjuangan para pahlawan
muda kita di tahun 1928 maka terlintas jelas di benak kita bahwa semangat
persatuan mereka saat itu yang bagaikan api yang tak kunjung padam itu begitu
hebat menyatu pada jiwa para pemuda yang tercecer dalam berbagai wadah. Namun
demikian tak kalah pentingnya dengan peran kita semua sekarang ini. Perjuangan
belumlah selesai. Semangat perjuangan mereka dalam mempersatukan bangsa ini
harus tetap dipelihara dan dipertahankan, dengan mewujudkan jiwa pembangunan
yang tangguh.
Jiwa dan semangat 45 ialah jiwa dan
semangat kebersamaan. Jiwa yang mendahulukan kepentingan bersama di atas
kepentingan golongan. Untuk itu pula maka kita wajib meningkatkan rasa
solidaritas berbangsa dan bernegara. Persatuan dan kesatuan nasional lebih di
atas kepentingan kita secara pribadi dan golongan. Tumbuhkan terus semangat
kebersamaan dalam memperjuangkan cita-cita bangsa ini.
Hadirin Yang Kami Muliakan
Insya Allah harapan bangsa Indonesia
mencapai kehidupan yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dengan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala tercapai dengan menumbuhkan
semangat keberagaman dan persatuan nasional Indonesia. Kesimpulannya adalah
kita harus saling hormat-menghormati, dan bersatu dalam mempertahankan
kedaulatan Negara kita. Demikianlah pidato ini semoga bermanfaat, Amin, amin,
yaa robbal ‘alamin.
Wassalamualikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar