Membendung
Pemahaman dan Aliran Sesat
Oleh: Ust.
Sumanto, M. Pd.I
اَلْحَمْدُ
للهِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا
مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ
وَمَوَّالَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ
بَعْدَهُ.
اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ
دَعَا بِدَعْوَتِهِ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ
اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
وَقَالَ
اللهُ تَعَالَى فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ،
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ :يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (آل عمران: 102).
وَأَنَّ هٰذَا صِرٰطِى مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا
تَتَّبِعُوا۟ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذٰلِكُمْ وَصَّٮٰكُم
بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿الأنعام:١٥٣
Hadirin Jama’ah Jumat yang
dirahmati Allah, Di dalam surah Al An’am Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنَّ هٰذَا صِرٰطِى مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا
تَتَّبِعُوا۟ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذٰلِكُمْ وَصَّٮٰكُم
بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿الأنعام:١٥٣
Artinya: “dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang
lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An’am: 153)
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam ketika beliau menjelaskan ayat ini di depan
sahabat-sahabat beliau, Rasulullah menggaris dengan telunjuk beliau di atas
tanah sebuah garis lurus sambil membaca ayat tersebut: “Sesungguhnya ini adalah
jalanku yang lurus maka ikutilah jalan yang lurus tersebut”.
Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menggaris lagi beberapa garis disamping kiri dan kanan dari
garis yang lurus tadi dengan jari telunjuk beliau sambil membaca: …وَلَا تَتَّبِعُوا۟ السُّبُلَ janganlah kalian mengikuti jalan-jalan yang lain ini karena kalian akan
bercerai berai dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lurus
tadi.
Hadirin yang dirahmati
Allah…
Dari ayat ini dan penjelasan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap ayat ini
kepada sahabat-sahabat beliau menunjukkan bahwa jalan kebenaran hanya satu,
sedangkan jalan kebatilan dan kesesatan banyak dan berbilang. “Wa anna hadza
shiratii mustaqimaa”, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengawali
ayat ini dengan kata “anna” yang dalam Bahasa Arab disebut sebagai huruf nasab dan tahqiq untuk
mempertegas bahwa sama sekali jalan kebenaran, jalan lurus adalah yang
ditunjukkan oleh nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jalan kebenaran hanya Islam yang dasarnya adalah al-Qur’an dan Sunnah beliau.
Kemudian disebutkan “shirati mustaqimaa” disamping dia
dipertegas dengan huruf “wa anna” kata-kata “shirat” itu
adalah isim mufrad, bentuk tunggal. Shiratun-shirathaani-shurut,
kalau banyak jalan disebut “shurut”. Dan Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan isim mufrad “shirat-shirati”
sama dengan apa yang kita baca dalam surah Al Fathihah “idhinas shirathal
mustaqim” menunjukkan bahwasanya jalan kebenaran hanya satu yang
dasarnya adalah al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Dan itu dipertegas dengan dalil-dalil yang lain termasuk dari
penjelasan nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallamketika
beliau memprediksi perpecahan yang akan terjadi setelah beliau meninggal dunia.
“Sesungguhnya siapa yang masih hidup di antara kalian sepeninggalku,
maka ia akan melihat perselisihan (perpecahan) yang banyak…” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi).
Dan dalam hadits beliau yang lain
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ
سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ
وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ
“Sesungguhnya ummat ini akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 di
dalam Neraka dan satu yang didalam Surga..” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Inilah yang menjadi salah satu
dalil dari nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bahwasanya thariqul
haq atau jalan kebenaran hanya satu. Sementara jalan kebatilan, jalan
kesesatan, jalan kebinasaan berbilang dan begitu banyak. Dari penjelasan nabi
kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan bahwa
kelompok sesat itu begitu banyak termasuk di dalam isyarat ayat tadi kata
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan “wa la tattabius
subul” janganlah kamu mengikuti subul. “Subul” itu jamak
daripada “sabil”, “Sabilun-sabilani-subul”. Menunjukkan bahwa
jalan kesesatan,jalan kebinasaan, jalan kebatilan berbilang dan banyak.
Hadirin yang dirahmati Allah…
Jalan kebenaran yang disebutkan
oleh nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya oleh
sahabat maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan
jawaban, “ma ana ‘alaihi was shahabah”, apa yang aku berjalan di atasnya
bersama dengan sahabat-sahabatku. Berarti jalan kebenaran adalah apa yang
ditinggalkan dan diwariskan oleh nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada
kita dan itu terjaga, alhamdulillah, sampai saat ini. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berwasiat :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ
شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدَهُمَا كِتَابُ اللهِ وَسُنَّتِيْ
“Saya tinggalkan pada kalian dua perkara, yang kalian tidak akan
sesat di belakang keduanya, (yaitu) kitab Allah dan Sunnahku.” (HR. Malik dan
Al-Hakim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan kepada kita agama yang haq
begitu terangnya dan begitu jelasnya jalan kebenaran yang ditinggalkan nabi
kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita.
Rasulullah meninggalkan kepada kita agama begitu jelas, begitu terang. Saking
terang dan jelasnya malamnya sama dengan siangnya tidak ada yang berpaling dari
agama yang jelas yang ditinggalkan nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali
dia termasuk orang-orang yang binasa dan orang-orang yang merugi.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam ketika menjelaskan perpecahan dan pertikaian yang
terjadi setelah beliau meninggal dunia maka beliau juga berwasiat dengan
berpesan pada kita sebagai jalan keselamatan beliau mengatakan,
فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء
المهديين الراشدين، تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور فإن
كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
“Maka hendaknya kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafa’
Ar rasyidin yang telah mendapat petunjuk lagi bijak. Berpegang eratlah kalian
dengannya, dan gigitlah dengan geraham kalian. Jauhilah oleh kalian
urusan-urusan yang diada-adakan, karena setiap urusan yang diada-adakan ialah
bid’ah, dan setiap bid’ah ialah sesat“. (HR. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmizy, Ibnu
Majah, Al Hakim, dan lainnya.)
Hadirin yang dirahmati Allah…
Apa yang disinyalir dalam ayat
Allah Subhanahu wa Ta’ala tadi dan penjelasan nabi kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beberapa hadits
beliau hendaknya menjadi perhatian kita secara serius. Betapa tidak, kita
berada di satu zaman dimana pendapat, paham bahkan aliran yang menyimpang dari
apa yang diwariskan oleh nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam begitu banyak. Di negeri kita ini, yang penduduknya mayoritas
dari kaum muslimin ternyata berkembang begitu pesat aliran-aliran dan paham
yang menyimpang. Bahkan dalam persoalan-persoalan yang termasuk musallamat,
masalah yang telah selesai dibahas oleh al-Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dan juga oleh para ulama kita dari zaman Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam sampai hari ini lalu kemudian diselisihi oleh
sebagian orang ternyata direstui oleh kaum muslimin.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
إِنَّ الدِّينَ عِندَ
اللَّـهِ الْإِسْلٰمُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai)
disisi Allah hanyalah Islam…” (Qs. Ali Imran: 19)
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ
الْإِسْلٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ
الْخٰسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi.” (QS. Ali Imrah: 85)
Persoalan yang sudah jelas sekali
di dalam ayat ini bahwa Islam adalah satu-satunya sistem hidup yang diterima
oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Dan dalah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih juga disebutkan,
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ
بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا
نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا
كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak seorang pun
dari umat ini yakni Yahudi dan Nashrani yang telah mendengar (kedatangan)ku,
kemudian sampai matinya dia tidak beriman dengan kerasulanku, melainkan dia
termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim)
Banyak dalil-dalil yang shahih yang
menerangkan hal tersebut, lalu hari ini kita mendengarkan pernyataan
orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai professor dan doktor agama mengatakan
bahwa nasrani juga benar, yahudi juga benar.
Di antara contoh berikutnya,
hadirin yang sama berbahagia ialah persoalan yang sudah baku dan jelas dalilnya
dalam al-Qur’an bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
nabi yang terakhir.
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ
أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلٰكِن رَّسُولَ اللَّـهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّۦنَ ۗ
وَكَانَ اللَّـهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di
antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Qs. Al-Ahzab : 40)
Dan di dalam hadits
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu banyak
menjelaskan tentang khatbun nubuwah, bahwa beliau adalah penutup
semua nabi dan semua rasul, diantaranya beliau mengatakan,
“Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan
ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (HR. Tirmidzi)
Dalil-dalil yang faqiyatuts
tsubut dan faqiyatud dhalala, seperti ini dengan
tegas tapi ternyata ketika di zaman kita ini ada yang mengklaim dirinya sebagai
nabi yang terakhir diikuti oleh kaum muslimin.
