Senin, 09 November 2015

Makalah Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen

Makalah Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen
Oleh: Sumanto

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasioanal maupun (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang.perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan -perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu memperoleh informasi yang paling akurat yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan, khususnya dalam bidang pendidikan merupakan kegiatan manajerial yang pada hakikatnya merupakan proses pengambilan keputusan dan semua kegiatan tersebut membutuhkan informasi.Informasi yang dibutuhkan oleh para manajer, termasuk pengelola pendidikan, disediakan oleh suatu sistem informasi manajemen (SIM) yaitu suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajer secara teratur.Informasi ini dimanfaatkan sebagai dasar untuk melakukan pemantauan dan penilaian kegiatan serta hasil yang ingin dicapai.
Menurut Dr. Murniati AR, M.Pd dan Dr. Nasir Usman, M.Pd, pendidikan kejuruan memiliki kaitan langsung dengan proses industrialisasi, terutama bila dikaitkan dengan fungsinya memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan dpat diandalakn serta punya visi perhatian yang sungguh-sungguh kepada pengembangan teknologi. Dalam hal ini Sistem informasi Manajemen sangan membantu siswa dalam mencapai proses industrialisasi tersebut, dimana dengan SIM siswa akan lebih mudah dalam mendapatkan informasi yang ada pada sekolah tempat siswa belajar.
B.     Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas , maka permasalahan yang akan diangkat dalam kajian ini adalah sebagai berikut :
1.              Apakah tujuan dari Sistem Informasi Manajemen
2.              Bagaimana cara memperoleh informasi yang baik
3.              Apa kaitannya sebuah system informasi dengan seorang manajer
C.     Tujuan Penulisan
1.        Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Kejuruan (MPK)
2.        Mengetahui dan mengerti tentang Sistem Informasi Manajemen
3.        Mengetahui informasi – informasi apa yang dibutuhkan oleh seorang manajer
4.        Mengetahui tujuan dari Sistem Informasi Manajemen
5.        Mengetahui informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian dan pengevaluasian
6.        Mengetahui informasi pengambilan keputusan


BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Sistem Informasi
Dalam kehidupan masyarakat luas kata “Informasi“ pada umumnya sudah tidak dipandang dalam istilah yang asing lagi. Ada yang mengartikan informasi adalah sebuah berita atau keterangan yang diidentikkan dengan sebuah data. Dalam manajemen istilah informasi mempunyai sutau pengertian khusus.Tidak diartikan sebagai fakta – fakta dan gambar – gambar yang pada umumnya dikumpilkam, dan disimpan dalam organisasi. Jenis fakta dan gambar yang bersifat umum ini disebut data. Dengan demikian data merupakan bahan untuk menjadi informasi setelah diproses dengan prosedur, teknik dan cara sesuai dengan kepentingannya.Jadi informasi berarti bahan – bahan yang secara khusus dipilih dan dipersiapkan untuk suatu masalah tertentu, pada waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran yang pasti.
Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat  didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu entitas organisasi formal, seperti Departemen atau Lembaga suatu Instansi Pemerintahan yang dapat dijabarkan menjadi Direktorat, Bidang, Bagian sampai pada unit terkecil dibawahnya. Informasi menjelaskan mengenai organisasi atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang tentang organisasi tersebut. Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan fakta-fakta yang mewakili suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada di dalam atau di lingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat langsung digunakan untuk pengambilan keputusan, melainkan harus diolah lebih dahulu agar dapat dipahami, lalu dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Informasi harus dikelola dengan baik dan memadai agar memberikan manfaat yang maksimal.
           Menurut Shrode dan Voich (1994), Informasi merupakan sumber dasar bagi organisasi dan esensial agar operasionalisasi dan manajemen berfungsi secara efektif. Sedangkan Gordon Davis (1994), mengartikan sistem informasi manajemen sebagai sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
            Mcleod (1995) mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen (SIM) sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi para pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya membentuk entitas organisasi formal atau sub unit di bawahnya. Informasi menjelaskan suatu organisasi yang salah satu sistem utamanya menjelasakan mengenai apa yang telah terjadi, apa yang sekarang terjadi, dan apa kemungkinannya di masa mendatang.
Penerapan sistem informasi di dalam suatu organisasi dimaksudkan untuk memberikan dukungan informasi yang dibutuhkan, khususnya oleh para pengguna informasi dari berbagai tingkatan manajemen. Sistem informasi yang digunakan oleh para pengguna dari berbagai tingkatan manajemen ini biasa disebut sebagai Sistem Informasi Manajemen. Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru. Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi.
Pemrosesan berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk  mentransfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak atau aktivitasaktivitas yang akan menggunakan. Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik (feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di tahap input berikutnya.
Dengan kata lain, sistem informasi manajemen merupakan keseluruhan jaringan informasi yang ditujukan kepada pembuatan keterangan-keterangan bagi para manajer dan para pengguna lainnya yang berfungi untuk pengambilan keputusan atau kebutuhan lain dalam cakupan organisasi ataupun perseorangan. Informasi itu sendiri, merupakan data yang telah diolah, dianalisis, melalui suatu cara sehingga memiliki arti makna (worth). Sedangkan data adalah fakta, atau fenomena yang belum dianalisis, seperti jumlah, angka, nama, lambang yang menggambarkan suatu objek, ide, kondisi ataupun situasi.
             Apabila data yang masuk telah diproses dan dianalisis maka data itu menjadi informasi yang penting, dibutuhkan, dan berarti bagi pengambilan keputusan, baik menyangkut kegiatan organisasi maupun manajerial. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam SIM adalah:
b.      Perlu diidentifikasi jenis informasi yang dibutuhkan
c.       Perlu ditentukan sumber data dan informasi yang dibutuhkan.
d.      Perlu ditentukan siapa yang membutuhkan informasi dan kapan
e.       Perlu komunikasi informasi itu secara tepat, terpercaya kepada para pengguna
Ada beberapa persyaratan agar informasi yang dibutuhkan itu dapat berfungsi, bermanfaat bagi para pengambil keputusan dan pengguna lainya, yaitu:
a.       Uniformity
b.      Lengkap
c.       Jelas
d.      Tepat waktu
Dengan demikian jelas bahwa SIM yang efektif dapat memperlancar manajemen dalam pencapaian tujuan organisasi. Pertanyaanya adalah SIM yang efektif itu bagaimana? SIM yang efektif yaitu SIM yang dapat berfungsi dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang baik. Hal tersebut dapat dicapai dengan disediakannya informasi yang sesuai dengan kebutuhan baik dalam jumlah, kualitas, waktu, maupun biaya. Informasi yang berlebihan dan tidak akurat, dan tidak tepat waktu, selain biayanya mahal, juga tidak berguna.
Konsep sistem informasi manajemen tersebut mempunyai beberapa karakteristik :
1.    Dalam organisasi terdapat suatu bagian khusus sebagai pengelola SIM
2.    SIM merupakan jalinan lalu lintas data dan informasi dari setiap bagian di  dalam organisasi yang terpusat di bagian SIM.
3.    SIM merupakan jalinan hubungan antara bagian dalam organisasi melalaui satu bagian SIM.
4.    SIM merupakan segenap proses yang mencangkup :
a.          Pengumpulan data
b.          Pengelola data
c.          Penyimpanan data
d.         Pengam bilan data
e.          Penyebaran informasi dengan cepat dan tepat
5.    SIM bertujuan agar para pelaksana dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar serta pimpinan dapat membuka keputusan dengan cepat dan tepat

            Seperti yang sudah tersirat dalam uraian di atas, bahwa tujuan didirikannya SIM itu adalah untuk memadukan pikiran dan tindakan para pimpinan dalam menangani organisasi karena di dasarkan kepada informasi yang di susun secara sitem. Murdick (1982, h 23) secara terinci mengemukakan tujuan SIM itu adalah untuk meningkatkan majemen yang di dasarkan kepada berita setempat-setempat/sepotong-sepotong, instuisi dan pemecahan masalah yang terisolasi kepada manajemen yang di dasarkan kepada informasi secara system, pemrosesan data secara sempurna dengan alat-alat canggih dan pemecahan masalah secara system.
            Dengan demikian yang di maksud dengan Sistem Informasi Manajemen adalah jaringan prosedur pengolahan data dengan maksut memberikandata kepada manajemen setiap waktu diperlukan dengan cepat dantepat untuk dasar pembuatan keputusanndalam rangka mencaai tujuan organisasi.

