Lima Bencana yang akan Menimpa
Manusia
Oleh: Ust. Sumanto, M. Pd.I
اَلْحَمْدُ
للهِ الّذِىْ اَكْرَمَ مَنِ اتَّقَى بِمَحَبَّتِهِ, وَاَوْعَدَ مَنْ خَالَفَهُ
بِغَضَبِهِ وَعَذَابِهِ,
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَنَّ
سَيْدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَرْسَلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ
الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلى الدِّيْنِ كُلِّهِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ وَخَيْرِ خَلْقِهِ, وَعَلَى
الِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِى سَبِيْلِهِ. اما بعد :
فَيَااَيُّهَاالنَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ
وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Ma’asyiral
muslimin, sidang Jum’at yang berbahagia.
Selanjutnya
pada kesempatan khotbah Jum’at hari ini khotib berwasiat, hendaknya kita
bersama-sama sejenak bermuhasabah untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada
Allah Ta’ala, taqwa dalam arti yang sebenar-benarnya, yaitu dengan menumbuhkan
rasa takut kepada siksa dan adzab Allah, menjalan-kan semua perintahNya serta
menjauhi semua laranganNya.
Ma’asyiral muslimin, sidang Jum’at yang berbahagia.
Ma’asyiral muslimin, sidang Jum’at yang berbahagia.
Pada saat ini bangsa kita
sedang diuji oleh Allah Swt
dalam bentuk bencana. Mulai dari banjir yang menggenangi beberapa daerah jawa dan sumatera, gempa
bumi, gunung meletus, angin
puting beliung, longsor, kecelakaan transportasi baik udara, laut maupun darat,
dan masih banyak lagi yang lainnya. Ada banyak hal yang patut kita cermati dari
berbagai ujian, bencana dan malapetaka yang menimpa negeri kita saat ini. Dalam
Al-Qur’an, sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengingatkan kepada kita bahwa adzab
dan siksa Allah tidak khusus hanya menimpa orang-orang zhalim di antara kita.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
واتقوا فتنة لا تصيبن الذين ظلموا منكم خاصة، واعلموا أن الله شديد العقاب (الأنفال:٢٥)
Yang artinya: “Dan peliharalah dirimu dari siksa yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaNya” (AS. An-Anfal: 25).
Dalam perspektif islam, sebuah bencana dapat dilihat ke dalam 3 kategori. Pertama, bencana sbagai ujian bagi orang-orang beriman, kedua, bencana sebagai teguran, dan ketiga, bencana sebagai adzab terhadap orang-orang kafir atau orang yang ingkar terhadap kebenaran.
Ma’asyirol muslimin … sidang Jum’at yang berbahagia.
Dalam sebuah
hadits shohih, Imam Ibnu Majah meriwayatkan bahwa akan ada lima bencana yang
akan menimpa umat ini. Dari Abdullah bin Umar bin Khaththab ia berkata: “Aku
adalah salah seorang dari sepuluh keluarga muhajirin yang berada di rumah
kediaman Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, lalu beliau menghadapkan
wajahnya kepada kami:”Wahai kaum Muhajirin!! sesungguhnya ada lima perkara dan
aku berlindung kepada Allah agar kalian tidak menemuinya.