Hadirin yang dirahmati Allah…
Semuanya kita tahu bagaimana Mirza
Ghulam Ahmad yang lahir di India, yang mengklaim dirinya sebagai nabi yang
terakhir lalu kemudian mengembangkan paham dan ajarannya ini ternyata direspon
oleh kaum muslimin hampir di seluruh dunia bahkan di tempat kita pada hari ini.
Karenanya, hendaknya kita prihatin, kita selama ini hanya bangga bahwa kita
adalah mayoritas mutlak di negeri ini tapi ternyata tidak ada nilainya, menjadi
sasaran empuk dari seluruh aliran sesat dan paham yang menyimpang.
Mungkin ada yang bertanya kenapa
negeri kita ini adalah negeri yang subur penyebaran aliran sesat dan paham yang
menyimpang. Paling tidak ada dua penyebabnya. Yang pertama tingkat keawaman
kaum muslimin pada agamanya sangat tinggi. Awamnya kaum muslimin terhadap
Islam, awamnya kaum muslimin terhadap al-Qur’an yang menjadi sumber dan
perwujudan pada Islam yang merupakan warisan dari nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat tinggi. Mari kita
menginstropeksi diri kita sejauh mana kita berinteraksi dengan al-Qur’an ini.
Berapa waktu yang kita sisihkan untuk kita duduk bersama dengan al-Qur’an.
Untuk kita baca al-Qur’an, untuk kita kaji al-Qur’an, untuk kita baca al-Qur’an
dan berapa persen dari kaum muslimin di Indonesia yang tadi kita mengatakan
penduduknya mayoritas mutlak kaum muslimin, berapa persen diantara mereka yang
akrab dengan al-Qur’an. Ketika kita awam dengan al-Qur’an, tidak paham
al-Qur’an maka di saat itulah kita akan menjadi sasaran empuk penyebaran aliran
dan paham yang menyimpang dari agama yang diwariskan nabi kita Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Hadirin yang dirahmati Allah…
Al-Qur’an ini adalah al-Furqon, membedakan
antara yang haq dan bathil. Bagaimana kita bisa membedakan yang ini benar dan
yang salah, pendapat yang ini haq dan yang ini bathil ketika kita tidak
memahami al-Qur’an ini. Umat Islam tatkala mereka meninggalkan dan menjauhi
agamanya, meninggalkan al-Qur’annya maka mereka akan awam dengan agama tersebut
dan mereka akan menjadi sasaran yang empuk penyebaran aliran dan paham yang
menyimpang.
Faktor yang kedua atau sebab yang
kedua kenapa negeri kita ini adalah negeri yang sangat subur penyebaran aliran
yang sesat karena pemerintah kita kurang serius menindaki seluruh paham dan
seluruh aliran yang menyimpang dari agama Islam yang benar. Diberikannya
kebebasan setiap orang untuk mengacak-acak dan menodai Islam ini. Sehingga
wajar di sana sini kita dengarkan ada pendapat baru, ada paham baru dan
berkembang di dunia kaum muslimin tapi tidak ditindaki oleh pemerintah kita
ini. Mungkin karena berprinsip bahwa negara kita ini menganut paham demokrasi
dan memberikan kebebasan kepada setiap pemeluknya untuk memeluk agama. Betul
para hadirin, bahkan dalam undang-undang 45 pasal 29 disebutkan seperti itu
bahwa negara memberikan kebebasan kepada penduduknya untuk memeluk agama. Akan
tetapi sekali lagi tidak ada jaminan dan tidak ada undang-undang yang mengatur
kepada siapa yang ingin mengutak-atik dan ingin menodai kesucian dan kehormatan
daripada agama Islam yang dasarnya al-Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Karenanya ini menjadi tanggung
jawab kita semua tanpa kecuali untuk bagaimana bisa membendung aliran dan paham
yang sesat yang berkembang di negeri kita ini seperti jamur di musim hujan.