B.            Komponen Sistem Informasi Manajemen
Seperti yang di kemukakan oleh Idochi Anwar bahwa ada tiga unsur yang membentuk Sistem Informasi Manajemen (SIM) yaitu management, information, dan system.

a.       Sistem
            Yang di maksud system adlah seperangkat komponen yang terdiri dari dua atau lebih yang saling berhbungan dan saling ketergantungan satu sama lain, untuk mencapai tujuan bersama. Sekolah misalnya dapat di pandang sebagai bagian dari perumahan yang khusus dipakai untuk belajar oleh para siswa. Atau sekolah itu juga dipandang sebagai satu kesatuan tempat belajar para siswa yang mempunyai kaitan dengan lingkungannya. Cara memandang inilah yang diebut cara memandang secara system atau memikirkan sekolah itu sebagai system.
            Jika suatu system tertentu diidentifikasi, maka sering terdapat sejumlah system yang lebiih kecil, yaitu yang di namakan subsistem. Hersey (1978, h.8) membagi organisasi menjadi empat subsistem yaitu sub system struktur, teknologi, manusia dan informasi dengan tujuan ada di tengah-tengah. Sementara itu Kast (1974) menyatakan organisasi sebagai sub system lingkungannya yang lebih besar yang berorientasi kepada tujuan, yang mencakup subsistem teknik, struktur, psikologi social dan manajemen. Pandangan kedua ini di dukung pula oleh Johnson (1973, h. 43). Dan ada pula ahli lain yang tidak menyebutkan bagia-bagian organisasi itu sebagai subsistem tetapi dengan elemen-elemen organisasi yaitu elemen tujuan, orang-orang, struktur, teknik, informasi (Shrode, 1974, h. 8)
            Dengan menggunakan pendekatan system dalam proses manajemen, di harapakan engelolaan data dapat di hasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat dengan melalui analisis yang rasional dan ilmiah. Terutama sangat di butuhkan di organisasi yang sangat besar memiliki berbagai devisi/bagian dan semua itu tertuju pada tujuan yang sama.

b.      Informasi
            Komponen SIM yang kedua yaitu informasi, yang merupakan unsur  inti dalam system informasi manajemen. Informasi sangat erat hubungannya dengan data. Informasi berasal dari data. Oleh karena itu, sebelum memahami arti informasi akan lebih baik memahami lebih dahuku data.
            Data adalah hal, peristiwa atau kenyataan lainnya apapun yang mengandung sesuatu pengetahuan untuk di jadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan atau penetapan keputusan. Data adaah ibarat bahan mentah yang ealui pengolahan tertentu lalu menjadi informasi.
            Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah “behavior initiating”, stimuli yang terjadi antara pengirim dan penerima, dalam bentuk tanda atau sandi yang merupakan “output” dari pengolahan data kemudian dijelaskan oleh Gordon B Davis (1974:32) bahwa :
Informasi adlah data yang telah di olah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang akan datang.
Seperti yang di kemukakan oleh Raymond Coleman dan M.J. Riley (1973:135), bahwa:
Kriteria bagi suatu system informasi manajemen yang efektif adalah bahwa system tersebut dapat memberikan data yang cermat, tepat waktu, dan yang penting artinya bagi perencanaan, analisis dan pengendalian manajemen untuk mengoptimalkan pertumbuhan organisasi.
Perlu dipahami bahwa informasi yang di maksud dalam penelitian ini adalah data-data yang telah di olah menjadi bentuk yang bermakna bagi penerima dan berguna bagi pembuatan keputusan-keputusan, sekarang dan yang akan datang.

      Semua kegiatan memang memerlukan data, serta sebaliknya setiap pekerjaan juga akan menghasikan data.
      Dikatakan bahwa data adalah fakta-fakta kegiatan organisasi dengan unit-unitnya. Untuk keperluan penulisan data di kertas atau kartu dan pemasukan data ke kompuer, maka data dapat di kelompokkan menjadi dua yaitu :
a.       Data Statis
Data statis adalah jenis data yang pada umumnya tidak berubah atau jaran berubah, misalnya identitas nama (orang, organisasi, atau tempat), kode-kode nomor (nomor: kartu penduduk, rekening, pegawai/kayawan, siswa/peserta didik, asuransi, kartu kredit, nomor telepon, dan sebagainya), dan alamat.
b.      Data Dinamis
Data dinamis adalah jenis data yang selalu berubah baik dalam frekuensi waktu yan singkat (harian) atau agak lama (semesteran) dan lain-lain. Data jenis ini sering mengalami peremajaan (updating) data. Contoh data tersebut seperti data tabungan, data gaji, data kepangkatan, data nilai siswa, IPK mahasiswa, dan sebagainya
                       
                        Berdasarkan sifatnya data di kelompokkan menjadi dua jenis yaitu :
a.       Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan Jenis data dengan menggunakan hitugan bilangan, misalnya 5 ekor, Rp 1000, satu juta, 25%, 10 digit dan sebagainya
b.      Data Kualitatif
Data kulaitatif meruapakan data yang tidak di hitung dengan hitungan bilangan tetapi di ukur dengn kata-kata bernilai misalnya banyak, kecil, sedikit, rendah, manis, cantik, mahal, tinggi, panjang, berat an sebagainya.
     
      Berdasarkan sumbernya maka data di elompokkan menjadi dua yaitu :
a.       Data Internal
Data internal yaitu data yang berasal dari organisasi itu sendiri yaitu organisasi pusat dan cabang-cabangnya.
b.      Data eksternal
Data eksternal yaitu data yang berasal dari sumber-sumber yang berada di luar organisasi itu sendiri.

      Sebagaimana telah di jelaskan di atas bahwa sumber-sumber data itu ialah di dalam organisasi dan di lingkungan organisasi, secara visual di gambarkan sebagai bahan (Johnson, 1973, h. 111 dengan penyesuaian). Pada bagan  ini nampak bahwa data dari dalam bersumber pada empat tingkatan yaitu pada manajer tertinggi, pada para manajer madya, pada para manajaer terdepan dan padapara bawahan. Data itu berlalu lalang pada ke empat tingkatan itu. Sedangkan data dari luar dapat pula masuk ke dalam organisasi itu atau mempengaruhinya melalui keempat tingkata tadi. Semua jenis data ini harus diambil oleh para pengumpul data.
            Berdasarkan isinya maka baik data iternal maupun data eksternal dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu : (a) Catatan kegiatan, (b) Hasil penelitian, (c) Data lingkungan, (d) Data peraturan.
Pengelompokan tersebut apat di lustrasikan sebagaimana gambar berikut :

Berguna atau tidaknya suatu informasi tergantuk pada beberapa hal, seperti yang di kemukakan oleh George R. Terry yang di kutip oleh Moekija (1991:7) yaitu :
a.       Tujuan si penerima
Apabila informasi itu tujuannya untuk memeri bantuan maka informasi itu harus membantu si penerima dalam apa yang di usahakan untuk memperolehnya
b.      Ketelitian penyampaian dan pengolahan data
Dalam menyampaikan dan mengolah data, inti dan pentingnya informasi harus dipertahankan
c.       Waktu
Apakah informasi itu masih up to date?
d.      Ruang dan tempat
Apakah informasi itu tersedia dalam ruangan atau temoat yang tepat
e.       Bentuk
Dapatkah informasi itu digunakan secara efektif? Apakah informasi itu menunjukkan hubungan-hubungan yang di perlukan, kecenderungan, dan bidang-bidang yang memerlukn perhatian manajemen? Dan apakah informasi itu menekankan situasi-situasi yang ada hubungannya.
f.       Semantik
·      Apakah hubungan kata-kata dan arti yang diinginkan cukup jelas?
·      Apakah ada kemungkinan salah tafsir
·      Jelaslah bahwa agar informs itu menjadi berguna harus disampaikan kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat dan dalam bentuk yang tepat pula.

C.           Pengolahan Sistem Manajemen
Manajemen yang secara umum artinya pengendalian dan pemanfaatan semua faktor dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta (objective) atau tujuan-tujuan tertentu dalam Manajemen Sistem Informasi, Atmosudirdjo (1986:158). Sedangkan menurut Siagian (1989:5) Manajemen dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Menurut Terry dalam Manullang (2005:1) manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Jadi dapat disimpulkan manajemen adalah suatu pengendalian dan pengawasan kegiatan/aktivitas orang atau kelompok orang dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Manajemen memiliki tugas untuk melaksanakan semua kegiatan yang dibebankan organisasi kepadanya. Dengan demikian terjadilah pembagian tugas oleh pemimpin kepada bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.
1.    Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Ada dua pihak yang terlibat langsung dalam mengembangkan sistem informasi untuk manajemen suatu organisasi yaitu analisis sistem dan manajer. Adapun langkah yang ditempuh untuk mengembangkan sistem informasi meliputi:
·       Studi fisibilitas
·       Menentukan persyaratan sistem
·       Merancang dan menerapkan sistem
·       Perubahan keorganisasian
·       Pengetesan solusi
·       Konservasi
·       Manajemen proyek
2.    Proses Pengelolaan Data Dalam Sistem Informasi Manajemen
Proses kerja Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu alur proses yang kontinu dari mulai perencanaan sampai dengan umpan balik. Moekijat (1991:41) mengemukakan bahwa: untuk menentukan jaringan yang  efektif bagi suatu Sistem Informasi Manajemen telah disarankan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
·       Data atu informasi apakah yang dibutuhkan?
·       Bilamana data atu informasi apakah yang dibutuhkan?
·       Siapa yang membutuhkan?
·       Dimana data atau informasi dibutuhkan?
·       Berapa biaya data atau informasi itu?
Pembahasan secara teoritis tentang pemrosesan data, yang meliputi:

a.       Pengumpulan Data
Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1.      Melalui pengamatan secara langsung
2.      Melalui Wawancara
3.      Melalui perkiraan koresponden
4.      Melalui daftar pertanyaan
b.      Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses kegiatan pikiran dengan bantuan tangan atau suatu peralatan dengan mengikuti serangkaian langkah – langkah perumusan atau pola tertentu, untuk mengubah data tertentu menjadi berbentuk, tersusun, sifat atau isinya lebih berguna.

Aktivitas-aktivitas dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1) Capturing, yaitu pencatatan data dari suatu peristiwa dalam suatu bentuk, yaitu formuli-formulir kepegawaian, pesanan-pesanan pembelian.
2) Verifying, yaitu pemeriksaan, pengecekkan atau pengesahan data untuk menjamin agar data tersebut dapat diperoleh dan dicatat secara cermat
3) Classivying, yaitu menetapkan unsur-unsur data dalam kategori-kategori khusus yang memberikan arti bagi sipamakai
4) Penyortiran, yaitu menetapkan unsure-unsur data dalam suatu rangakai urutan khusus atau rangkaian  yang telah ditentukan sebelumnya.
5) Summairizing, yaitu menggabungkan unsure-unsur data dalam salah satu dari dua cara, misalkan cara matematika atau logika
6) Calculating, yaitu penanganan data secara ilmu hitung atau logika.
7) Storing, yaitu menempatkan data ke dalam suatu media penyimpanan, dimana data dapat dipelihara untuk pemasukan dan pengambilan kembali apabila dibutuhkan.
8) Retrieving, yaitu pencarian samapi ketemu dan mendapatkan tambahan bagi unsur-unsur data khusus dari media dimana data-data tersebut disimpan
9) Reproduksi, yaitu memperbanyak data dari seuatu media ke media lain
10) Disseminating-communicating, yaitu penyebaran dan pemindahan data dari suatu tempat ke tempat lain.
c.       Penyimpanan Data
Tujuan penyimpanan data adalah :
1.      Sewaktu-waktu diperlukan bagi pemecahan persoalan dapat dengan mudah diambil
2.      Menjaga dan memelihara fisik arsip atau dokjumen agar terlindung dari kemungkinan rusak atau hilang
d.      Pengeluaran Data

Yang dimaksud pengeluaran data adalah memindahkan data dari bagian SIM ke bagian yang membutuhkan terutama pada pembuatan kebijakan.Data informasi yang dikeluarkan, disesuaikan dengan kebutuhan, pengeluaran data ini adalah bukan hanya pengeluaran dari computer atau dari alat – alat pengolahan data atau informasi, tetapi dari bagian pengelolaan Sistem Informasi Manajemen data dan informasi pada bagian lain atau pada pembuat kebijakan.