Pertama bahwa bila kemaksiatan dan
kemungkaran terjadi pada suatu kaum dengan terang-terangan, perjudian yang
semakin merajalela, pelacuran, prostitusi dan perzinaan serta kasus-kasus
perkosaan yang hampir setiap hari menghiasi halaman surat kabar, maka sungguh Allah
akan menimpakan kepada penduduk negeri tersebut bencana dengan wabah penyakit
(tho’un) yang tidak akan pernah ada obatnya dan tidak pernah dialami oleh
umat-umat seblumnya. Penyakit Aids yang ditemukan pada penghujung tahun 1980
adalah bukti siksa Allah atas penyimpangan moral yang dilakukan manusia. Di
dalam Konfrensi AIDS sedunia di Amsterdam, Prof. Dr. J. Man mengatakan bahwa
penyakit Aids dapat menularkan tiga penderita dalam satu menit, dan pada dekade
tahun 2000-an, penderita Aids mencapai 110 juta jiwa, yang berarti satu di
antara lima puluh penduduk dunia dinyatakan positif mengidap menyakit tersebut,
sedangkan 65% penderitanya adalah anak-anak remaja (ABG). Adapun penularannya
90% adalah melalui hubungan badan di luar nikah, pelacuran dan prostitusi, dan
yang sejenisnya. Oleh karena itu ananda sekalian berhati-hatilah dalam bergaul,
carilah teman yang baik, teman yang berakhlak, teman yang bisa membawa kita
kepada ketaatan dan kebaikan, teman yang selalu memberi nasehat, teman yang
selalu mengingatkan kita dikala kita berada dijalan yang salah,
Kedua, Tidaklah
suatu kaum mengurangi takaran dan timbangannya niscaya mereka akan ditimpa
dengan tandusnya tanah, paceklik sepanjang tahun serta berkuasanya
penguasa-penguasa yang zhalim. Dalam hal ini Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam mengingatkan bahwa bila suatu kaum telah mengurangi takaran dan
timbangannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada kaum tersebut dengan bencana
berupa paceklik sepanjang tahun, serta berkuasanya pemimpin-pemimpin yang bengis
dan bejat moralnya (diktator), pemimpin-pemimpin yang akan menindas bangsanya
sendiri.
Ketiga, Tidaklah
suatu kaum yang enggan mengeluarkan zakat malnya, baik para petani, pedagang,
pengusaha dan orang-orang berkewajiban mengeluarkan zakatnya, kemudian mereka
tidak mengeluarkannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada mereka siksa dan
malapetaka dengan tidak diturunkannya hujan dari langit, dan bila karena tidak
ada binatang ternak, niscaya Allah tidak akan menurunkan hujan selama-lamanya,
maknanya bahwa Allah lebih mencintai binatang-binatang ternak dibandingkan
orang-orang berharta namun tidak mengeluarkan zakat hartanya.
Keempat, Dan
tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara mereka dengan Allah dan RasulNya
melainkan Allah akan mendatangkan musuh-musuh yang bukan dari golongan mereka,
lalu merampas sebagian harta yang ada di tangan mereka.
Ma’ashiral muslimin sidang Jum’at yang berbahagia.
Selanjutnya
yang Kelima: Bahwa sungguh tidaklah suatu kaum, dimana
pemimpin-pemimpin mereka, imam-imam mereka sudah tidak tunduk dan berhukum
dengan Kitabullah Al-Qur’an, maka Allah akan mengadzab mereka dengan
kesengsaraan dan perpecahan di antara mereka.
Ma’asyiral Muslimin … Sidang Jum’at yang berbahagia.
Bila kita
mencermati lebih dalam sesungguhnya banyak ayat Al-Qur’an yang mengisahkan
tentang dibinasakannya umat-umat terdahulu sebagai ibroh (pelajaran) bagi umat
yang datang kemudian. Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dari setiap
persitiwa yang terjadi. Amin
بَارَكَ اللهُ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعِنْي وَإِيَّاكُمْ بِالآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ هُوَ الَّسِمْيُع اْلعَلِيْمُ، فَاسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى اَمَرَنَا بِالاتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ
بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَّ ِالهَ ِالاَّ للهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ اِيَّاهُ نَعْبُدُ وَاِيَّاهُ نَسْتَعِيْنَ, وَاَشْهَدُ اَنَّ
مُحَمّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ.
اَلّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ علَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَالله اِتَّقُ اللهَ
تَعَالَى رَبَّ الْعَالمَيْنَ. وَسَارِعُوْ اِلى مَغْفِرَةِ اللهِ الْكَرِيْمِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَلَى بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ
وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ فَقَالَى فِى كِتَابِهِ
الْعَزِيْز. اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتِهِ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يَااَيُّهَا
الَّذِيْنَ اَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَلّلهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلاْحْيَاءِ مِنْهُمُ اْلاَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُّجِيْبُ
الدَّعْوَاتِ رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَهً
وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَالله, اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانَ
وَاِيْتَائِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرْ وَالْبَغْي
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهَ اَكْبَرَ
وَاللهُ يَعْلَمُ مَا يَصْنَعُوْنَ اَقِيْمُوا الصَّلوةَ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar