Keutamaan Orang yang berilmu
Oleh: Ust. Sumanto, M.
Pd.I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نبيّ بعده . اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى
بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ
أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ
تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Jamaah Jum’at yang berbahagia!
Ilmu, telah menjadi perbincangan dari waktu
ke waktu, bahkan ilmu telah menjadi simbol kemajuan dan kejayaan suatu bangsa.
Hampir tak ada suatu bangsa dinilai maju kecuali di sana ada ketinggian ilmu.
Hingga hampir menjadi kesepakatan setiap jawara bangsa, bila ingin maju harus
berkiblat kepada negeri yang tinggi ilmunya. Jadilah bangku-bangku sekolah
didoktrin dengan kurikulum negara maju. Akan tetapi sayang seribu kali sayang,
sikap ambisi meraup dan mengimport ilmu ini berlaku hanya pada masalah duniawi.
Bahkan pikiran sebagian besar kaum muslimin pun tak jauh berbeda dengan kaum
sekulernya. Mari kita dengar wasiat Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib
Radhiallaahu anhu :
اِرْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً
وَارْتَحَلَتِ اْلآخِرَةُ مُقْبِلَةً وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُوْنٌ،
فَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَاءِ اْلآخِرَةِ وَلاَ تَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَاِء
الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابٌ وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلٌ
“Dunia
akan pergi berlalu, dan akhirat akan datang menjelang, dan keduanya mempunyai
anak-anak. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan jangan menjadi anak-anak
dunia. Sesungguhnya pada hari ini hanya ada amal tanpa hisab (perhitungan), dan
besok hanya ada hisab (perhitungan) tanpa amal.” (HR. Al-Bukhari secara mu’allaq).
Akankah kita membekali diri kita bagaikan si
buta di tengah rimba belantara tak tahu apa yang akan menimpanya. Padahal
bahaya itu sebuah kepastian yang telah tersedia.
Akankah kita bergelimang dalam kebodohan,
padahal kebodohan adalah lambang kejumudan. Kita semua tentu ingin sukses dan
jaya di negeri akhirat nanti. Lalu apa yang menghalangi kita untuk segera
meraup ilmu dien (agama), sebagaimana kita berambisi meraup ketinggian ilmu
dunia karena tergambar suksesnya masa depan kita? . Ketahuilah bahwa orang yang
bodoh itu cenderung memusuhi apa yang tidak diketahuinya. Kita berlindung
kepada Allah dari kebodohan tentang agama ini. bahkan do’a-do’a Rosulullah
banyak yang berisikan permohonan ditambahkan ilmu dan kefahaman.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah!
Keutamaan ilmu itu sangat banyak, secara
garis besarnya terangkum dalam beberapa point:
•Bahwa ilmu agama adalah warisan para nabi. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda:
•Bahwa ilmu agama adalah warisan para nabi. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda:
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ
الْقَمَرِ عَلَى النُّجُوْمِ. اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ،
وَاْلأَنْبِيَاءُ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَاًرا وَلاَ دِرْهَمًا وَإِنَّمَا
وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ. (الترمذي
“Keutamaan sesorang ‘alim (berilmu) atas
seorang ‘abid (ahli ibadah) seperti keutamaan bulan atas seluruh
bintang-bintang. Sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi. Sesungguhnya para
nabi tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu,
maka barangsiapa mengambilnya (warisan ilmu) maka dia telah mengambil
keuntungan yang banyak.” (HR. Tirmidzi).
•Ilmu itu tetap akan kekal sekalipun pemiliknya telah mati, tetapi harta yang jadi rebutan manusia itu pasti akan sirna. Setiap kita pasti kenal Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, gudangnya periwayatan hadits, Dari segi harta Abu Hurairah Radhiallaahu anhu memang termasuk golongan fuqara’ (fakir miskin), memang hartanya telah sirna, tapi ilmunya tak pernah sirna, kita semua masih tetap membacanya. Inilah amal yang akan terus mengalir seperti yang tersebut dalam hadits Rasul Shallallaahu alaihi wa Salam :
•Ilmu itu tetap akan kekal sekalipun pemiliknya telah mati, tetapi harta yang jadi rebutan manusia itu pasti akan sirna. Setiap kita pasti kenal Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, gudangnya periwayatan hadits, Dari segi harta Abu Hurairah Radhiallaahu anhu memang termasuk golongan fuqara’ (fakir miskin), memang hartanya telah sirna, tapi ilmunya tak pernah sirna, kita semua masih tetap membacanya. Inilah amal yang akan terus mengalir seperti yang tersebut dalam hadits Rasul Shallallaahu alaihi wa Salam :
إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ
إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ؛ صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٌ
صَالِحٌ يَدْعُوْ لَهُ
“Jika manusia mati terputuslah amalnya kecuali tiga: shadaqah jariyah,
atau ilmu yang bermanfaat dia amalkan atau anak shalih yang mendoakannya.”
Rosulullah SAW bersabda yang artinya : Ada
dua golongan orang yang tidak akan pernah merasa puas, yaitu penuntut ilmu dan
pencari harta. Tidak pernah puas dalam mencari ilmu apalagi ilmu agama adalah
baik dan sangat dianjurkan, tetapi tidak pernah puas dalam mencari harta dunia
adalah kejelekan, karena tidak ada kesudahannya. Namun ini bukan berarti bahwa
ummat islam dilarang untuk kaya, namun harus diseimbangkan antara menuntut
ilmu, mencari nafkah dan amal ibadah kepada Allah SWT.
•Ilmu, bisa menghantarkan pemiliknya menjadi
saksi atas kebenaran dan keesaan Allah. Sedangkan pemilik harta? Harta sama
sekali takkan menghantarkan pemiliknya sampai ke derajat sana.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam menggambarkan para pemilik ilmu dengan lembah yang bisa menampung air yang bermanfaat terhadap alam sekitar, beliau bersabda, yang artinya:
“Perumpamaan dari petunjuk ilmu yang aku diutus dengannya bagaikan hujan yang menimpa tanah, sebagian di antaranya ada yang baik (subur) yang mampu menampung air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak, di antaranya lagi ada sebagian tanah keras yang (mampu) menahan air yang dengannya Allah memberikan manfaat kepada manusia untuk minuman, mengairi tanaman dan bercocok tanam. Dan sebagian menimpa tanah tandus kering yang gersang, tidak bisa menahan air yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Maka demikianlah permisalan orang yang memahami (pandai) dalam dien Allah dan memanfaatkan apa yang dengannya aku diutus Allah, maka dia mempelajari dan mengajarkan. Sedangkan permisalan bagi orang yang (tidak memperhatikan ilmu) itu (sangat berpaling dan bodoh), dia tidak menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam menggambarkan para pemilik ilmu dengan lembah yang bisa menampung air yang bermanfaat terhadap alam sekitar, beliau bersabda, yang artinya:
“Perumpamaan dari petunjuk ilmu yang aku diutus dengannya bagaikan hujan yang menimpa tanah, sebagian di antaranya ada yang baik (subur) yang mampu menampung air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak, di antaranya lagi ada sebagian tanah keras yang (mampu) menahan air yang dengannya Allah memberikan manfaat kepada manusia untuk minuman, mengairi tanaman dan bercocok tanam. Dan sebagian menimpa tanah tandus kering yang gersang, tidak bisa menahan air yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Maka demikianlah permisalan orang yang memahami (pandai) dalam dien Allah dan memanfaatkan apa yang dengannya aku diutus Allah, maka dia mempelajari dan mengajarkan. Sedangkan permisalan bagi orang yang (tidak memperhatikan ilmu) itu (sangat berpaling dan bodoh), dia tidak menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah!
•Ilmu adalah jalan menuju Surga, tiada jalan
pintas menuju Surga kecuali ilmu. Sabdanya:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ
عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Barangsiapa menempuh jalan untuk
mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR. Muslim).
•Ilmu merupakan pertanda kebaikan seorang
hamba. Tidaklah akan menjadi baik melainkan orang yang berilmu, sekalipun bukan
jaminan mutlak orang yang (mengaku) berilmu mesti baik.
Sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam :
Sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam :
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ
فِي الدِّيْنِ
“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan, Allah akan pahamkan dia
(masalah) agama.” (HR. Al-Bukhari).
•Orang ‘alim (berilmu) adalah cahaya bagi manusia lainnya. Dengan dirinyalah manusia dapat tertunjuki jalan hidupnya. Jamaah sekalian tentunya pernah mendengar kisah seorang pembunuh yang menghabisi 100 nyawa. Dia bunuh seorang ahli ibadah sebagai korban yang ke-100 karena jawaban bodoh dari si ahli ibadah yang menjawab bahwa sudah tak ada lagi pintu taubat bagi pembunuh nyawa manusia. Akhirnya dia datang kepada seorang ‘alim, dan disana ia ditunjukkan jalan taubat, maka diapun mendapatkan penerangan bagi jalan hidupnya.
•Orang ‘alim (berilmu) adalah cahaya bagi manusia lainnya. Dengan dirinyalah manusia dapat tertunjuki jalan hidupnya. Jamaah sekalian tentunya pernah mendengar kisah seorang pembunuh yang menghabisi 100 nyawa. Dia bunuh seorang ahli ibadah sebagai korban yang ke-100 karena jawaban bodoh dari si ahli ibadah yang menjawab bahwa sudah tak ada lagi pintu taubat bagi pembunuh nyawa manusia. Akhirnya dia datang kepada seorang ‘alim, dan disana ia ditunjukkan jalan taubat, maka diapun mendapatkan penerangan bagi jalan hidupnya.
•Allah akan mengangkat derajat Ahli Ilmu
(orang alim) di dunia dan akhirat. Di dunia Allah angkat derajatnya di
tengah-tengah umat manusia sesuai dengan tingkat amal yang dia tegakkan. Dan di
akhirat akan Allah angkat derajat mereka di Surga sesuai dengan derajat ilmu
yang telah diamalkan dan didakwahkannya.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman dalam surat Mujadilah: 11:
Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah!
Itulah point-point penting yang bisa kita
nukilkan, semoga menjadi pendorong semangat dan motivasi bagi kita dalam
mencari keutamaan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk ananda siswa-siswa Al-azhar, jadilah pemuda yang haus akan ilmu,
janganlah menjadi sorang pemuda yang terlena dengan gemerlapan dunia dan cinta
dunia, utamakanlah akhirat, pergunakanlah masa mudamu untuk mencari ilmu”شبابك قبل هرامك , manfaatkanlah masa mudamu sebelum datang masa
tuamu.demikianlah khutbah kita kali ini semoga bermanfaat. Amin
فاعتبروا يااولي الألباب لعلكم ترحمون
Dibawah ini Juga Ada Kumpulan Keutamaan Amal-amal
BalasHapusKumpulan Keutamaan Amal