D.           Studi Kasus Sistem Informasi Manajemen
1. Bagaimana perangkat genggam nirkabel milik para eksekutif Unilever berhubungan   dengan kinerja bisnis perusahaan?
Perangkat genggam nirkabel yang digunakan para eksekutif Unilever dapat meningkatkan produktivitas mereka. Perangkat tersebut dapat mengirim suara dan data, beroperasi pada jaringan nirkabel yang berbeda, dapat melihat lampiran e-mail. Sehingga dapat memudahkan para eksekutif Unilever dalam melakukan kinerja bisnis perusahaan.
2. Dampak potensial dari penerobosan sistem keamana di Unilever :
Perangkat genggam nirkabel mudah hilang atau dicuri karena begitu portabel dan dapat ditembus oleh hacker dan pihak luar lainnya. Mengunduh data atau pesan yang tidak ditorisasi dapat membawa masuk malware yang berbahaya bagi sistem.
3. Faktor manajemen, organisasi dan teknologi apa yang harus ditangani dalam  mengembangkan kebijakan pengamanan dan prosedur bagi perangkat genggam mirkabel Unilever?
Membuat larangan-larangan otomatis, seperti tidak boleh membuka lampiran e-mail yang dikirim dari PC pengguna. Ini mengurangi kesempatan virus menulari jaringan perusahaan. Pengaturan pengamanan ini juga mencegah penggunaan layanan e-mail atau browser Web alternatif.
4. Apakah mengizinkan para eksekutif Unilever menggunakan BlackBerry dan telepon genggam merupakan ide yang baik? Mengapa atau mengapa tidak?
Mengizinkan para eksekutif Unilever menggunakan BlackBerry dan telepon genggam merupakan ide yang baik karena dapat memudahkan para eksekutif dalam berkomunikasi dan dapat meningkatkan produktivitas.


BAB III
PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Sistem Informasi Manajemen merupakan keseluruhan jaringan informasi yang ditujukan  kepada pembuatan keterangan keterangan bagi para manajer dan para pengguna lainnya yang berfungsi untuk pengambilan keputusan atau kebutuhan lain dalam cakupan organisasi atau perorangan.
Informasi adalah data yang telah diolah, dianalisis melalui suatu cara sehingga memiliki arti dan makna. Sedangkan data merupakan fakta-fakta yang mewakili suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada di dalam atau di lingkungan fisik organisasi yang belum dianalisis.
Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat  didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu entitas organisasi formal, seperti Departemen atau Lembaga suatu Instansi Pemerintahan yang dapat dijabarkan menjadi Direktorat, Bidang, Bagian sampai pada unit terkecil dibawahnya. Informasi menjelaskan mengenai organisasi atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang tentang organisasi tersebut. Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan fakta-fakta yang mewakili suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada di dalam atau di lingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat langsung digunakan untuk pengambilan keputusan, melainkan harus diolah lebih dahulu agar dapat dipahami, lalu dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Informasi harus dikelola dengan baik dan memadai agar memberikan manfaat yang maksimal.

Penerapan sistem informasi di dalam suatu organisasi dimaksudkan untuk memberikan dukungan informasi yang dibutuhkan, khususnya oleh para pengguna informasi dari berbagai tingkatan manajemen. Sistem informasi yang digunakan oleh para pengguna dari berbagai tingkatan manajemen ini biasa disebut sebagai Sistem Informasi Manajemen. Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru. Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi.

Pemrosesan berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk  mentransfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak atau aktivitasaktivitas yang akan menggunakan. Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik (feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di tahap input berikutnya.

Dewasa ini, sistem informasi yang digunakan lebih berfokus pada sistem informasi berbasis komputer (computer-based information system). Harapan yang ingin diperoleh di sini adalah bahwa dengan penggunaan teknologi informasi atau sistem informasi berbasis komputer, informasi yang dihasilkan dapat lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu, sehingga pengambilan keputusan dapat lebih efektif dan efisien.








DAFTAR PUSTAKA
1.                                                           
Dr. Murniati AR, M.Pd dan Dr. Nasir Usman, M.Pd Implementasi Manajemen Strategi Dalam Pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan.
2.  Iwa Sukiswa, Penerbit Tarsito Bandung Dasar – Dasar Umum Manajemen Pendidikan.
3.        
Dr.Ibrahim Bafadal, M.Pd. Manajemen Perlengkapan Sekolah.
4.  Dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP  dalam rangka Diklat Sertifikasi JFA Tingkat Ketua Tim  tahun 2007 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN.
5.  Pidarta, DR.Made. (1998). MANAJEMEN PENDIDIKAN INDONESIA. Jakarta : PT Bina Aksaraa.
6. Online,
http://chinthaoktowanti.blogspot.com/2009/01/studi-kasus.html.
7.
Pidarta, made.1988.Manajemen Pendidikan Indonesia.Jakarta : PT. Bina Aksara.
8.
Tilaar,H.A.R. 1992. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung : Remaja Rosdalinaya.
9. Suhardan, Dadang, (1982), Administrasi Kantor Sekolah, Jurusan Adpen FIP IKIP  Bandung,
10. Sutisna, Oteng, (1990), Filsafat dan Ilmu Dalam Pendidikan, Mimbar   Pendidikan .(nomor 4-IX), University Press IKIP Bandung,
11. Westra, Pariata, Dkk, (1977), Ensiklopedi Administrasi, Jakarta Gunung Agung.
12. Zilkifli Amsyah, (1997), Manajemen Sistem  Informasi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar belakang masalah.

Era baru dalam dunia pendidikan, yaitu diperkenalkannya reformasi pendidikan yang berkaitan erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia pendidikan. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha menggunakan perangkat komputer yang dapat diaplikasikan sebagai sarana komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan.
Informasi merupakan satu-satunya sumber yang dibutuhkan seorang pimpinan lembaga pendidikan. Informasi dapat diolah dari sumber lain yang dipengaruhi oleh organisasi yang sangat kompleks dan perangkat komputer yang dimiliki. Informasi dapat memperkuat kineija lembaga pendidikan, layaknya kinerja usaha lembaga bisnis.
Informasi yang diolah dengan menggunakan komputer dapat digunakan oleh seorang pimpinan organisasi atau perseorangan dengan keahlian yang dimiliki sebagai sarana komunikasi dan pemecahan masalah, serta informasi yang sangat berharga dalam proses pengambilan keputusan. Informasi dapat digali melalui sumber-sumber yang tersedia, seperti sumber daya manusia, material, alat, biaya yang dibutuhkan, serta data yang akan diolah.
Ledakan informasi saat ini menimbulkan dampak yang sangat kuat terhadap kompleksitas manajemen pada umumnya khususnya manajemen pendidikan. Pimpinan sebuah lembaga pendidikan pada dasarnya adalah pengolah informasi. Seorang pimpinan harus memiliki kapabilitas untuk memperoleh, menyimpan,mengolah, mengambil kembali, serta menyajikan informasi sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan yang dapat dipertanggung jawabkan secara moral.
B. Rumusan Masalah
Materi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah “KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN’’. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka masalah yang akan dibahas kami batasi pada :
1. Pengertian Sistem.
2. Informasi.
3. Manajemen
4. Pendidikan.
5. Sistem informasi pendidikan
C. Tujuan penulisan.
Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.
2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.
D. Metode Penulisan.
Dalam proses penyusunan makalah ini kami menggunakan metode study literature. Yaitu dengan melakukan proses pencarian dan pengumpulan dokumen sebagai sumber-sumber data dan informasi. Metode ini dipilih karena pada hakekatnya sesuai dengan kegiatan penyusunan dan penulisan yang hendak dilakukan.
E. Sistematika Penulisan.
Bab I Pendahuluan. Dalam bagian ini penyusun memaparkan beberapa pokok permasalahan awal yang berhubungan erat dengan masalah utama. Pada bagian pendahuluan ini dipaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, metode penulisan dan sistematika penulisan makalah.
Bab II Keonsep dasar sistem informasi manajemen pendidikan . Pada bagian ini merupakan bagian utama yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah. Penyusun berusaha untuk mendeskripsikan berbagai temuan yang berhasil ditemukan dari hasil pencarian sumber atau bahan.
Bab III Kesimpulan dan saran. Pada bagian ini penyusun berusaha untuk menyimpulkan pembahasan yang telah dikemukakan oleh penyusun dalam perumusan masalah.



BAB II
KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
Mengingat lembaga pendidikan di Indonesia merupakan organisasi yang memiliki orientasi ganda (multiple oriented), yaitu organisasi yang berorientasi sosial dan orientasi bisnis. orientasi sosial pendidikan bertujuan meningkatkan kecerdasan bangsa sedangkan orientasi bisnis pendidikan dalam mempertahankan eksistensi maupun operasionalnya harus memiliki dana yang cukup memadai.
Dengan demikian, lembaga pendidikan tersebut akan menghasilkan lulusan (outcomes) yang berkualitas. Banyak bermunculan lembaga-lembaga pendidikan yang berani menetapkan biaya pendidikan cukup tinggi karena sarana dan prasarana belajar yang disediakan juga jauh lebih baik dan menjanjikan kepada para siswa maupun mahasiswa untuk ikut melakukan magang di perusahaan-perusahaan yang sudah terkenal. Dengan demikian, ada kemungkinan mereka yang berprestasi akan langsung direkrut oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu, masyarakat lebih banyak memilih lembaga pendidikan yang marketable maupun sellable walaupun harus mengeluarkan biaya sangat mahal. Gambaran sistem informasi pendidikan yang dibutuhkan di Indonesia idealnya adalah bagaimana para pengambil keputusan bidang pendidikan dapat dengan mudah mencari informasi sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan. Misalnya, berapa jumlah sumber daya manusia pendidikan yang dibutuhkan, jenis sekolah, tingkatan sekolah, pelaksanaan kurikulum, perkembangan lembaga pendidikan lokal, regional, nasional, bahkan internasional untuk dapat memperbaiki kinerja dunia pendidikan masa lalu, masa kini, maupun masa yang akan datang.
Dalam menghadapi globalisasi, dunia pendidikan Indonesia harus secepatnya berbenah diri dalam meningkatkan sistem informasi guna menunjang daya saing sumber daya manusia yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut. Sistem informasi yang akan diciptakan harus seimbang antara infrastruktur teknologi yang tersedia dengan kemampuan sumber daya manusianya sehingga tidak terjadi ketimpangan yang sangat jauh, dan sistem informasi tidak dapat terwujud secara signifikan dalam menunjang kuantitas maupun kualitas pendidikan secara mendasar. Di samping itu, sistem informasi semakin dibutuhkan oleh lembaga pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kelancaran aliran informasi dalam lembaga pendidikan, kontrol kualitas, dan menciptakan aliansi atau kerja sama dengan pihak lain yang dapat meningkatkan nilai lembaga pendidikan tersebut.

A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Sebelum membahas mengenai pengertian sistem informasi pendidikan secara utuh, terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian sistem, informasi, dan pendidikan yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :

1. Sistem
a. Sistem adalah seperangkat unsur yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam satu lingkungan tertentu (Ludwig, 1991).
b. Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan (A. Rapoport,1997).
c. Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian yang saling mempengaruhi (L. Ackof, 1997).
d. Sistem merupakan bagian-bagian yang beroperasi secara bersama-sama untuk mencapai beberapa tujuan (Gordon B. Davis'1995).
e. Sistem, yaitu sekelompok elemen yang terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan (Raymond Mcleod, 2001).
f. Ryans (1968) System is any identifiable assemblage of element (object, person, activities, information records, etc) which are interrelated by process or structure and which are presumed to function QS an organizational entity generating an observtable (or sometimes merely inferable) product.
g. William A. Shorde (1995) dalam bukunya Organization and Management menyebutkan ada sekitar enam ciri sebuah sistem, yaitu perilaku berdasarkan tujuan tertentu, keseluruhan, keterbukaan, terjadi transformasi, terjadi korelasi, memiliki mekanisme kontrol artinya terdapat kekuatan yang mempersatukan dan mempertahankan sistem yang bersangkutan.
Menurut Budi Sutedjo (2002) sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan
Sedangkan jenis sistem secara umum terdiri dari sistem terbuka dan system tertutup (Open-Loop and Closed-Loop System). Sistem terbuka adalah system yang tidak memiliki sasaran, pengendalian mekanis, dan umpan balik. Sedangkan sistem yang tertutup, yaitu sebuah sistem yang memiliki sasaran, pengendalian mekanis, dan umpan balik (Raymond Mcl-eod, Jr., 2001).





Gambar 1.1 Open-loop system (system terbuka)













Gambar 1.2 Closed-loop system (system tertutup)

Dari kedua jenis sistem tersebut dapat dibedakan secara jelas bahwa system terbuka tidak memiliki sasaran, kontrol mekanis, maupun umpan balik Sebaliknya, untuk jenis sistem tertutup masing-masing memiliki sasaran yang jelas, pengendalian mekanis, dan umpan balik.
Sistem informasi merupakan kumpulan komponen dalam sebuah organisasi atau lembaga yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Keandalan suatu sistem informasi dalam sebuah lembaga/organisasi terletak pada keterkaitan antarkomponen yang ada sehingga dapat menghasilkan aliran informasi yang berguna, akurat terpercaya, detail, cepat, relevan bagi kepentingan lembaga tersebut.

2. Informasi
Saat ini kita sedang berada pada era informasi, hal ini berarti bahwa informasi sudah menyentuh seluruh segi kehidupan baik individual, kelompok, maupun organisasi. Di tingkat individu aneka ragam informasi dibutuhkan seperti kebutuhan akan pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, maupunjenis produk atau jasa lainnya.
Adapun pengertian tentang informasi, yaitu data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang (Gordon B. Davis, 1995).
Sedangkan Informasi menurut Budi Sutedjo (2002: 168) merupakan hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan dan dibutuhkan dalam pemahaman fakta-fakta yang ada. Informasi, yaitu sebuah pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa (suatu objek atau konsep) sehingga manusia dapat membedakan sesuatu dengan yang lainnya (Samuel Elion, 1992). Informasi merupakan kumpulan data yang telah diolah, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif dan memiliki arti lebih luas

3. Manajemen
Secara luas orang sudah banyak mengenal tentang istilah manajemen, hakikat manajemen secara relatif, yaitu bagaimana sebuah aktivitas bisa berjalan lebih teratur berdasarkan prosedur dan proses,
Secara umum dikatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya (George R. Terry,1997).
Definisi lain menyatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan antar anggota organisasi dengan menggunakan seluruh sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner AF, 1998).
Pada dasarnya dalam proses penggunaan sistem informasi, seorang manajer sebelumnya harus memahami posisi dari hierarki/tingkatan manajemen di mana dia berada, sebagaimana dikemukakan oleh (Raymond Mcleod, Jr., 2001) bahwa tingkatan manajerial terdiri dari strategic planning level (Top Management),
Management control level (Middle Management), dan operattional control level (Lower Management). Posisi tersebut sangat berpengaruh terhadap sumber dan bentuk informasi yang diburuhkan oleh seorang manajer (pimpinan) sebagai bahan proses pengambilan keputusan. sumber informasi dan bentuk informasi yang dibutuhkan oleh seorang manajer berdasarkan hierarkinya dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.



Sumber informasi yang dibutuhkan oleh seorang manajer atau pimpinan lembaga pendidikan yang menduduki posisi paling atas cenderung lebih banyak dari luar organisasi/lembaga pendidikan tersebut. Semakin rendah tingkat manajerial seseorang maka lebih banyak dibutuhkan sumber informasi dari internal organisasi atau lembaga pendidikan yang bersangkutan. Dengan demikian, pimpinan lembaga pendidikan yang menduduki posisi top manajemen semakin banyak untuk mencari sumber informasi dari eksternal organisasi. Hal ini diperlukan untuk pengembangan organisasi, komparasi dengan lembaga pendidikan yang ada, mencari strategi baru untuk inovasi demi peningkatan kapabilitas
organisasi. Dengan demikian, lembaga pendidikan yang dipimpinnya memiliki daya saing yang tinggi untuk mempertahankan eksistensi di masa mendatang.
Adapun bentuk informasi yang dibutuhkan oleh seorang pimpinan lembaga pendidikan yang menduduki posisi paling atas (manajemen tingkat atas) cenderung bentuk informasi yang diterima lebih singkat karena kemampuan pimpinan pada posisi top manajemen diharapkan memiliki kemampuan tinggi dalam menterjemahkan bentuk informasi yang berasal dari eksternal maupun internal lembaga pendidikan tersebut. Misalnya bentuk penyampaian informasi antar pimpinan cukup membuatkan disposisi. Semakin rendah posisi manajerial seseorang, bentuk informasi terus lebih terperinci karena kemampuan menerjemahkan informasi manajemen tingkat menengah maupun tingkat bawah lebih ke arah operasional lembaia pendidikan tersebut sehingga bentuk informasi harus lebih jelas dan detail misalnya instruksi atau pemberitahuan kepada para karyawan

4. Pendidikan
Para ahli sama-sama mengarah pada suatu tujuan tertentu tetapi mereka masih belum seragam dalam mendefinisikan istilah pendidikan Driyarkara (1980) mengatakan bahwa pendidikan itu adalah memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf mendidik.
Dalam Good, Carter v (1959) dinyatakan bahwa pendidikan adalah (I) proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya dalarn masyarakat tempat mereka hidup (2) proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol(khususnya yang datang dari sekolah) sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan pembahan-perubahan yang sifatnya permanen dalam tingkah laku, pikiran dan sikapnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses, perbuatan dan cara mendidik).
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa, dan Negara
Crow and crow (1960 Modern educational theory and practise not only are aimed at preparation for future living but also are operative in determining the patern of present, day by-day attitude and behavior. pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya. Berdasarkan pengertian tersebut maka pendidikan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup.
2. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi (materi), strategi, dan teknik penilaian yang sesuai.
3. Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (formal dan non formal).