Karena kalau tidak kita akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala nanti
di hari kemudian.
أقول قولي هذا و أستغفر الله
لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
الخطبة الثانية
الحمدلله رب العالمين حمدا كثيرا
كما امراشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له ادغاما لمن جهد به وكفر واشهد ان
سيدنا محمدا عبده ورسوله سيد الخلائق والبشر اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد
وعلى اله وصحبه الاخيار. امابعد...
فيا عباد الله اتقوا الله ماستطعتم
وسارعوا الى مغفرة رب العالمين واعلموا ان الله سبحانه وتعالى امركم بامر بدأ فيه
بنفسه و ثنى بملائكته المسبحة بقدسه. فقال تعالى فى كتابه الكريم ان الله وملائكته
يصلون على النبي ياايها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل وسلم وبارك
على سيدنا محمد سيد المرسلين وعلى اله واصحابه وقرابته وازواجه وذريته اجمعين وارض
اللهم على اربعة الخلفاء الراشدين سيدنا ابى بكر وعمر وعثمان وعلى وعلى بقية
الصحابة والتابعين وتابع التابعين ومن تبعهم باحسان الى يوم الدين وعلينا معهم
برحمتك يا ارحم الراحمين. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات و المؤمنين والمؤمنات
الاحياء منهم والاموات انك سميع قريب مجيب الدعوات ياقاضي الحاجات اللهم اصلح امة
محمد صلى الله عليه وسلم وفرج عن امة محمد صلى الله عليه وسلم وارحم امة محمد صلى
الله عليه وسلم واغفر امة محمد صلى الله عليه وسلم
عباد الله ان الله يأمر بالعدل
والاحسان وايتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون
فاذكروا الله العظيم يذكركم وادعوه يستجب لكم ولذكر الله اكبر
Khutbah Kedua
الحمد لله على إحسانه و الشكر له على توفيقه و
امتنانه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه و أشهد أن محمدا
عبده و رسوله الداعي إلى رضوانه. اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و
أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.
Hadirin yang sama berbahagia…,
Ada beberapa upaya yang kita harus
lakukan untuk membendung penyebaran aliran dan paham yang sesat. Yang pertama
adalah hendaknya setiap kita diantara kaum muslimin ada upaya dan usaha untuk
mempelajari al-Qur’an ini. Mari kita sisihkan waktu kita untuk bisa
berinteraksi dengan al-Qur’an dengan akrab. Paling tidak, mari kita menghadiri
pengajian-pengajian, taklim-taklim, tarbiyah-tarbiyah yang di dalamnya menjadi
sarana untuk bisa memahami al-Qur’an ini dan kita tidak menjadi awam terhadap
al-Qur’an yang menyebabkan kita menjadi sasaran empuk penyebaran aliran dan
paham yang sesat tadi.
Yang kedua, mari kita mengambil
peran di dalam dakwah dan penyebaran Islam ini tanpa kecuali. Karena dakwah
merupakan kewajiban terhadap kaum muslimin secara keseluruhan tanpa kecuali.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَلِّغُوْا عَنيِّ وَلَوْ آيَةٍ
“Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.”
(HR. Bukhari),
Seluruh kaum muslimin tanpa kecuali
hendaknya mengambil bahagian yang jelas, proaktif di dalam mengajak orang lain,
membimbing orang lain dan memberikan pencerahan orang lain terhadap Islam ini
agar kemudian mereka mengerti dan memahami Islam ini agar kemudian aliran sesat
tidak mendapatkan tempat di negeri kita ini.
Dengan usaha yang maksimal dan
usaha yang sungguh-sungguh insya Allah kita bisa membendung aliran dan paham
yang begitu marak dan banyak tersebar di tengah-tengah kaum muslimin di negeri
kita hari ini.
Mari kita bersalawat kepada nabi
kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang
diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam al-Qur’an
dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam
haditsnya,
أَكْثِرُوا الصَّلاَةَ عَلَيَّ يَوْمَ
الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ عَشْرًا.
“Perbanyaklah kalian membaca shalawat
kepadaku pada hari dan malam Jum’at, barangsiapa yang bershalawat kepadaku
sekali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Baihaqi)
semoga Allah memberikan HidayahNya kepada kita semua.
BalasHapus