Oleh karena itu, menurut Sihombing (2002: 10) pendidikan mengandung pokok-pokok penting sebagai berikut:
1. Pendidikan adalah proses pembelajaran.
2. Pendidikan adalah proses sosial.
3. Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.
4. Pendidikan berusaha mengubah atau mengembangkan kemampuan, sikap, dan perilaku positif.
5. Pendidikan merupakan perbuatan atau kegiatan sadar.
6. Pendidikan memiliki dampak pada lingkungan.
7. Pendidikan berkaitan dengan cara mendidik.
8. Pendidikan tidak berfokus pada pendidikan formal.
Secara total bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang memiliki kegiatan cukup kompleks, meliputi berbagai komponen yang berkaitan satu sama lain. Jika menginginkan pendidikan terlaksana secara teratur, berbagai elemen (komponen) yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenali terlebih dahulu. Untuk itu diperlukan pengkajian usaha pendidikan sebagai suatu sistem yang dapat dilihat secara mikro dan makro. Secara mikro pendidikan dapat dilihat dari hubungan elemen peserta didik, pendidik, dan interaksi keduanya dalam usaha pendidikan. Adapun secara makro menjangkau eremen-elemen yang lebih luas.
Berdasarkan tinjauan mikro peserta didik dan pendidik merupakan elemen sentral. Pendidikan untuk kepentingan peserta didik mempunyai tujuan dan untuk mencapai tujuan ini ada berbagai sumber dan kendala. Dengan memperhatikan berbagai sumber dan kendala, ditetapkan bahan pengajaran dan diusahakan berlangsungnya proses untuk mencapai tujuan. Proses ini menampilkan hasil belajar.
Hasil belajar perlu dinilai dan dari hasil penilaian dapat merupakan umpan balik untuk mengkaji kembali berbagai elemen. Keseluruhan elemen ini tidak terlepas dari pengetahuan, teori, maupun model pendidikan yang telah dimiliki, disusun dan diujicobakan oleh para ahli.




Dari berbagai elemen sistem pendidikan perlu dikenali secara mendalam sehingga dapat difungsikan dan dikembangkan. Dalam hal ini penting.dikuasai pendekatan sistem untuk mengkaji masalah dan kelemahan yang ada dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dengan demikian, akan tampak peninjauan secara mikro maupun makro berdasarkan pendekatan sistem yang dapat menghasilkan keputusan dan upaya untuk memperbaiki sistem, sebagian atau keseluruhan, secara bertahap atau sekaligus. Keputusan ini dilakukan untuk mencapai tuluan pendidikan yang diinginkan secara optimal, produktif, efektif dan efisien.
Perlu diperhatikan bahwa Gambar 1.7 belum memperlihatkan keseluruhan yang perlu diperhatikan dalam sistem analisis. Diagram tersebut memperlihatkan komponen pokok yang lepas dari lingkungan. Input dan output mestinya memiliki
keterkaitan dengan unsur yang ada dalam masyarakat. Hal ini akan mgngungkapkan berbagai kendala yang membatasi fungsi sistem. Pada akhimya produktivitas sistem tersebut berperan untuk masyarakat. oleh karena itu, pada Gambar 1.7 berbagai input ganda yang berasal dari masyarakat diikuti output ganda unfuk masyarakat yang akhirnya memberikan dampak yang berlainan.


























Gambar 1.6 Diagram Komponen Pokok Sistem Pendidikan

























Gambar 1.7 Interaksi antara system Pendidikan dan Lingkungan

















































Gambar 1.8 Bagan Pembentukan Sistem Pendidikan berdasarkan tingkatannya

Dari gambar 1.8 terlihat bahwa sistem pendidikan dapat dibentuk berdasarkan tingkatan operasional maupun lingkungan dimana system tersebut dapat dibentuk.
Pendekatan sistem itu dapat dipandang gaya manajerial. Dalam hubungan ini aplikasi terhadap proses manajemen dan proses pendidikan dalam wadah keorganisasian yang menjelaskan adanya model umum dari sebuah sistem. Model umum sebuah organisasi sebagai sumber sistem adalah menuntut adanya komponen input, transformasi (proses) dan output. Dengan demikian pendekatan sistem dalam manajemen dan organisasi (pendidikan) sebagai suatu metode yang terkait erat dengan usaha-usaha pemecahan masalah pendidikan yang kompleks. Hal ini dijalankan dengan memadukan beberapa unsur yang ada dengan menggunakan berbagai metode sehingga proses yang dilalui benar-benar dapat menunjang pencapaian pendidikan secara efektif dan efisien.
Arah pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi kemampuan dalam pengembangan berbagi hal seperti konsep, prinsip, kreativitas, tanggung jawab dan keterampilan. Dengan kata lain perlu mengalami perkembangan dalam aspek kognitif, akfektif dan psikomotor. Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungan yang akan berpengaruh terhadap perkembangan individu. Melalui pendidikan dapat dikembangkan suatu keadaan yang seimbang antara antara perkembangan aspek individual dan aspek sosial. Aspek lain yang dikembangkan adalah kehidupan beretika, hanya manusia yang dapat menghayati dan memahami norma dan nilai dalam kehidupan sehingga manusia dapat membedakan baik dan buruk. Aspek religius (agama) dalam hubungan dengan tuhannya yang dapat dihayati dan diamalkan ajarannya sesuai sesuai dengan agama masing-masing semua itu dapat terwujud melalui pendidikan.
Tujuan pendidikan yang secara formal tercatum dalam Garis Besar Haluan Negara tahun 1993 dijelaskan bahwa kebijakan pembangunan sektor pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berbudi pekerti luhur, kepribadian, mandiri, maju, tangguh cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, memiliki etos kerja, professional, bertanggung jawab, produktif serta sehat jasmani dan rohani. Dengan empat indikator :
1. Hubungan dengan Tuhannya adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Pembentukan pribadi mencakup budi pekerti luhur, kepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas dan kreatif
3. Bidang usaha mencakup keterampilan, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab dan produktif
4. Kesehatan yang mencakup kesehatan jasmani dan rohani
Dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah prosessosial dalam memanusiakan manusia melalui pembelajaran yang dilakukan dengan sadar baik secara terencana maupun tidak. Proses pendidikan bukan hanya apa yang disebut dengan transfer of knowledge, transfer of value, transfer of skill namun totalitas kegiatan yang dapat memanunusiakan manusia sehingga mampu menjadi individu yang mampu mengembangkan dirinya dalam menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupan.

B. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Setelah membahas mengenai sistem informasi manajemen pendidikan secara parsial kemudian akan dikemukakan beberapa sistem informasi manajemen secara umum menurut beberapa ahli berikut :
Gordon B. Davis, 1995 bahwa sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Soetedjo Moeljodihardjo, 1992, sistem informasi manajemen yaitu suatu metode yang menghasilkan informasi yang tepat waktu (timely) bagi manajemen tentang lingkungan ekstemal dan operasi internal sebuah organisasi, dengan tujuan untuk menunjang pengambilan keputusan dalam rangka memperbaiki perencanaan dan pengendalian
Komarudin,1997, sistem informasi manajemen adalah suatu sistem informal yang memungkinkan pimpinan organisasi mendapatkan informasi dengan kuantitas dan kualitas yang tepat untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Robert W Holmes, 1992, sistem informasi manajemen adalah sistem yang dirancang untuk menyajikan informasi pilihan yang berorientasi kepada keputusan yang diperlukan oleh manajemen guna merencanakan, mengawasi, dan menilai aktivitas organisasi yang dirancang dalam kerangka kerja yang menitik beratkan pada perencanaan keuntungan, perencanaan penampilan, dan pengawasan pada semua tahap.
Roberl G. Murdick,1995, sistem informasi manajemen adalah proses komunikasi di mana input direkam, disimpan, dan diambil kembali untuk menyajikan keputusan yang berbentuk output mengenai perencanaan, pengoperasian, dan pengendalian
Joseph F Kelly, 1990, sistem informasi manajemen merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang berlandaskan komputer yang menghasilkan kumpulan penyimpanan, perolehan kembali, komunikasi, dan penggunaan dan untuk tujuan operasi manajemen yang efisien dan bagi perencanaan bisnis.
Raymond McLeod, Jr, 2003 sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem berbasis computer yang menyediakan informasi untuk kebutuhan bagi pemakainya.

James A.F. Stoner, 1992, sistem informasi manajemen adalah metode yang formal yang menyediakan bagi pihak manajemen sebuah informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya, untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi perencanaan, pengawasan, dan fungsi oprasi sebuah organisasi yang lebih efektif.
Dengan demikian sistem informasi manajemen pendidikan merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan bidang pendidikan.
Pengertian lain sistem informasi manajemen pendidikan adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan dalam rangka mendukung pengambilan keputusan bidang pendidikan
Untuk menerapkan sistem informasi manajemen pendidikan yang terpadu dan memiliki kapabilitas dalam mendukung keberhasilan dunia pendidikan diperlukan keseimbangan sumber daya yang tersedia antara ketersediaan sumber daya yang dimiliki keterampilan dalam mengoperasikan teknologi informasi seperti komputer dan ketersediaan dana untuk pengadaan perangkat komputer yang sudah semakin canggih. Di pihak informasi yang disajikan oleh sistem informasi manajemen pendidikan dapat diharapkan nantinya akan memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan seperti informasi kebutuhan tenaga pendidikan, informasi jumlah lembaga pendidikan mulai tingat dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Sistem informasi manajemen pendidikan diharapkan sangat bermafaat tidak hanya bagi para pengambilan keputusan bidang pendidikan tapi berguna bagi masyarakat sebagai salah satu sub sistem dan control society terutma dalam proses operasional lembaga pendidikan dan penyajian kualitas jasa pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan.









BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai sistem informasi manajemen pendidikan, dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan.
2. Informasi adalah sebuah pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa (suatu obyek atau kensep) sehingga manusia dapat membedakan sesuau dengan yang lainnya. Informasi juga merupakan kumpulan data yang telah diolah, baik bersifat kwalitatif atau kwantitatif dalam memiliki arti lebih luas.
3. Manajemen adalah merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.
4. Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana Belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan drinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
5. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan bidang pendidikan.
6. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan adalah suatu system yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen (perencanaan, pergerakan, pengorganisasia, dan pengendalian) dalam lembaga pendidikan.






DAFTAR PUSTAKA



1. Azhar, Kasim. 1995. Teori pembuatan keputusan. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
2. Best, J. Roger. 2000. Market-Based Management, Strategis For Growing Customer Value and Profitability. Second Edition. New York: prentice Hall Inc.
3. Daihani Umar, Dadan. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
4. Davis, M. Mark & Heineke Janette. 2003. Managing Services, Using Technology to Create Value. New York : McGraw-Hill.
5. Fajar, A. Malik. 2004, Renungan Hardiknas 2004, Kompas, Mei Halm. 4-5


BAB I
PENDAHULUAN


Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis Internet, memainkan peranan penting dan makin luas dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis meningkatakan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka, pengambilan keputusan manajerial, dan kerja sama kelompok kerja, hingga dapat memperkuat posisi kompetitif mereka dalam pasar yang cepat sekali berubah. Hal ini berlaku ketika teknologi informasi digunakan untuk mendukung tim pengembangan produk, proses dukungan untuk pelanggan, transaksie- commerce, atau dalam aktivitas bisnis lainnya.teknologi dan sistem informasi berbasis Internet dalam waktu singkat menjadi bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis di lingkungan global yang dinamis saat ini.
Sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Sistem Informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.
            Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS) merupakan aransemen dari orang, data, proses-proses, dan antar-muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan pembuat-keputusan manejemen dan para pengguna. Di dalam suatu organisasi, informasi merupakan sesuatu yang penting didalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.


1

 



 BAB 11
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Sistem
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Dari defenisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umu, yaitu :
1.      Setiap system terdiri dari unsur-unsur.
2.      Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.
3.      Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
4.      Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

Menurut Etimologi istilah sistem berasal dari bahasa Yunani, System yang artinya himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama
Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli:

1.      L. James Havery
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

2.      John Mc Manama
Menurutnya sistem adalah sebuah stuktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efisien.

3.      C.W. Churchman
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.

2

 
4.      J.C Hinggins
Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.

5.      Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.

            Dari pengertian diatas dapat kami simpulkan bahwa pengertian sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen atau elemen yang saling berhubungan atau saling terikat satu sama lain yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.

2.      Ruang Lingkup Sistem Informasi
 Ruang lingkup sistem informasi yaitu ruang lingkup yang ditentukan dari awal pembuatan yang merupakan garis batas lingkup kerja sistem tersebut, sehingga sistem informasi tersebut tidak bersinggungan dengan sistem informasi lainnya.
Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga kata pembentuknya, yaitu “sistem”, “informasi”, dan “manajemen”. Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Di dalam perusahaan, yang dimaksud elemen dari sistem adalah departemen-departemen internal, seperti persediaan barang mentah, produksi, persediaan barang jadi, promosi, penjualan, keuangan, personalia; serta pihak eksternal seperti supplier dan konsumen yang saling terkait satu sama lain dan membentuk satu kesatuan usaha.

Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untu menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada. Informasi bagi setiap elemen akan berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhannya masing-masing



Dari ruang lingkup di atas, beberapa ahli telah memberikan rumusan tentang sistem informasi manajemen, antara lain :
1.      SIM adalah pengembagan dan penggunaan sistem-sistem informasi yang efektif dalam organisasi-organisasi (Kroenke, David, 1989).
2.       SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah (Mc. Leod, 1995).
3.       SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yag akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan , operasi secara efektif dan pengendalian (Stoner, 1996)
Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa SIM adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen dalam suatu organisasi.

3.      Tipe Sistem
Ada berbagai tipe sistem berdasarkan kategori:
·         Atas dasar keterbukaan:
1.      Sistem terbuka, dimana pihak luar dapat mempengaruhinya. Lebih spesifik dikenal juga yang disebut dengan sistem terotomasi ;yang merupakan bagian dari sistem buatan manusia dan berinteraksi dengan kontrol olehsatu atau lebih komputer sebagai bagian dari sistem yang digunakan dalam masyarakatn modern.
2.      sistem tertutup, sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tersebut ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).


·         Atas dasar komponen:
1.      Sistem fisik, dengan komponen materi dan energi. merupakan sistem yang ada secarafisik, sehingga setiap makhluk dapat melihatnya (Sistem Komputer, Sistem Akuntansi, Sistem Produksi dll.)
2.      Sistem non-fisik atau konsep, sistem yang berupa pemikiran atau ide- ide yang tidak tampak secara fisik (Sistem Teologia yang merupakan suatu sistem yang menggambarkan hubungan Tuhan dengan Manusia)

4.      Sub Sistem
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu: tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem.

a.      Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Yanpa tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan tidak terkendali. Tentu saja tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

b.      Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selajutnya menjadi bahan yang diperoses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh  masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya: permintaan jasa pelanggan).

c.       Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.


d.      Keluaran
Keluaran (output merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

e.       Batas
Yang disebut batasan (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup atau kemampuan sistem . sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah took kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh: dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbatasan dana.

f.       Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan  tujuan.

g.      Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bias berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau merugikan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

5.      Sistem dan Organisasi
Organisasi adalah struktur sosial resmi stabil yang memiliki sumber-sumber berasal dari lingkungan dan memproses sumber-sumber itu agar menghasilkan output.


                Definisi behavioral organisasi adalah kumpulan hak, hak khusus, kewajiban, dan tanggung jawab yang harus dengan cermat diseimbangkan selama periode waktu tertentu melalui konflik dan resolusi konflik.
                Ada beberapa peranan penting sistem informasi dalam organisasi, antara lain:
·         meningkatkan kinerja organisasi melalui:
·         peningkatan produktivitas
·         pengurangan biaya
·         peningkatan pengambilan keputusan
·         peningkatan layanan ke pelanggan
·         pengembangan aplikasi-aplikasi strategis
·         mengaitkan perencanaan, pengerjaan, dan pengendalian dalam organisasi
·         mengkoordinasikan subsistem-subsistem dalam organisasi
·         meng-integrasikan subsistem-subsistem

System Informasi dapat Mempengaruhi Organisasi

Teori ekonomi.
·         IT mengganti biaya modal dan biaya informasi
·         Teknologi system informasi merupakan factor produksi seperti halnya modal dan tenaga kerja
·         Teori biaya transaksi menyatakan bahwa perusahaan berusaha mengurangi biaya transaksi.
·         IT membantu perusahaan menekan biaya transaksi. Jika biaya transaksi menurun, jumlah karyawan juga mengecil karena semakin murah dan mudah bagi perusahaan untuk membuat kontrak pembelian barang-barang dan jasa di pasar disbanding membuat sendiri produk dan jasanya.
·         Teori agensi mengatakan perusahaan memiliki ikatan kontrak di antara bagian-bagian yang harus diawasi dan dikelola.
·         IT bias mengurangi biaya agensi, memungkinkan perusahaan untuk tumbuh tanpa menambah biaya pengawasan, dan tanpa menambah tenaga kerja.




Teori Behavioral
·         IT membuat organisasi lebih ramping.
·         IT mampu mengubah hierarki pengambilan keputusan dengan menekan biaya informasi
·         memperluas distribusi informasi
·         mempercepat proses pengambilan keputusan
·         memfasilitasi pekerja tingkat-bawah untuk membuat keputusan tanpa pengawasan dan meningkatkan efisiensi manajemen
·         Rentang pengendalian perusahaan juga akan meningkat

Pada organisasi postindustri, otoritas meningkat bergantung pada pengetahuan dan kompetensi. Jadi, bentuk menjadi ramping karena para pekerja professional cenderung berciri self-managing; dan pengambilan keputusan menjadi lebih terdessentralisasi sementara pengetahuan dan informasi semakin tersebar secara luas.
                Teknologi informasi mendorong jaringan task force organisasi dimana kelompok-kelompok professional bertemu baik langsung maupun melalui media elektronik untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Hal ini mengarah pada organisasi virtual, yaitu organisasi yang memanfaatkan jaringan untuk menghubungkan orang, asset, dan gagasan dalam menciptakan dan mendistribusikan produk dan layanan tanpa terbatasi oleh batasan-batsan tradisional organisasi atau lokasi fisik.

System informasi terkait dengan politik organisasi karena mempengaruhi akses ke sumber utama, yaitu informasi. System informasi berpotensi mengubah struktur, budaya, politik, dan kerja organisasi.  Alasan paling umum dari kegagalan proyek-proyek besar mengarah kepada hambatan perubahan politikal dan organisasional.



6.  KONSEP MANAJEMEN SISTEM INFORMASI
1. Konsep Dasar Sistem
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umu, yaitu :
1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur
2.Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.
3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

2. Konsep Dasar Informasi
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengabilan keputusan.

3. Konsep Manajemen Sistem Informasi
       Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
       Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.


7. Informasi
Informasi sudah merupakan sumber daya dan komoditi yang nilainya semakin meningkat dan yang dibutuhkan oleh pejabat (manajemen) untuk merencanakan dan mengontrol kegiatan organisasi secara efektif.  Kedudukan informasi sebagai sumber daya sama halnya dengan jenis sumber daya lain yang sering dikenal dengan 4 M (men, machine, material, money).  Bahkan informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir dalam tubuh organisasi dan menentukan kehidupan organisasi.  Dengan informasi sebuah sistem atau organisasi akan dapat menghindari proses keberakhiran yang biasa disebut entropy atau lebih tepatnya negentropy (Jogiyanto, 1999: 7-8).
Davis (1999a: 27-28) menyatakan bahwa informasi sering digunakan secara tidak tepat. Data mentah, data tersusun, dsb, kadang dikaitkan dan dianggap sebagai informasi.  Secara umum, informasi dalam konteks sistem informasi adalah "data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang."  Menurutnya, informasi memperkaya penyajian, mempunyai nilai kejutan, atau mengungkap sesuatu yang penerimanya tidak tahu atau tidak tersangka.  Dalam dunia yang tidak menentu, informasi  mengurangi ketidakpastian.  Ia mengubah kemungkinan-kemungkinan hasil yang diharapkan dalam sebuah situasi keputusan dan karena itu mempunyai nilai dalam proses keputusan.

Adapun data, sebagaiman dijelaskan Davis (1999a: 29),  yang merupakan bahan baku informasi adalah "kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda, dan sebagainya."  Data terbentuk dari karakter, yang dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *,$, dan /.  Data disusun untuk diolah dalam bentuk struktur data, struktur file, dan database.

Dalam praktek, rnaka antara informasi dan data, kedudukannya sangat relatif. Informasi yang diproduksi dari sekumpulan data, pada situasi tertentu yang baru serta mempunyai kekhususannya, dapat berubah menjadi data mentah yang masih perlu diproses kembali untuk menjadi informasi baru. Oleh karena itu maka sangat diperlukan adanya informasi tersebut. Dengan konsep yang ada, akan menjadi suatu kerangka acuan (frame of reference) yang akan digunakan untuk mengindentifikasikan data yang diperlukan.
Informasi sangat erat hubungannya dengan pengambilan keputusan (decision making). Dalam hubungan dengan pengambilan keputusan ini, maka Oxenfeldt (Riley, 1981: 5) mengemukakan bahwa informasi dapat berfungsi untuk: menggambarkan (to describe), men­jelaskan/menerangkan (to explain), memperkirakan (to predict), mengevaluasi (to evaluate) dan mengadakan pembaharuan (to innovate). lnformasi yang deskriptif membantu pimpinan untuk menentukan apakah sesuatu itu akan salah atau apakah kondisi lingkungan itu akan mengalami perubahan. Informasi yang menjelaskan akan sangat berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk menyusun atau merancang model. Dengan model yang ada, maka akan dapat memper­jelas apa yang dimaksudkan serta hubungan-hubungan yang ada. Infor­masi prediktif sangat membantu pimpinan untuk memprediksi dan mengestimasi keadaan pada masa yang akan datang dihubungkan dengan keadaan pada masa lampau. Informasi yang evaluatif memban­tu pimpinan untuk mengadakan evaluasi periodik mengenai performans serta aktivitas penting lainnya, baik yang nampak sekarang maupun yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Informasi yang ino­vatif adalah hal-hal yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan baru, rancangan-rancangan dan hipotesa-hipotesa yang dirasakan akan dapat membantu mempercepat usaha pengembangan dan pembangunan.
Di samping data dan informasi sebagai elemen entitas dari sistem informasi,  dewasa ini diperkenalkan juga dua konsep lainnya yakni pengetahuan dan kebijaksanaan. Pengetahuan adalah rangkaian informasi dan data, yang membentuk jaringan semantik di dalam ingatan seseorang.  Jaringan semantik tersebut bisa dibentuk oleh relasi logika atau intuisi berdasarkan pengalaman maupun proses belajar.  Dengan kata lain pengetahuan merupakan informasi ditambah pengolahan kesimpulan.  Bentuk umum dari pengetahuan adalah sekumpulan data tentang fakta dan aturan (prolog) tentang beberapa subyek tertentu.  Adapun kebijaksanaan (wisdom) adalah sifat dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, pemahaman, pengalaman, akal sehat dan wawasan yang dalam.  Data, informasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan (D-I-P-K) merupakan 4 elemen entitas dari sistem informasi (Witarto, 2004: 8 dst.; lihat juga Whitten et al., 2004: 23 & 57-60)
8. Manajemen
Sebagian pakar menyatakan bahwa manajemen adalah seni mencapai tujuan dengan menggunakan keahlian orang lain, sebagian lagi menyatakan manajemen adalah proses pencapaian tujuan melalui keahlian orang lain (Stoner, 1986; Atmodiwirio, 2000; Fattah, 2000).  Pemahaman manajemen sebagai seni menunjukkan bahwa aktivitas manajemen tidak bisa distrukturisasi dengan pasti karena berbagai macam keadaan yang tidak pasti (uncertainty) dan secara terus menerus mempengaruhi jalannya suatu organisasi.  Sedangkan konsep manajemen sebagai suatu proses menunjukkan bahwa aktivitas harus dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
Murdick et al. (1987:5-6) menyatakan bahwa manajemen terdiri dari proses atau kegiatan yang menjelaskan apa yang dilakukan manajer pada operasi organisasi mereka, yakni: merencanakan, mengorganisasikan, memprakarsai, dan mengendalikan operasi.  Keempat macam proses ini biasa pula disebut sebagai fungsi-fungsi manajemen.  Meskipun para ahli memberi rumusan yang berbeda mengenai hal ini (lihat Atmodiwirio, 2000; Fattah, 2000), tetapi secara umum fungsi-fungsi manajemen terdiri dari: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leadership), dan pengendalian (controlling).
Manajer dapat ditemukan pada berbagai tingkat di dalam organisasi.  Manajer pada puncak hirarki organisasi, seperti direktur dan para wakil direktur, sering disebut berada pada tingkat (level) perencanaan strategis (strategic planning level).  Istilah ini menunjukkan pengaruh atas keputusan-keputusan yang diambil pada seluruh organisasi selama beberapa tahun mendatang. Istilah eksekutif sering pula digunakan untuk menggambarkan manajer pada tingkat perencanaan strategis.  Manajer tingkat menengah mencakup manajer wilayah, direktur produk, dan kepala divisi.  Tingkat mereka dinamakan tingkat pengendalian manajemen (management control level) yang menyadari bahwa tanggung jawab mereka mengubah rencana menjadi tindakan dan memastikan agar tujuan tercapai.  Manajer tingkat bawah mencakup kepala departemen, penyelia (supervisor), dan pemimpin proyek, yang bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer di tingkat yang lebih tinggi.  Tingkat terendah ini disebut tingkat pengendalian operasional (operational control level), karena di sinilah operasi organisasi berlangsung. (McLeod, 2001: 7)
Manajer dapat pula ditemukan pada berbagai bidang fungsional organisasi, tempat berbagai sumber daya dipisahkan menurut pekerjaan yang dilakukan. Tiga bidang fungsional yang tradisional adalah pemasaran, manufaktur, dan keuangan.  Pembagian bidang fungsional dapat berkembang atau berubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tiap-tiap organisasi (lihat Witarto, 2004: 55-58).
Semua manajer, apapun tingkatan atau bidang fungsionalnya, melaksanakan fungsi-fungsi manajemen: perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, walau mungkin dengan penekanan yang berlainan.  Mengenai hal ini McLeod menggambarkannya dengan cukup jelas. (lihat McLeod, 2001: 9)
Terkait dengan SIM, Murdick dkk. (1987: 6) menyatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan persyaratan mendasar bagi tiap proses/fungsi manajemen tersebut.  Artinya, pada semua fungsi manajemen tersebut terjadi proses pengambilan keputusan. Peran SIM dalam hal ini—sebagaimana telah dikemukakan di atas—adalah  menyajikan informasi untuk pengambilan keputusan pada perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu organisasi dan menyajikan sinergi organisasi pada proses-proses tersebut.
Perlu juga dikemukakan bahwa penggunaan kata manajemen dalam SIM bukan berarti hanya manajer yang mengambil manfaat dan menjadi subyek SIM.  Kroenke (1989: 6) menyatakan bahwa selain manajer, pihak-pihak lain dalam organisasi atau dalam struktur dan desain organisasi adalah pelaku (subyek) SIM.  Hal sama dikemukakan McLeod (2001: 7) yang menyatakan bahwa selain manajer, non-manajer dan staf ahli juga menggunakan output SIM. Dari luar organisasi, pemegang saham, pelanggan/klien, dan pemerintah adalah juga pemakai sistem. Menurutnya, istilah SIM sebenarnya tidak memberikan gambaran yang menyeluruh.  SIM bukanlah suatu sistem untuk memproduksi informasi manajemen, melainkan informasi pemecahan masalah.  Oleh karena itu, Kroenke (1989: 6) menyatakan bahwa istilah organizational information systems (sistem informasi keorganisasian) adalah lebih tepat, sedangkan management information systems adalah sebuah konsep yang kurang jelas (an ill-defined concept).  Meskipun demikian, istilah sistem informasi manajemen (management information systems) sudah terlanjur terbangun dan diterima luas. Hal ini juga menunjukkan bahwa SIM berorientasi manajemen (management oriented) dan diarahkan oleh manajemen (management directed) (Anwar dkk: 1989:32).

10.  PERKEMBANGAN MANAJEMEN SISTEM INFORMASI
       Sesungguhnya, konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya komputer. Sebelum pertengahan abad ke-20, pada masa itu masih digunakan kartu punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi.
            Namun demikian para pengguna - khususnya dilingkungan perusahaan - masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasi akuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan data elektronik (PDE).
     Dalam tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang menggunakan silicon chip circuitry dengan kemampuan pemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasi komputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep sistem informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi computer adalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen.
            Ketika itu mulai terlihat jelas bahwa komputer mampu mengisi kesenjangan akan alat bantu yang mampu menyediakan informasi manajemen. Konsep SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapa perusahaan dan institusi pemerintah dengan skala besar seperti Departemen Keuangan khususnya untuk menangani pengelolaan anggaran, pembiayaan dan penerimaan negara.





BAB III
PENUTUP

Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan.
Upaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.
Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
·         Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
·         Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
·         Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
·         Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
·         Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
·         Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
·        
15

Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
·         Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
·         Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.





DAFTAR PUSTAKA

Anwar, I. dkk. (1982). Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Pembangunan Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Atmodiwirio, S. (2000).  Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta:  P.T. Ardadizya Jaya.

Davis, G.B. (1999).  Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen: Bagian I Pengantar (terjemahan). Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Fattah, N. (2000). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Ibrahim, R.M.S. (2004). Penelitian Bidang Sistem Informasi Managemen di Indonesia (SIMDI): Quo Vadis?[Online]. Tersedia: http://rms46.vlsm.org/2/114.pdf. [6 Januari 2005].

Jogiyanto, HM. (1999). Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur, Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI.

Kroenke, D. (1989).  Management Information Systems. (International Ed.). Singapore: McGraw-Hill.

Laudon, K.C. and Laudon, J.P. (2005). Essential of Management Information Systems: Managing the Digital Firm. (sixth ed.). New Jersey: Pearson Prentice Hall.

McLeod Jr., R. (2001a).  Sistem Informasi Manjemen  Jilid 1. (seventh ed.) (terjemahan). Jakarta: PT. Prenhallindo.

Murdick, R.G., Ross, J.E, and Clagget, J.R. (1987). Information Systems for Modern Management. (third ed.).  New Delhi: Prentice Hall of India.

Scott, G.M. (2004). Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen (terjemahan). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Stoner, J.A.F. (1986).  Manajemen. (terjemahan). Jakarta: Intermedia

Whitten, J.L., Bentley, L.D. and Dittman, K.C. (2004). Metode Desain dan Analisis Sistem. (sixth ed.).(terjemahan). Yogyakarta: Andi

Witarto. (2004).  Memahami Sistem Informasi: Pendekatan Praktis Rekayasa Sistem Informasi melalui Kasus-kasus Sistem Informasi di Sekitar Kita. Bandung: Informatika.
Konsep Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (1)
•PDF•
•Print•
•E-mail•

•Written by Naguib Sulaimana•   
••Monday•, 22 •August• 2011 10:57•
Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM) atau Sistem Informasi kadangkala direduksi menjadi sekedar sebuah aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola data dan informasi sebuah organisasi.  Padahal sebenarnya,  perangkat lunak dalam sebuah sistem informasi hanyalah salah satu komponen sistem disamping komponen lainnya, mis: manusia, perangkat keras, prosedur dll.  Sampai saat ini, belum ada kesepakatan mengenai definisi SIM. Di samping itu adalah satu hal yang sulit untuk menyatakan secara tepat apa yang disebut sebagai sistem informasi manajemen.  Penyebabnya antara lain karena elemen-elemen sistem, terutama teknologi, senantiasa berubah dengan cepat dari waktu ke waktu. Jenis dukungan yang ditawarkan teknologi kepada SIM, serta aplikasi yang ada di dalamnya bervariasi antara satu sistem dengan sistem yang lain dan terus berubah.
Sistem informasi manajemen pendidikan (SIMDIK) sebenarnya adalah hasil penerapan konsep sistem informasi manajemen (SIM) dalam organisasi pendidikan.  Dengan demikian, perbedaan pendapat terhadap definisi konsep SIM juga  berimplikasi pada definisi SIMDIK.  Untuk memahami konsep SIM, diperlukan juga pemahaman terhadap perkembangan konsep itu sendiri dari waktu ke waktu.
Sistem informasi manajemen merupakan pengembangan dari konsep sistem pengolahan  data elektronik (electronic data processing/EDP), biasa juga disebut sebagai sistem pengolahan transaksi (transactions processing system/TPS), yang telah diterapkan sejak tahun 1950-an pada organisasi bisnis.  Mulai tahun 1960-an, dengan adanya pengaruh dari perkembangan teknologi dan cara penggunaan komputer, konsep SIM mulai diperkenalkan. Kalau konsep EDP fokus pada data (transaksi) dengan penekanan lebih banyak ke masalah bagaimana mempercepat pengolahan data dan meningkatkan akurasi, maka konsep SIM fokus pada informasi dengan penekanan lebih banyak pada kualitas informasi.  Pada perkembangan selanjutnya konsep SIM lebih disempurnakan dengan munculnya konsep-konsep baru, yaitu: sistem pendukung keputusan (decision support system/DSS), sistem otomatisasi perkantoran,  sistem informasi eksekutif (executive information system/EIS), sistem ahli (expert system), sistem berbasis pengetahuan, serta sistem komunikasi dan kolaborasi.

Dengan adanya perkembangan konsep sebagaimana di atas, maka sampai saat ini belum ada kesepakatan para ahli mengenai pengertian sistem informasi manajemen, hubungan dan pengklasifikasian konsep SIM dalam kaitannya dengan konsep-konsep lain tersebut, bahkan dalam penggunaan istilah itu sendiri (misalnya sebagai disiplin akademik dan fungsi organisasi) (lihat Davis, 1991: 4).  Sebagian ahli mendefinisikan sistem informasi manajemen (SIM) mencakup sistem-sistem lainnya (EDP, DSS, EIS,dst.)  misalnya:
a.  George M. Scott:
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. (Uraian selanjutnya lihat Scott, 2004: 100-104)
b.  Murdick dkk. (1987: 15) menyatakan definisi sistem informasi manajemen sebagai berikut:
"A group of people, a set of manuals, and data processing equipment (a set of elements) select, store, process, and retrieve data (operate on data and matter) to reduce the uncertainty in decision-making (seek a common goal) by yielding information for managers at the time they can most efficiently use it (yield information in a time reference)."

Lebih lanjut Murdick dkk. menyatakan bahwa definisi SIM mencakup sistem pendukung keputusan (DSS), dengan kata lain SIM merupakan superset dari DSS.  DSS adalah langkah evolusi berikutnya setelah SIM (saat Murdick dkk. menerbitkan bukunya pada tahun 1984, konsep lain yang muncul setelah DSS belum dikenal). Lebih lanjut mereka menyatakan sebagai berikut:
1) SIM menunjang pengambilan keputusan pada lingkungan permasalahan terstruktur maupun yang tidak terstruktur. 
2) SIM menunjang pengambilan keputusan pada semua tingkat organisasi.  (Bandingkan K.C. Laudon dan J.P. Laudon, 2005: 45)
3) SIM dimaksudkan untuk "dianyam" psfs "tenunan" organisasi dan bukan sesuatu yang berdiri sendiri.
4)  SIM menunjang semua aspek pada proses pengambilan keputusan.
5) SIM terdiri dari orang, komputer, prosedur, database, fasilitas bertanya interaktif (Bandingkan K.C. Laudon dan J.P. Laudon, 2005: 45), dan sebagainya. Semua dimaksudkan agar evolusioner/adaptif dan mudah bagi orang untuk menggunakannya. (Murdick et al, 1987: 7)
c. Davis (1991: 7) memperbaharui definisi sistem informasi manajemen yang pernah dikemukakan sebelumnya, sebagai berikut:
"The system is an integrated, user-machine system providing information and information processing to support the strategy, operations, management, analysis, and decision making functions in an organization.  The system uses information technology, manual procedures, models, and knowledge bases and databases.  Applications may improve operational efficiency, improve and innovate functions, or restructure business systems. (Bandingkan dengan Davis and Olson, 1984: 6)
Davis (1999: 3) juga menyatakan bahwa sistem informasi manajemen adalah sebuah konsep dan suatu orientasi ke arah mana menujunya sebuah rancangan sistem informasi, dan bukan merupakan keadaan mutlak.  Yang paling penting adalah sampai batas mana sebuah sistem informasi menerapkan orientasi SIM, atau mendukung fungsi manajemen sebuah organisasi.  Jawabannya berkisar pada taraf mana dan bukan sekedar "ya" atau "tidak". Dengan kata lain, sistem informasi manajemen bisa saja dibahas tanpa mengaitkannya dengan penerapan komputerisasi. Keberadaan suatu sistem informasi manajemen juga tidak bisa diukur berdasarkan kerumitan dan kemutakhiran model analitis dan pengambilan keputusannya atau apakah tersedia jawaban seketika (online) dst.

Pandangan-pandangan seperti di atas merupakan definisi sistem informasi manajemen (SIM) dalam arti luas.  Sistem informasi manajemen dalam hal ini mencakup seluruh tipe atau aplikasi atau sub sistem informasi yang ada dalam suatu organisasi. SIM lebih dianggap sebagai sistem terpadu (integrated system) ketimbang sebagai total system. Definisi sistem informasi manajemen (SIM) demikian ini, sejajar/sama (bukan subset) dengan  istilah sistem informasi berbasis komputer (CBIS) yang dikemukakan oleh McLeod (2001: 4) atau dengan istilah sistem informasi (Whitten dkk., 2004; Laudon dan Laudon, 2005).

Di samping pandangan di atas, sebagian pakar sistem informasi lainnya mendefinisikan sistem informasi manajemen dalam arti sempit dan khusus.  Secara umum, mereka tidak menyamakan atau menyejajarkan istilah sistem informasi manajemen dengan istilah sistem informasi atau sistem informasi berbasis komputer.  Dalam hal ini, SIM dianggap sebagai salah satu tipe/aplikasi/sub dari  sistem informasi yang ada dalam organisasi (McLeod, 2001; Whitten dkk., 2004; Laudon dan Laudon, 2005). bersambung ke bagian 2.


Referensi:
1.  Davis, G.B. (1991).The Emergence of Information Systems as Business Function and Academic Discipline. Dalam Working Paper Series MISRC University of Minnesota. [Online]. Tersedia: http://www.misrc.umn.edu/workingpapers/fullpapers/1992/9201.pdf [12 Maret 2008]
2.  -------. (1999). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen: Bagian I Pengantar (terjemahan). Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.
3.  ------- and Olson, M.H. (1984). Management Information Systems: Conceptual, Foundation, Structure, and Development. Singapore: McGraw Hill.
4.  Laudon, K.C. and Laudon, J.P. (2005). Essential of Management Information Systems: Managing the Digital Firm. (sixth ed.). New Jersey: Pearson Prentice Hall.
5.  McLeod Jr., R. (2001). Sistem Informasi Manjemen Jilid 1. (seventh ed.) (terjemahan). Jakarta: PT. Prenhallindo.
6.  Murdick, R.G., Ross, J.E, and Clagget, J.R. (1987). Information Systems for Modern Management. (third ed.). New Delhi: Prentice Hall of India.
7.  Scott, G.M. (2004). Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen (terjemahan). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
8.  Whitten, J.L., Bentley, L.D. and Dittman, K.C. (2004). Metode Desain dan Analisis Sistem. (sixth ed.).(terjemahan). Yogyakarta: Andi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar